Limapuluh Kota - Harapan bocah baru gede Syukri Azila (14) untuk bisa menikmati masa masa sekolah layaknya teman sebaya sirna digulung nasib badan. Syukri terpaksa berdiam dirumah akibat penyakit yang di deritanya makin parah.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini, mengakui, Awalnya malu karena diejek teman. Ingin sekali kembali bersekolah setelah sakitnya sembuh nanti. "Saya ingin jadi polisi, saya pengin sekolah lagi," kata Syukri meneteskan air matanya.
Sementara itu, Yurni (40) sang ibu janda ini, ketika ditemui awak media di jorong Tanjung Haro Utara, nagari Tanjung Haro Sikabu - Kabu Padang Panjang kecamatan Luak, Limapuluh Kota, Jumat (14/7) malam, mengeluhkan," berobat kemana-kama cuma dikasih obat pereda nyeri saja. Untuk mengurangi rasa sakitnya, tapi penyakit yang dideritanya sejak lahir ini malah tambah ganas," tutur Yurni.
Akibat rongrongan penyakit tersebut, tubuh Syukri Azila (14) ini, seolah tinggal kulit pembungkus tulang. "Badannya sering mendadak panas dan mendadak merasakan nyeri yang berlebihan. Sialnya, susah makan dan rewel terus. Saya terenyuh, sepertinya dia merasakan sakit luar biasa," ujar sang ibu.
Larut dalam kesedihan memikirkan anaknya tercinta, Yurni, wanita buruh sehari - hari rajin bekerja menggiling cabe di pusat pasar tradisional Ibuh ini, sudah ikutan kurus lantaran depresi memikirkan sang buah hatinya. "Kalau sekadar kurus, nggak papa. Malah kalau Allah (Tuhan) mengizinkan, biarkan saya yang menanggung penderitaan sakitnya, saya hanya bisa pasrah, demi menghidupi anak - anak biarlah saya membanting tulang sebagai buruh penggiling cabe di pasar. Pergi bekerja subuh dan pulangnya malam," bisik Yurni dalam nada tulus.
"Tiap kali kesakitan, mintanya dielus-elus sambil ditiup-tiup. Syukri, selalu minta saya mengaji (baca Al Quran) di dekat dia tiap kali kesakitan. Mungkin dia merasa tenang kalau saya mengaji di dekatnya," tutur sang ibu.
Seiring berjalannya waktu, katanya, di tengah keterbatasan biaya. Pihak keluarga mengaku tidak memberanikan diri membawa Syukri untuk dirawat ke rumah sakit. “Dari mana kita bisa dapatkan uang, terpenuhi saja untuk makan sehari - hari Alhamdulillah. Saya berharap adanya perhatian dari pihak-pihak yang ada rezeki lebih,” harap Yurni.
Terpisah, wakil Badan Musyawarah (Bamus) nagari Tanjung Haro Sikabu - kabu Padang Panjang, Arya Gusman, mengatakan kepada awak media Jumat (14/7), di kediamannya," membenarkan ada warganya menderita penyakit mengganaskan dan sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya dari pemerintah maupun orang - orang dermawan untuk mengulurkan tangan membantu biaya pengobatan Syukri. Karena ini sudah seharusnya untuk di operasi. Sementara, Syukri sangat menginginkan bisa sembuh dan bersekolah kembali," sebut Arya.
"Sangat disayangkan sekali, semenjak Syukri berhenti sekolah. Tidak satupun dari pihak sekolah menjenguknya. Saya berharap pemerintah daerah dan masyarakat serta perantau Luak Limopuluah dapat meninjau ulang kembali dan memberikan perhatian serius terhadap Syukri Azila ," harap Arya.