Padang,-Alhamdulillah. Partai Bulan Bintang (PBB) akhirnya diberikan jalan untuk mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Kembali menjadi salah satu kontestan untuk dipilih oleh rakyat. Inilah partai ideologis yang selalu mendapat jalan terjal dan mendaki agar eksis, selalu menemukan hambatan untuk berjuang bersama ummat dan masyarakat Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menjalankan keputusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, hingga PBB lolos. Ketua Umum PBB, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, MH, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh elemen yang secara langsung dan tidak langsung ikut berjuang dan mendoakan sehingga PBB dapat lolos.
Setelah lolos, kader PBB bukan berarti harus berlega hati. Kerja politik memenangkan hati rakyat harus giat dimulai. Di tengah kondisi yang tak mudah, kader PBB harus mampu meyakinkan publik, bahwa partai ini ada dan dilahirkan perjuangan untuk keummatan dan kerakyatan. PBB adalah rumah ummat tempat berjuang para syuhada agar ajaran kehidupan Islami bisa menjadi budaya yang kokoh di negeri ini.
PBB memiliki nilai sejarah bagi negeri ini. PBB meneruskan perjuangan tokoh penting yang pernah dimiliki Indonesia, Muhammad Natsir. Putra Ranahminang, kelahiran Alahan Panjang. Dia politisi, cendikiawan, intelektual, yang ikut menyumbangkan pemikirannya lahirnya Indonesia. Walau akhirnya harus bersimpang jalan politik dengan penguasa, Natsir tidak pernah bisa berkompromi jika perjuangan terhadap republik ini dialih ke arah lain. Penderitaan sekalipun ia dapatkan, ia akan terus berjuang.
Perjuangan Mosi Integral yang disampaikan M. Natsir di parelemen tanggal 3 April 1950, adalah bukti kecintaan terhadap republik yang didirikannya. Inilah titik kulminasi aspirasi masyarakat Indonesia pada masa itu. Sehingga, Mohammad Hatta menerima mosi itu sebagai pedoman dalam memecah persoalan negara yang baru berdiri.
Sebagai pengurus partai, yang dilatarbelakangi oleh beban sejarah itu, kader PBB memang telah terasah untuk eksis dengan segala onak dan duri. Sudah 20 tahun hadirnya PBB, kader-kader PBB sudah memiliki karakter perjuangan yang sering berbeda. Sikap itu tiada lain, merupakan sikap kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bagi kader-kader PBB kini, sejarah perih Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) merupakan sejarah ideologis. Berjuang sampai ummat menyadari apa yang sedang dilakukan untuk demokratisasi, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Memang, kedengarannya semakin klise di tengah kondisi yang kian pragmatis dan apatis.
Tantangan memang kian berat. Selain sudah dua kali Pemilu nyaris gagal lolos, tantangan baru itu meyakinkan masyarakat, demokrasi membutuhkan kekuatan daya juang yang lebih besar. Mengambil jalan pragmatis dan apatis hanyalah memberi jalan bagi negeri ini ke arah yang lebih buruk.
Kader PBB dengan daya ideologis tidak boleh mudah patah. Siap dengan kondisi yang kadang-kadang berbeda dengan keadaan. Inilah medan sesungguhnya, dimana kesempatan selalu hadir di tengah hantaman gelombang dan badai. Negeri ini baru setengah jadi, dari apa yang diamanatkan oleh para pendiri, termasuk para pendiri Masyumi
PBB memiliki cita-cita sebagai partai yang terbuka terhadap semua golongan. Berjuang atas nama kecintaan terhadap NKRI, berjuang atas nama ummat yang satu, tidak terpecah dalam bingkai kepentingan sekelompok orang. PBB memiliki mimpi, ummat Islam bisa bersatu di bawah panji-panji Bulan Bintang, meneruskan cita-cita luhur para pendiri Masyumi dan negeri ini. Mari berjuang bersama, mengemban amanah Bulan Bintang meneruskan cita Para pendiri bangsa ini.
