Limapuluh Kota,- TSR 2 Limapuluh Kota Yang di pimpin Wabub Ferizal ridwan Jumat
(16/6) kemarin, ia mengunjungi Jorong Kototinggi Kubangbalabak, di
Nagari Simpangkapuak, Kecamatan Mungka. Daerah ini termasuk salah satu jorong yang masih terisolir di Luak Nan Bungsu ini.
Dalam
kegiatan SR yang sudah diagendakan oleh pemerintah daerah itu, sejumlah
warga para jemaah masjid An Nur di Jorong Kototinggi Kubangbalambak,
sempat mencurahkan aspirasi dan permintaan terhadap kelangsungan
pembangunan di kampung mereka.
"Sepanjang
8 kilometer jalan ke Jorong kami sejak dibuka pada zaman Pak Alis
Marajo sekitar 2010 lalu, hingga kini kondisinya sudah tidak layak dan
tidak pernah lagi diperbaiki. Jika hujan tiba, kami akan kesulitan
beraktifitas karena badan jalan banyak berlobang dan berlumpur," kata
Wali Jorong, Kototinggi Kubangbalambak, Masri, menyampaikan keluhan
warganya.
Dia menambahkan, fasilitas umum
seperti sekolah, sarana ibadah (surau dan masjid) serta Puskesmas di
desa penghasil komodity gambir dan karet ini tidak lagi memadai, untuk
melayani kebutuhan masyarakat. Begitu pula terhadap kondisi perekonomian
warganya yang bergantung terhadap penjualan gambir, lanjut Masri, belum
menukupi karena tidak adanya kepastian harga di pasaran.
Ditambahkan
Wali Nagari Simpangkapuak, Ferliadi, yang juga ikut dalam diskusi tanya
jawab malam itu dari 7 jorong yang dipimpinnya, Kototinggi
Kubangbalambak tercatat merupakan jorong yang paling tertinggal dari
jorong lainnya. Kondisi perekonomian sekitar 700 orang/250 KK warga
Kubangbalambak, masih dibawah standar rata-rata.
Hampir
30 persen masyarakat jorong yang berbatas dengan Sungaidata, Nagari
Harau itu tercatat sebagai KK miskin. Pihaknya mengaku selalu memasukkan
kebutuhan masyarakat Kubangbalambak di Musrenbang nagari dan kecamatan,
sebagai prioritas. Sejak 2016 hingga 2017 ini, pemnag juga mengajukan
permohonan bantuan untuk pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) serta
sanitasi.
"Karena, masyarakat kami di sini,
masih belum bisa menerapkan sanitasi yang layak. Seperti tempat buang
air besar, masih banyak yang pakai jamban di atas kolam. Oleh karena
itu, kami mengharapkan perhatian pemerintah daerah, mengalokasikan
program kegiatan ke Nagari kami, khususnya untuk Jorong Kototinggi
Kubangbalambak ini," tutur Ferliadi.
Menjawab
berbagai permintaan masyarakat, Wabup Ferizal Ridwan, memastikan akan
berupaya mengakomodir serta mengajukan pertimbangan kepada Bupati serta
memberi masukan ke OPD terkait selaku pelaksana kebijakan. Ia juga tidak
menepis, belum terpenuhinnya segala kebutuhan masyarakat terhadap
sentuhan pembangunan, karena terbatasnya anggaran di APBD.
"Namun,
disamping menunggu kepastian terhadap realisasi program anggaran,
banyak hal yang perlu kita persiapkan di tingkat nagari. Seperti halnya
untuk kesiapan realisasi program kegiatan, mulai dari administrasi,
persyaratan, disamping terus mengedukasi kemandirian pembangunan kepada
elemen masyarakat," kata Ferizal Ridwan.
Wabup
mencontohkan, seperti tata-syarat pelaksanaan proyek infrastuktur, yang
tertuang pada PP Nomor 9 tahun 2016 atau UU tentang Pengadaan Tanah
Percepatan Pembangunan Infrastuktur. Dimana, sebelum proyek pembangunan
terutama fasilitas umum dilaksanakan, pemerintah sudah harus menyediakan
pembebasan lahan, menyiapkan alas hak berupa sertifikat, sebagai
persyaratan pembangunan berkelanjutan.
Selain
Wabup Ferizal selaku ketua tim, turut hadir dalam kunjungan TSR II itu,
Sekretaris Dinas PU dan Penataan Ruang, Yulianto, Kabid Dinas PBM
Desa/Nagari, Camat Mungka, Kasubag Humas, Marjohan, Kasi Trantib Sat Pol
PP, Adriwan serta sejumlah staf Bagian Kesra dan Humas. Dalam kegiatan
itu, Wabup Ferizal Ridwan, sempat menyerahkan bantuan hibah Rp10 juta
untuk pembangunan masjid setempat.