Wahyudi Thamrin

Nasehat Mendidik Berbumbu Mitos Di Luak Limopuluah

Memberi nasehat/ Ilustrasi : pixabay.com
Gaya bahasa halus kadang terkesan menjadi mitos sudah menjadi kebiasan dalam tutur bahasa minang tempo dulu. Apalagi dalam menyampaikan larangan larangan terhadap seseorang atau anak kemenakan. berikut beberapa contoh ungkapan ungkapan yang berbau mitos tapi jika di cerna sangat bermanfaat.

Wanita hamil dilarang duduk di pintu masuk rumah,katanya susah nati waktu melahirkan.

Dahulu karena kesibukan dan kegiatan tidak seperti sekarang orang sering nongkrong atau duduk malas di jenjang rumah, baik laki laki maupun perempuan sambil melihat apa yang lewat di halaman.

Hal ini bagi wanita hamil sangat dilarang. Larangan dibumbui kabar petakut sulit nanti melahirkan. Mungkin karena dahulu sistem operasi tidak ada hingga sulit melahirkan sangat di takuti.

Secara moral juga bisa kita nilai kenapa orang tua tua melarang wanita hamil duduk di pintu masuk rumah, tak lain karena tidak enak dipandang mata. Janggal di lihat orang lewat seorang wanita yang perutnya besar duduk di pintu masuk rumah. dengan kata lain adab dalam kehidupan sangat penting.

Seperti pepatah minang Mancondo dipandang Mato (tak enak di pandang mata).

Masa kanak kanak dahulu kita masih menemui larangan mandi kala senja,atau sudah mendekati waktu maghrib.

Hal ini selalu dilarang orang tua-tua dengan alasan nanti sakit, terinjak anak setan nanti, ujar orang tua tua kepada anak anak. apalagi dahulu mandi tidak di dalam kamar mandi seperti kebanyakan sekarang. Kalau tidak ketepian sungai, pancuran atau sumber air di tebing tebing sawah.

Ternyata larangan ini tak lain untuk mendidik anak anak bisa bersegera bersih bersih sore dan bersiap ke masjid atau surau untuk Sholat berjamaah dan mengaji.

Kalau sudah mepet waktu maghrib sudah dipastikan tertinggal maghrib berjamaah.

Dahulu sekitar jam 17.00 wib itu sudah selesai mandi dan makan. Sehingga ada istilah makan ka surau. Apalagi anak anak minang dari maghrib sampai subuh tinggal di surau. Tidak ada yang tidur di rumah bagi anak laki laki dahulu. Yang menghuni rumah itu hanya anak perempuan.

Tidak baik memotong kuku waktu maghrib atau malam

Dahulu kalau ada yang kelihatan memotong kuku malam hari selalu di larang. bahkan larangan sering diberi bumbu cerita petakut.

Jika potong kuku senja atau malam maka orang tuanya nanti meninggal senja hari.

Ternyata larangan ini tak lebih karena zaman dahulu penerangan alias lampu belum seperti sekarang dan dikhawatirkan luka akibat salah sayat memotong kuku. Dengan kondisi sekarang yang sudah terang benderang dengan Listrik tentu hal ini tidak laku dan perlahan hilang dari sebutan sebutan di rumah rumah.