Revolusi itu bukan sebuah ide yang luar biasa, dan istimewa, serta bukan lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa. Kecakapan dan sifat luar biasa dari seseorang dalam membangun revolusi, melaksanakan atau memimpinnya menuju kemenangan, tak dapat diciptakan dengan otaknya sendiri. Sebuah revolusi disebabkan oleh pergaulan hidup, suatu akibat tertentu dari tindakan-tindakan masyarakat.
Atau dalam kata-kata yang dinamis, dia adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang timbul dari pertentangan kelas yang kian hari kian tajam. Ketajaman pertentangan yang menimbulkan pertempuran itu ditentukan oleh pelbagai macam faktor: ekonomi, sosial, politik, dan psikologis.
Semakin besar kekayaan pada satu pihak semakin beratlah kesengsaraan dan perbudakan di lain pihak. Pendeknya semakin besar jurang antara kelas yang memerintah dengan kelas yang diperintah semakin besarlah hantu revolusi.
Tujuan sebuah revolusi ialah menentukan kelas mana yang akan memegang kekuasaan negeri, politik dan ekonomi, dan revolusi itu dijalankan dengan "kekerasan".
Di atas bangkai yang lama berdirilah satu kekuasaan baru yang menang.
Demikianlah, masyarakat feodal didorong oleh masyarakat kapitalistis dan
yang disebut lebih akhir ini sekarang berjuang mati-matian dengan
masyarakat buruh yang bertujuan mencapai "satu masyarakat komunis yang
tidak mempunyai kelas", lain halnya jika semua manusia yang ada sekarang
musnah sama sekali tentulah terjadi proses : werden undvergehen, yakni
perjuangan kelas terus-menerus hingga tercapai pergaulan hidup yang
tidak mengenal kelas (menurut paham Karl Marx).
Kutipan Tan Malaka dalam pengantar buku "Massa Aksi" yang ditulis tahun 1926.
Selengkapnya
Klik
Tan Malaka: Aksi Massa, Bab I
http://www.marxistsfr.org/…/archi…/malaka/AksiMassa/Bab1.htm
Kutipan Tan Malaka dalam pengantar buku "Massa Aksi" yang ditulis tahun 1926.
Selengkapnya
Klik
Tan Malaka: Aksi Massa, Bab I
http://www.marxistsfr.org/…/archi…/malaka/AksiMassa/Bab1.htm