RINDU
GOMBAL
bila kau enggan hentikan
berkirim bayang-bayang,
angin tak perlu pula kau hasut malam
meniup ngilu sayang-sayang malang
terkenang-kenang aku tertikam
rindu liar lalu lalang lalu hilang
seperti mabuk seteguk tuak rindu
tak mau aku dirayu waktu
sekering sumur sehabis umur
mati aku, rindu di mana berkubur?
waktu aku gombali kamu
di bawah bulan purnama itu
gombal picisan mendayu-dayu
mulai kubuatkan kau istana di awan
kubangunkan kau telaga bergenang cinta
hingga dengan rindu kutimbun laut jadi pulau
tulang rusuk kucabut jadi perahu
pendayungnya; tanganku
layarnya; senyummu
malam itu kini malam diam
kelam karena bulan dipeluk awan
tapi mengapa angin mendadak
kirimkan aku musik blues
gila, mabukku makin indah
kulihat wajahmu jadi bulan
biasnya bagai bentangan karpet
yang warnanya tak kupedulikan benar
yang aku tahu nada-nada meluncur
sebagian menjadi senar gitar
sebagian menjadi lirik
aku petik menjadi lagu
bagai liar di batang tubuhmu
ujung jemariku memetik melodi tajam
makin gila makin menyayat
darah berceceran basahi lagu
aku terpekik bukan sakit tersayat senar
tersayat ngilu rindu sembilu itu yang perih benar
ah...!