LIMAPULUH KOTA--- Kenagarian yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota,
terus menunjukkan eksitensinya. Buktinya, setelah nagari Tanjung Haro
Sikabu-kabu Padang Panjang mendapatkan perhargaan sebagai salah satu
nagari terbaik dalam keterbukaan informasi publik dan Nagari Koto Baru
Simalanggang sebagai nagari yang transparansi dalam pengelolaan dana
desa.
Kali ini, giliran kenagarian Taram,
Kecamatan Harau yang unjuk 'gigi'. Buktinya, baru-baru ini Nagari Taram
dinobatkan sebagai pelopor desa Swa-JKN oleh Badan Penyelengara Jaminan
sosial (BPJS) kesehatan yang ditandangani langsung kepala BPJS Kesehatan
Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes.
Dinyatakannya,
Nagari Taram sebagai pelopor karena pemerintahan nagari tersebut
berperan dan memberikan andil yang besar untuk bisa bergulirnya program
SWA-JKN. "Karena walinagari dan perangkat Nagari Taramlah yang pertama
kali menggagas hal ini, mengingat begitu banyaknya permasalahan yang
muncul saat ada anggota masyarakat yang sakit,"ujar kepala BPJS
Payakumbuh, didampingi kepala cabang BPJS LImapuluh Kota, Ina Mutia
Farina.
Menurutnya, Desa SWA-JKN merupakan
program yang strategis untuk membangkitkan kembali rasa gotong royong
yang menjadi jati diri bangsa ditengah-tengah masyarakat, melalui
program desa SWA-JKN nagari menggerakkan masyarakatnya agar memiliki
kesadaran mendaftarkan diri dan anggota keluarganya, serta komitmen
untuk membayar iurannya teratur setiap bulan.
"Ada
wacana dan inovasi yang dilakukan walinagari Taram dengan memanfaatkan
bank sampah sebagai salah satu funding support untuk pembiayaan JKN di
Nagari Taram kedepan, ide seperti ini sangat positif dan perlu didukung
oleh semua pihak,"ungkapnya.
Diharapakannya,
pemerintah daerah sampai ke pemerintahan nagari dapat mendorong
menjadikan desa SWA-JKN ini menjadi program wajib yang ada di setiap
nagari. Karena, permasalahan kesehatan adalah masalah yang akan selalu
muncul setiap waktu dinagari, permasalahan itu akan bisa diantisipasi
melalui program tersebut.
"Jika setiap
Nagari menjalankan program desa SWA-JKN ini, maka kita optimis kabupaten
Limapuluh Kita akan menjadi kabupaten yang tercepat, karena berhasil
mewujudkan target UHC sebelum tahun 2019, yang tentu saja ini akan
menjadi kebanggaan dan bukti keberhasilan yang akan dicontoh daerah
lainnya," pungkasnya.
Sementara itu,
Walinagari Taram, Defrianto Ifkar mengatakan, akan selalu mendukung
inovasi yang dilaksanakan pemerintah beserta pihak BPJS Kesehatan,
termasuk dalam target perluasan kepersertaan JKN-KIS dengan
mesejahterakan masyarakat di nagarinya. "Konsep kita menjaring peserta
JKN-KIS melalui program Bank sampah, yang merupakan salah satu funding
support untuk pembiayaan bagi masyarakat yang belum menjadi peserta
JKN-KIS. Hasil dari Bank Sampah ini, lansung dipotong secara rutin untuk
membayar iuran JKN-KIS setiap bulannya,"ujarnya.
Dirinya
berharap, dengan dinobatkan nagari Taram sebagai pelopor desa SWA-JKN
oleh BPJS Kesehatan, bisa mengajak nagari lainnya meniru program yang
telah dilaksanakannya selama ini. “Harapan kita, dengan adanya SWA JKN,
seluruh masyarakat di Kabupaten Limapuluh Kota, Khususnya kenagarian
Taram bisa menjadi peserta JKN-KIS dan kesejahteraannya menjadi
meningkat,"tutupnya.
Senada, bupati Limapuluh
Kota, Irfendi Arbi mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada
walinagari yang telah dinobatkan sebagai pelopor dalam mensukseskan
program BPJS Kesehatan."Selamat kepada walinagari, untuk itu mari kita
sukseskan program SWA-JKN ini, sehingga nantinya masyarakat akan
memperoleh coverage dari BPJS Kesehatan tanpa harus mengeluarkan biaya
tambahan dan masyarakat tidak terbebani dalam memperoleh pelayanan
kesehatan,” ujarnya.
Irfendi juga meminta,
kepada seluruh masyarakat untuk mensosialisasikan kembali program BPJS
Kesehatan ini. menurutnya jangan sampai lagi ada masyarakat di Limapuluh
Kota yang tidak terdaftar di BPJS Kesehatan."Jangan ada diantara kita
yang tidak terdaftar, begitu juga bagi masyarakat yang belum memiliki
ktp elektronik segera bikin, karena landasan untuk memiliki kartu BPJS
harus ada ktp elektroniknya,"pungkasnya. (relis)