Humas Kominfo -- Pemko Payakumbuh serius menjadikan rendang sebagai icon Kota Payakumbuh kedepan. Rendang dinilai memiliki daya saing yang kuat untuk menjadi brand image nya kota Payakumbuh bahkan Indonesia kedepan.
Hal itu diungkapkan oleh Walikota Payakumbuh, Riza Falepi saat mendampingi Deputi Pengembangan Wilayah II, Kementerian Perindustrian RI, Busharmaidi bertemu dengan puluhan pengusaha Industri Kecil Menengah (IKM) se Kota Payakumbuh. Pertemuan berlangsung di Bakinco Resto, Kelurahan Koto Tangah, Kecamatan Payakumbuh Barat pada, Selasa (10/4).
Dikatakan Walikota Riza Falepi, dirinnya bersama Wawako, Erwin Yunaz senantiasa berfikir dan mencari kiat bagaimana kemakmuran dan kesejahteraan warga Payakumbuh bisa terus ditingkatkan.
"Challege (tantangan-red) saya adalah bagaimana kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat kota terus tumbuh dan berkelanjutan. Bisa ngak kemakmuran Payakumbuh melesat jauh melebihi daerah lain di Indonesia," ujar Wako Riza diawal sambutannya.
Dikatakan Riza, untuk bisa maju, suatu daerah harus memiliki icon dan brand image tersendiri yang memiliki daya saing di level nasional dan internasional.
"Saya fikir kita harus memulainya dengan membangun daya saing, membangun daya saing itu harus fokus. Jangan terlalu banyak produk, nah saya lihat rendang bisa kita jadikan produk Payakumbuh yang memiliki daya saing kuat sampai ke level internasional," jelas Wako Riza.
Ditambahkan, setiap negara maju memiliki icon produk yang diasosiasikan kepada negara tersebut. Ketika berbicara sebuah negara ada asosiasi tertentu yang langsung disematkan publik.
"Misalnya Jepang diasosiasikan dengan Toyota, Jerman dengan Mercedes, Amerika dengan Apple dan Italia dengan Hugo Bross dan Prada, kalau Indonesia saat ini asosiasi diluar negeri adalah Indomie. Kalau bisa itu kita rubah dengan produk kita yaitu rendang. Jadi kalau bicara tentang Indonesia orang terasosiasi dengan rendang, dimana rendangnya, ya di Payakumbuh," ujar Wako Riza memotivasi peserta.
Dijelaskan, untuk mewujudkan keinginan itu, Pemko Payakumbuh menggelontorkan dana tidak sedikit bekerja keras membangun Sentra Rendang. Dengan berdirinya sentra rendang, seluruh pengusaha rendang bisa berkumpul di sana, sehingga kualitas dan mutu produk bisa dijaga.
“Rendang Payakumbuh mesti go internasioal. Bila kita bisa memperbesar produksi dan memperluas marketing, tidak sedikit pendapatan yang bisa diperoleh oleh para pengusaha. Bila satu kaleng rendang saja dihargai lima ribu rupiah, bayangkan bila produksinya bisa mencapai sepuluh juta kaleng," urai Riza.
Walikota optimis rendang bisa menjadi seperti produk susu nestle nya negara Swiss yang keuntungan bersih pertahunnya mencapai setara 700 trilyun rupiah dan berkontribusi kepada pajak negara sebesar 300 trilyun rupiah.
"Negara Swiss itu kecil, kurang lebih sebesar Sumatera Barat, dari produk susu Nestle saja mereka bisa dapat perolehan pajak hingga 300 trilyun pertahun, kita ingin produk rendang kita juga seperti itu. Kita sudah bangun pabrik pengalengan rendang, kita segera bangun sentra rendang, pangsa pasarnya cukup luas, yaitu jamaah haji dan umrah diseluruh dunia, jadi mimpi memiliki PAD satu trilyun itu tidaklah muluk-muluk," ujar Riza optimis.
Riza meminta keseriusan dan dukungan seluruh pihak, khususnya para pengusaha rendang di Kota Payakumbuh untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.
