Salingka Luak,- Dunia kuliner saat ini dihangatkan dengan beragam seduhan kopi. Warung warung kopi yang trend dengan sebutan cafe atau coffee shop bak jamur musim hujan tumbuh di sepanjang jalan yang padat penduduk. Minuman yang dibuat dari serbuknya buah kopi ini sebetulnya sudah lama jadi bahan minuman di dunia.
Kopi yang
saat ini sedang hangat hangatnya didunia bisnis kuliner ternyata sudah dikenal
semenjak 1000 tahun Sebelum masehi. Suku Galla di Afrika timur sudah mengenal
kopi pada masa itu. Pada abad ke 5 Masehi kopi sudah masuk di pelosok pelosok
Ethiopia.
Pada 700 –
1000 M Bangsa Arab meminum kopi untuk penambah energi dalam menjalankan usaha
dagang. Sehingga penyebaran kopi dimuali disaat itu seiring dengan penyebaran
Agama Islam di dunia. Sumber kopi pertama di Mocha Daerah Yaman.
Pada 1000 M
Ibnu Sina tokoh kesehatan Islam pernah menyelidiki kandungan kimiawi yang ada
pada kopi dan pengaruhnya untuk kesehatan. Dikisaran tahun 1400 M kopi
berkembang pesat di jazirah Arab. Di Makkah dan Madinah banyak di jumpai kedai
kedai kopi.Dijazirah Arab ini kopi disebut Kahwa.
Sekilas akan sebutan Kahwa ini, Di tanah melayu kopi juga lebih akrab dengan sebutan kawa. Minum kopi disebut dengan minum kawa. Sampai ada kawa daun, minuman yang berasal dari daun kopi yang dikeringkan dan di seduh laksana minum teh. Ada juga daun kopi yang sudah kering tersebut direbus lansung.
Besar kemungkinan perkembangan dunia kopi di tanah melayu khususnya Minangkabau tidak lepas dari pengaruh Islam dan hubungan dagang dengan Timur tengah. Hal ini dibuktikan dengan lebih dikenalnya kawa untuk sebutan buah kopi ini. Sampai saat ini sebutan minum kawa masih banyak dijumpai di pelosok pelosok Minangkabau terutama di Luak Limopuluah.