Pemilihan umum atau sering juga di sebut dengan pesta demokrasi di Indonesia akan dilansungkan pada 2019 nanti. Sebanyak 15 partai nasional dan 4 partai lokal untuk daerah Istimewa Aceh sudah dinyatakan ikut dalam alek 5 tahunan ini.
Oleh karena itu para pengurus partai politik sudah mulai menyusun kader kader terbaik mereka untuk bertarung merebut simpati masyarakat. Apalagi aturan dalam pesta demokrasi pada masa reformasi ini berlaku suara terbanyak calon yang di usung partai politik. Sehingga persaingan antar dan internal pun tak bisa di elakan.
Sebelum reformasi pertarungan perebutan masa hanya mengusung bendera partai masing masing. Tapi seiring perjalanan waktu dan pertukaran zaman,suara terbanyak calon sangat menentukan siapa yang akan menduduki kursi legislatif nantinya. Partai yang mampu meraih kursi di Legislatif akan menempatkan kader yang memperoleh suara terbanyak pada pemilihan tersebut. Nomor urut hanya sebagai penanda pada pesta demokrasi sekarang ini.
Dampak pesta demokrasi dengan sistem pemilihan lansung ini sangat terasa pada masyarakat. Baik di sisi positif maupun negatif. Dari sisi positif pemilih bisa mengenali lebih dekat calon calon yang akan mewakili mereka nantinya di kursi legislatif. Dengan ini masyarakat pengguna hak pilih bisa menentukan pilihan sesuai harapan mereka.
Dampak negatif juga sangat tinggi. Akibat persaingan dalam merebut simpati pemilih beragam cara akan bersua dilapangan. Dari bujuk rayu janji jani politik,janji membangun sampai permainan money politik (politik uang) sangat riskan terjadi. Sehingga nuansa pesta terasa disetiap sudut kampung di Negri ini.
Dari beberapa kali pemilihan lansung yang sudah di laksanakan di negara ini,pola pola yang boleh dikatakan hampir sama diterapkan peserta pemilu. Roadshow politik dari sudut kampung ke sudut kampungpun akan kita jumpai. Acara demi acara digelar dalam mengejar popularitas.
Gerakan Para pemain politik (julukan bagi timses) untuk memenangkan calon yang mereka usung sangat bisa diperlukan.
Sesuai nama dan julukannya, "Pesta Demokrasi" Segala lini dan lapisan masyarakat terlibat dalam pelaksanaannya. Dialek ini nantinya tertumpang nasib daerah kedepan. Ditangan mereka yang terpilih harapan masyarakat tersangkut untuk bisa lebih baik. Karena itu kejelian dalam menentukan pilihan sangat penting. Jangan sampai istilah terbeli kucing dalam karung terjadi usai alek 5 tahunan nantinya.
Keputusa yang diambil dalam bilik suara akan menentukan nasib daerah 5 tahun kedepannya. pastikan pilihan betul betul yang akan menjadi penyambung lidah masyarakat nantinya di Legislatif. Bukan sebagai wakil untuk kongkow kongkow di kursi empuk yang bernama Dewan Perwakilan Rakyat.
Oleh karena itu para pengurus partai politik sudah mulai menyusun kader kader terbaik mereka untuk bertarung merebut simpati masyarakat. Apalagi aturan dalam pesta demokrasi pada masa reformasi ini berlaku suara terbanyak calon yang di usung partai politik. Sehingga persaingan antar dan internal pun tak bisa di elakan.
Sebelum reformasi pertarungan perebutan masa hanya mengusung bendera partai masing masing. Tapi seiring perjalanan waktu dan pertukaran zaman,suara terbanyak calon sangat menentukan siapa yang akan menduduki kursi legislatif nantinya. Partai yang mampu meraih kursi di Legislatif akan menempatkan kader yang memperoleh suara terbanyak pada pemilihan tersebut. Nomor urut hanya sebagai penanda pada pesta demokrasi sekarang ini.
Dampak pesta demokrasi dengan sistem pemilihan lansung ini sangat terasa pada masyarakat. Baik di sisi positif maupun negatif. Dari sisi positif pemilih bisa mengenali lebih dekat calon calon yang akan mewakili mereka nantinya di kursi legislatif. Dengan ini masyarakat pengguna hak pilih bisa menentukan pilihan sesuai harapan mereka.
Dampak negatif juga sangat tinggi. Akibat persaingan dalam merebut simpati pemilih beragam cara akan bersua dilapangan. Dari bujuk rayu janji jani politik,janji membangun sampai permainan money politik (politik uang) sangat riskan terjadi. Sehingga nuansa pesta terasa disetiap sudut kampung di Negri ini.
Dari beberapa kali pemilihan lansung yang sudah di laksanakan di negara ini,pola pola yang boleh dikatakan hampir sama diterapkan peserta pemilu. Roadshow politik dari sudut kampung ke sudut kampungpun akan kita jumpai. Acara demi acara digelar dalam mengejar popularitas.
Gerakan Para pemain politik (julukan bagi timses) untuk memenangkan calon yang mereka usung sangat bisa diperlukan.
Sesuai nama dan julukannya, "Pesta Demokrasi" Segala lini dan lapisan masyarakat terlibat dalam pelaksanaannya. Dialek ini nantinya tertumpang nasib daerah kedepan. Ditangan mereka yang terpilih harapan masyarakat tersangkut untuk bisa lebih baik. Karena itu kejelian dalam menentukan pilihan sangat penting. Jangan sampai istilah terbeli kucing dalam karung terjadi usai alek 5 tahunan nantinya.
Keputusa yang diambil dalam bilik suara akan menentukan nasib daerah 5 tahun kedepannya. pastikan pilihan betul betul yang akan menjadi penyambung lidah masyarakat nantinya di Legislatif. Bukan sebagai wakil untuk kongkow kongkow di kursi empuk yang bernama Dewan Perwakilan Rakyat.