Wahyudi Thamrin

Aroma Pileg 2019 Mulai Menebar


Nuansa Pemilihan anggota Legislatif dan presiden di negara ini sudah mulai terasa. Walau alek demokrasi ini akan di laksanakan 2019 nanti,namun sudah terasa aromanya dari sekarang. Terutama untuk pemilihan legislatif yang banyak melibatkan calon atau kandidat.

Seperti halnya di Kota Payakumbuh yang anggota Legislatifnya 25 orang, dan untuk Provinsi dari dapil kota ini 6 orang DPR RI Payakumbuh masuk dapil 2 yang kuotanya juga 6 orang. Untuk tingkat dua kota Payakumbuh memiliki DPT sekitaran 87 ribuan.

Nuansa pileg ini terasa sangat di warung warung kopi atau tempat mangkal para pemain politik kota galamai ini. Setiap obrolan tak lepas dari obrolan politik untuk pileg. Di partai mana dan dapil mana akan maju 2019 menjadi topik hangat.

Sementara di tingkat pelaksana pemilu masih jauh memasuki tahap tahap penting. Verifikasi partai baru saja belum di adakan. Jadi jumlah partai yang akan bertarung di pileg nanti masih abu abu, Yang bisa memastikan tentu partai yang ikut di pileg 2014 kemaren.

Partai yang tampil di 2014 memang sudah mulai menjaring bakal calon legislatif. Seiring dengan melengkapi dan merapikan struktur. Bagi partai besar sudah bisa di katakan untuk tebar pesona dalam mencari simpatisan dan pendukung dari awal.

Tak dipungkiri tampil sebagai wakil rakyat menjadi daya tarik sendiri buat para tokoh masyarakat. Tak sedikit tokoh masyarakat yang sudah mulai pasang badan untuk maju di pertarungan legislatif 2019 nanti. Walau ada yang belum bisa di pastikan partai mana yang akan mencalonkan mereka nanti.

Berbagai opini di giring untuk mendapat dukungan masyarakat maupun partai agar nanti dicalonkan menjadi anggota legislatif. Dari siap membangun,membawa aspirasi warga dan lain lainnya. Namun apakah masyarakat saat ini bisa tergiring dengan berbagai opini tersebut? Hanya tergantung permainan tim dan partai jika diusung nanti. Tokoh Takah juga di butuhkan selain modal finansial yang tidak bisa di elakkan dalam sosialisasi dan kampanye nanti.

Walau tokoh di tengah masyarakat tapi dengan finansial minim,lebih tinggi gagalnya dari pada sukses. juga partai pendukung di tanggapi seperti apa di tengah masyarakat. Hal ini harus menjadi acuan bagi para kandidat yang akan bertarung di pileg nanti terutama yang non kader partai politik.