GUNUNG SAHILAN - Perayaan peringatan 1 Tahun Raja Gunung Sahilan H.M.T Nizar Yang dipertuan Agung dan Tabligh Akbar pada Rabu 9/5 diwarnai duka. Lelo atau meriam tradisional yang biasa dipakai dalam acara adat makan korban. Saat akan dibunyikan, Badan Lelo/Batang laras meriam kecil itu pecah. Serpihannya mengenai warga yang ada di sekitar. Ada 5 Orang korban pecahan Lelo ini.
Kegiatan ini dihadiri Raja Gunung Sahilan H.M.T. Nizar Yang Dipertuan Agung, Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira SIK, MH, Kapolsek Kampar Kiri Kompol Yulisman S.Sos, Camat Gunung Sahilan Dedi Herman, S.STP, Kepala Desa Se-Kec.Gunung Sahilan, Para Ninik Mamak dan Tokoh Adat Serantau Kampar Kiri serta tamu undangan dan masyarakat yang berjumlah sekitar 1.500 orang.
Pada pukul 10.45 Wib, Raja Gunung Sahilan bersama Kapolres Kampar, Ninik Mamak dan Tokoh Adat Serantau Kampar Kiri serta Tamu Undangan diarak dari Kantor Desa Gunung Sahilan menuju tempat acara di Istana Gunung Sahilan dengan diiringi Musik Tradisional Ogung.
Sekitar pukul 11.00 wib, Rombongan tiba di Gerbang Istana, selanjutnya salah seorang panitia penyelenggara sdr. Zailam alias ilam membunyikan LELO (Meriam Tradisional) yang berdiameter 7 cm dengan panjang 1 meter sebagai tanda dimulainya acara adat.
Pada saat menyulut untuk meletuskan meriam tradisional (Lelo) tersebut , badan Lelo pecah dan serpihannya mengenai 5 orang warga yang berada di sekitar Lelo tersebut, mengakibatkan seorang meninggal dunia, 3 luka berat dan seorang lainnya luka ringan.
Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira SIK, MH beserta puluhan personel dari Jajaran Polres Kampar yang berada dilokasi, segera memberikan pertolongan dan membantu mengevakuasi korban ke Puskesmas Kampar Kiri.
Identitas para korban kejadian ini yaitu Ikram (Lk 38) warga Lipatkain (meninggal dunia), Sumanto Rebo (Lk 58) warga Gunung Sahilan (luka berat), Rapika Alni (Lk 16) warga Desa Subarak Kec Gunung Sahilan (luka berat), Sarimah (Pr 51) warga Desa Lipatkain Utara (luka ringan) dan Aisyah (Pr 12) warga Desa Kebun Durian Kec Gunung Sahilan (luka berat).
Atas insiden ini kegiatan dihentikan guna mengevakuasi para korban ke Puskesmas Kampar Kiri untuk segera mendapatkan pertolongan medis.(*/eman)
Kegiatan ini dihadiri Raja Gunung Sahilan H.M.T. Nizar Yang Dipertuan Agung, Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira SIK, MH, Kapolsek Kampar Kiri Kompol Yulisman S.Sos, Camat Gunung Sahilan Dedi Herman, S.STP, Kepala Desa Se-Kec.Gunung Sahilan, Para Ninik Mamak dan Tokoh Adat Serantau Kampar Kiri serta tamu undangan dan masyarakat yang berjumlah sekitar 1.500 orang.
Pada pukul 10.45 Wib, Raja Gunung Sahilan bersama Kapolres Kampar, Ninik Mamak dan Tokoh Adat Serantau Kampar Kiri serta Tamu Undangan diarak dari Kantor Desa Gunung Sahilan menuju tempat acara di Istana Gunung Sahilan dengan diiringi Musik Tradisional Ogung.
Sekitar pukul 11.00 wib, Rombongan tiba di Gerbang Istana, selanjutnya salah seorang panitia penyelenggara sdr. Zailam alias ilam membunyikan LELO (Meriam Tradisional) yang berdiameter 7 cm dengan panjang 1 meter sebagai tanda dimulainya acara adat.
Pada saat menyulut untuk meletuskan meriam tradisional (Lelo) tersebut , badan Lelo pecah dan serpihannya mengenai 5 orang warga yang berada di sekitar Lelo tersebut, mengakibatkan seorang meninggal dunia, 3 luka berat dan seorang lainnya luka ringan.
Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira SIK, MH beserta puluhan personel dari Jajaran Polres Kampar yang berada dilokasi, segera memberikan pertolongan dan membantu mengevakuasi korban ke Puskesmas Kampar Kiri.
Identitas para korban kejadian ini yaitu Ikram (Lk 38) warga Lipatkain (meninggal dunia), Sumanto Rebo (Lk 58) warga Gunung Sahilan (luka berat), Rapika Alni (Lk 16) warga Desa Subarak Kec Gunung Sahilan (luka berat), Sarimah (Pr 51) warga Desa Lipatkain Utara (luka ringan) dan Aisyah (Pr 12) warga Desa Kebun Durian Kec Gunung Sahilan (luka berat).
Atas insiden ini kegiatan dihentikan guna mengevakuasi para korban ke Puskesmas Kampar Kiri untuk segera mendapatkan pertolongan medis.(*/eman)