"Mari bersama mewujudkan rendang sebagai icon baru Kota Payakumbuh. Kedepan Ikon Payakumbuh Kota Batiah kita rubah mejadi Payakumbuh Kota Rendang, dan semoga menjadi asosiasi negara Indonesia di luar negeri," pungkas Riza.(*)
Hal itu diungkapkan oleh Walikota Payakumbuh, Riza Falepi saat mendampingi Deputi Pengembangan Wilayah II, Kementerian Perindustrian RI, Busharmaidi bertemu dengan puluhan pengusaha Industri Kecil Menengah (IKM) se Kota Payakumbuh. Pertemuan berlangsung di Bakinco Resto, Kelurahan Koto Tangah, Kecamatan Payakumbuh Barat pada, Selasa (10/4).
Dikatakan Walikota Riza Falepi, dirinnya bersama Wawako, Erwin Yunaz senantiasa berfikir dan mencari kiat bagaimana kemakmuran dan kesejahteraan warga Payakumbuh bisa terus ditingkatkan.
"Challege (tantangan-red) saya adalah bagaimana kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat kota terus tumbuh dan berkelanjutan. Bisa ngak kemakmuran Payakumbuh melesat jauh melebihi daerah lain di Indonesia," ujar Wako Riza diawal sambutannya.
Dikatakan Riza, untuk bisa maju, suatu daerah harus memiliki icon dan brand image tersendiri yang memiliki daya saing di level nasional dan internasional.
"Saya fikir kita harus memulainya dengan membangun daya saing, membangun daya saing itu harus fokus. Jangan terlalu banyak produk, nah saya lihat rendang bisa kita jadikan produk Payakumbuh yang memiliki daya saing kuat sampai ke level internasional," jelas Wako Riza.
Ditambahkan, setiap negara maju memiliki icon produk yang diasosiasikan kepada negara tersebut. Ketika berbicara sebuah negara ada asosiasi tertentu yang langsung disematkan publik.
"Misalnya Jepang diasosiasikan dengan Toyota, Jerman dengan Mercedes, Amerika dengan Apple dan Italia dengan Hugo Bross dan Prada, kalau Indonesia saat ini asosiasi diluar negeri adalah Indomie. Kalau bisa itu kita rubah dengan produk kita yaitu rendang. Jadi kalau bicara tentang Indonesia orang terasosiasi dengan rendang, dimana rendangnya, ya di Payakumbuh," ujar Wako Riza memotivasi peserta.
Dijelaskan, untuk mewujudkan keinginan itu, Pemko Payakumbuh menggelontorkan dana tidak sedikit bekerja keras membangun Sentra Rendang. Dengan berdirinya sentra rendang, seluruh pengusaha rendang bisa berkumpul di sana, sehingga kualitas dan mutu produk bisa dijaga.
“Rendang Payakumbuh mesti go internasioal. Bila kita bisa memperbesar produksi dan memperluas marketing, tidak sedikit pendapatan yang bisa diperoleh oleh para pengusaha. Bila satu kaleng rendang saja dihargai lima ribu rupiah, bayangkan bila produksinya bisa mencapai sepuluh juta kaleng," urai Riza.
Walikota optimis rendang bisa menjadi seperti produk susu nestle nya negara Swiss yang keuntungan bersih pertahunnya mencapai setara 700 trilyun rupiah dan berkontribusi kepada pajak negara sebesar 300 trilyun rupiah.
"Negara Swiss itu kecil, kurang lebih sebesar Sumatera Barat, dari produk susu Nestle saja mereka bisa dapat perolehan pajak hingga 300 trilyun pertahun, kita ingin produk rendang kita juga seperti itu. Kita sudah bangun pabrik pengalengan rendang, kita segera bangun sentra rendang, pangsa pasarnya cukup luas, yaitu jamaah haji dan umrah diseluruh dunia, jadi mimpi memiliki PAD satu trilyun itu tidaklah muluk-muluk," ujar Riza optimis.
Riza meminta keseriusan dan dukungan seluruh pihak, khususnya para pengusaha rendang di Kota Payakumbuh untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.
"Mari bersama mewujudkan rendang sebagai icon baru Kota Payakumbuh. Kedepan Ikon Payakumbuh Kota Batiah kita rubah mejadi Payakumbuh Kota Rendang, dan semoga menjadi asosiasi negara Indonesia di luar negeri," pungkas Riza.(*)