By: ZALDI HERIWAN ,Sekretaris Wilayah Partai Bulan Bintang Sumatera Barat.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menjalankan keputusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, hingga PBB lolos. Ketua Umum PBB, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, MH, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh elemen yang secara langsung dan tidak langsung ikut berjuang dan mendoakan sehingga PBB dapat lolos.
Setelah lolos, kader PBB bukan berarti harus berlega hati. Kerja politik memenangkan hati rakyat harus giat dimulai. Di tengah kondisi yang tak mudah, kader PBB harus mampu meyakinkan publik, bahwa partai ini ada dan dilahirkan perjuangan untuk keummatan dan kerakyatan. PBB adalah rumah ummat tempat berjuang para syuhada agar ajaran kehidupan Islami bisa menjadi budaya yang kokoh di negeri ini.
PBB memiliki nilai sejarah bagi negeri ini. PBB meneruskan perjuangan tokoh penting yang pernah dimiliki Indonesia, Muhammad Natsir. Putra Ranahminang, kelahiran Alahan Panjang. Dia politisi, cendikiawan, intelektual, yang ikut menyumbangkan pemikirannya lahirnya Indonesia. Walau akhirnya harus bersimpang jalan politik dengan penguasa, Natsir tidak pernah bisa berkompromi jika perjuangan terhadap republik ini dialih ke arah lain. Penderitaan sekalipun ia dapatkan, ia akan terus berjuang.
Perjuangan Mosi Integral yang disampaikan M. Natsir di parelemen tanggal 3 April 1950, adalah bukti kecintaan terhadap republik yang didirikannya. Inilah titik kulminasi aspirasi masyarakat Indonesia pada masa itu. Sehingga, Mohammad Hatta menerima mosi itu sebagai pedoman dalam memecah persoalan negara yang baru berdiri.
Sebagai pengurus partai, yang dilatarbelakangi oleh beban sejarah itu, kader PBB memang telah terasah untuk eksis dengan segala onak dan duri. Sudah 20 tahun hadirnya PBB, kader-kader PBB sudah memiliki karakter perjuangan yang sering berbeda. Sikap itu tiada lain, merupakan sikap kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bagi kader-kader PBB kini, sejarah perih Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) merupakan sejarah ideologis. Berjuang sampai ummat menyadari apa yang sedang dilakukan untuk demokratisasi, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Memang, kedengarannya semakin klise di tengah kondisi yang kian pragmatis dan apatis.
Tantangan memang kian berat. Selain sudah dua kali Pemilu nyaris gagal lolos, tantangan baru itu meyakinkan masyarakat, demokrasi membutuhkan kekuatan daya juang yang lebih besar. Mengambil jalan pragmatis dan apatis hanyalah memberi jalan bagi negeri ini ke arah yang lebih buruk.
Kader PBB dengan daya ideologis tidak boleh mudah patah. Siap dengan kondisi yang kadang-kadang berbeda dengan keadaan. Inilah medan sesungguhnya, dimana kesempatan selalu hadir di tengah hantaman gelombang dan badai. Negeri ini baru setengah jadi, dari apa yang diamanatkan oleh para pendiri, termasuk para pendiri Masyumi
PBB memiliki cita-cita sebagai partai yang terbuka terhadap semua golongan. Berjuang atas nama kecintaan terhadap NKRI, berjuang atas nama ummat yang satu, tidak terpecah dalam bingkai kepentingan sekelompok orang. PBB memiliki mimpi, ummat Islam bisa bersatu di bawah panji-panji Bulan Bintang, meneruskan cita-cita luhur para pendiri Masyumi dan negeri ini. Mari berjuang bersama, mengemban amanah Bulan Bintang meneruskan cita Para pendiri bangsa ini.
By: ZALDI HERIWAN ,Sekretaris Wilayah Partai Bulan Bintang Sumatera Barat.