Buka Sosialisasi Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup, Wawako: Lingkungan Hidup Prioritas Utama



Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Payakumbuh bekerjasama dengan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatera Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia mengadakan Kegiatan Sosialisasi Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem bagi Organisasi Perangkat Daerah se Kota Payamumbuh. Kegiatan berlangsung di Aula Lantai III, Balaikota Bukik Sibaluik pada Kamis (29/3).

Kegiatan dibuka langsung oleh Wakil Walikota Payakumbuh, Erwin Yunaz didampingi Kepala Dinas LH, Jhon Kenedi. Hadir selaku Narasumber, Kepala P3E Sumatera, Drs.Amral Fery, M.Si, serta diikuti oleh pimpinan 16 OPD se Kota Payakumbuh.

"Sosialisasi kali ini hanya melibatkan 16 OPD se Kota Payakumbuh, dimana OPD ini nantinya akan terlibat dalam menyusun rencana daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem di Kota Payakumbuh," ujar John Kenedi dalam laporannya.

Dikatakan, saat ini Kota Payakumbuh telah menyelesaikan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).sesuai dengan amanat  UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

"Sesuai dengan undang-undang 32/2009, pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program," jelas John Kenedi.

Sementara Wakil Walikota Payakumbuh dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa Lingkungan Hidup merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu ditempatkan sebagai prioritas urusan pemerintah daerah.

"Lingkungan hidup itu sangat strategis dan prioritas utama. Tanpa mengecilkan dinas lain, jika hanya ada lima kedinasan di Kota Payakumbuh, maka Dinas Lingkungan Hidup masuk salah satunya, sedemikian pentingnya posisi LH ini," ujar Wakil Walikota Erwin Yunaz.

Dikatakan, pihaknya meminta agar Kota Payakumbuh dapat memiliki cetak biru (blue print) yang jelas untuk sebuah penataan lingkungan. Blue print itu harus terimplementasi secara nyata ditengah-tengah masyarakat.

"Kota Payakumbuh layak dijual (dipromosikan-red) dengan prediket Kota Sehat, Kota Adipura, dan lain-lain. Mari betul-betul diwujudkan dalam arti yang sesungguhnya, sebab orang bisa lihat dan pantau keadaan kota kita melalui teknologi hari ini, seperti apa sih kota sehatnya Payakumbuh itu," ujar Wawako Erwin mengingatkan.

Ditambahkan, berbagai prediket tersebut harus hadir dalam arti yang sebenarnya ditengah-tengah masyarakat, sehingga Kota Payakumbuh dapat menjadi contoh dan rujukan bagi kota lain di Indonesia.

"Salah satu ciri kota sehat itu adalah keteraturan, seperti kawasan pedestrian yang layak bagi pejalan kaki, jumlah kendaraan bermotor yang berimbang luas jalan, adanya kawasan hutan kota dengan udara yang segar, serta masih banyak indikator lain yang perlu kita wujudkan," jelas Erwin.

Wawako berharap, dengan adanya sosialisasi daya dukung daya tampung lingkungan hidup ini, penataan lingkungan hidup di Kota Payakumbuh akan semakin baik.

"Kita ingin kawasan hijau yang sudah dimiliki secara kuantitas tidak berubah mengacu kepada Perda RT/RW. Jika persentasenya bisa dijaga bahkan diperhijau, maka Payakumbuh betul-betul bisa menjadi Kota Sehat yang sesungguhnya," pungkas Wawako Erwin.(*/relis kominfo)