Orang minang dan lapau sulit di pisahkan. Lapau di sini yaitu lapau kopi atau tempat sarapan. Laki laki di Minangkabau pada umumnya memiliki jadwal rutin nongkrong alias duduak di lapau kopi. Bagi yang tidak suka ke warung kopi sering jadi korban bully kawan kawan. Jika sudah bekeluarga di anggap laki laki takut sama bini. Jika lajangan di anggap anak babe atau anak manja.
Palapau Bukan tidak menghargai istri atau keluarga di rumah yang siap sedia selalu menyajikan kopi atau minuman lain buat kaum laki di Ranah Minang. Tapi sudah merupakan kebiasan,ada yang tidak bisa di dapat di rumah sambil mangopi,yaitu ota lapau.
Dengan ota lapau ini interaksi dengan masyarakat bisa terjalin. Apalagi berdomisili di kampung istri,untuk menjalin keakraban dengan masyarakat sekitar di warung kopi inilah salah satu tempatnya
Lapau kopi inilah interaksi antar warga paling tinggi. Karena yang sering datang dan belanja di kadai kopi rata rata yang suka diskusi atau maota. beragam cerita di olah dalam ota lapau di tempat ini.
Dari urusan agama,ekonomi sampai politik tata negara bahkan hukumpun di bahas. Apapun persoalan yang menajdi trending topik media akan menjadi konsumsi para pecandu ota lapau.
Walau kadang hanya di temani kopi kental dan gorengan ala kadar, obrolan pun akan tetap mengalir. Tidak peduli basic ilmu,semua di ramu dalam satu ota lapau. mau hoax atau curito ombuih ombuih dalam bahasa lokal tidak peduli. yang penting di bahas.
Tapi tak jarang jua wal;au selalub di cap ota, hasil diskusi lapau banyak berdampak di masyarakat. Baik itu dalam segi positif maupun negatif. Segi positif nya banyak pembangunan atau kegiatan kegiatan kemasyarakatan berawal dari ota lapau ini. Dibahas dan di realisasikan, karena yang hadir di lapau itu dari semua kalangan. Baik kuli,pegawai pejabat maupun pengangguran.
Begitu juga dalam sisi negatif banyak juga, telinga tipis dalam gurauan lapau bisa memutus silaturahim atau penerjemahaan yang gagal. Hoax atau ota bisa di anggap nyata.
Dilapau jika sudah membahas satu topik tak ubah laksana sidang paripurnanya para wakil rakyat di rumah bagonjong sana. Debat dari sudut ke sudut saling timpal tidak akan terelakkan.
Karena lapau merupakan salah satu penghubung dengan lapisan masyarakat terendah,para elite politik saat ini lebih suka memanfaatkan lapau sebagai sarana kampanye atau propaganda politik. Dari menggalang massa sampai menjemput aspirasi bahkan menebar pencintraan. Sehingga Lapau sering di sebut DPRD Tingkat tiganya Sumatera Barat.
Walau saat ini pesona cafe dan lesehan mulai merambah sampai ke daerah daerah di Ranah Minang,namun pesona lapau masih sulit di hilangkan dari kalangan pengopi dan pecandu ota lapau.
Palapau Bukan tidak menghargai istri atau keluarga di rumah yang siap sedia selalu menyajikan kopi atau minuman lain buat kaum laki di Ranah Minang. Tapi sudah merupakan kebiasan,ada yang tidak bisa di dapat di rumah sambil mangopi,yaitu ota lapau.
Dengan ota lapau ini interaksi dengan masyarakat bisa terjalin. Apalagi berdomisili di kampung istri,untuk menjalin keakraban dengan masyarakat sekitar di warung kopi inilah salah satu tempatnya
Lapau kopi inilah interaksi antar warga paling tinggi. Karena yang sering datang dan belanja di kadai kopi rata rata yang suka diskusi atau maota. beragam cerita di olah dalam ota lapau di tempat ini.
Dari urusan agama,ekonomi sampai politik tata negara bahkan hukumpun di bahas. Apapun persoalan yang menajdi trending topik media akan menjadi konsumsi para pecandu ota lapau.
Walau kadang hanya di temani kopi kental dan gorengan ala kadar, obrolan pun akan tetap mengalir. Tidak peduli basic ilmu,semua di ramu dalam satu ota lapau. mau hoax atau curito ombuih ombuih dalam bahasa lokal tidak peduli. yang penting di bahas.
Tapi tak jarang jua wal;au selalub di cap ota, hasil diskusi lapau banyak berdampak di masyarakat. Baik itu dalam segi positif maupun negatif. Segi positif nya banyak pembangunan atau kegiatan kegiatan kemasyarakatan berawal dari ota lapau ini. Dibahas dan di realisasikan, karena yang hadir di lapau itu dari semua kalangan. Baik kuli,pegawai pejabat maupun pengangguran.
Begitu juga dalam sisi negatif banyak juga, telinga tipis dalam gurauan lapau bisa memutus silaturahim atau penerjemahaan yang gagal. Hoax atau ota bisa di anggap nyata.
Dilapau jika sudah membahas satu topik tak ubah laksana sidang paripurnanya para wakil rakyat di rumah bagonjong sana. Debat dari sudut ke sudut saling timpal tidak akan terelakkan.
Karena lapau merupakan salah satu penghubung dengan lapisan masyarakat terendah,para elite politik saat ini lebih suka memanfaatkan lapau sebagai sarana kampanye atau propaganda politik. Dari menggalang massa sampai menjemput aspirasi bahkan menebar pencintraan. Sehingga Lapau sering di sebut DPRD Tingkat tiganya Sumatera Barat.
Walau saat ini pesona cafe dan lesehan mulai merambah sampai ke daerah daerah di Ranah Minang,namun pesona lapau masih sulit di hilangkan dari kalangan pengopi dan pecandu ota lapau.