JAKARTA – Tanda awas bagi ekonomi Indonesia! Sejumlah pihak mulai kwatir dengan kondisi ekonomi kita yang kian lama kian terpuruk.
Salah satunya yang prihatin, mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Rizal Ramli. Dirinya mengaku khawatir jika perubahan kekuasaan di Indonesia dapat lebih cepat sebelum pemilu tahun 2019.
Mantan aktivis ITB ini menilai, situasi tanah air saat ini memiliki kesamaan dengan gejala krisis yang terjadi pada 20 tahun lalu.
“Menilik lebih jauh saat era orde baru, Ada tiga faktor perubahan kekuasaan, yakni; krisis kepercayaan, ekonomi, pangan, dan moneter pada saat bersamaan,” tegasnya.
Rizal menilai saat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika anjlok kini, mencapai Rp 14.190 dan beberapa gejala krisis ekonomi lainnya, akan timbulnya krisis kepercayaan dan krisis ekonomi sebagai awal dari krisis moneter.
Selain itu, dirinya juga menuturkan akan ada keresahan dari berbagai kelompok yang merasa tidak aman dan nyaman.
“Akan sulit dihindari apabila pemerintah terus menerus salah langkah dalam menentukan kebijakan,” tutur dia.
Kesalahan-kesalahan tersebut menurutnya, dapat berujung kepada sikap antipati dan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang berkuasa saat ini.
Kekwatiran yang sama juga muncul dari Kadiv Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
@LawanPoLitikJKW: Kekuatiran yg sama sdh kami sampaikan sebelumnya. Bisa jd pilpres tidak ada. Kicauan Ferdinand Tanggapi Rizal (Twitter)
Kendati demikian, salah satu capres 2019 ini berharap reformasi 20 tahun silam tidak perlu terjadi.
Asal saat pergantian kekuasaan di tahun 2019 berjalan sesuai aturan.
Sementara, Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menilai apa yang dikatakan Rizal sangat rasional dan masuk akal.
"Saya tahu dia adalah ekonom terbaik saat ini yang kajian dan analisisnya tak pernah melesat. Dia pun 20 tahun lalu sudah memprediksi keterpurukan ekonomi kita dan itu benar-benar terjadi,” kata peneliti dari Amerika ini.
Ditambahkan Jerry, Rizal bukan hanya smart, clever namun wise. Jarang ada ahli ekonomi seperti beliau.
“Pemerintah Jokowi harus listen better apa yang disampaikannya. Rizal tidak bermaksud melemahkan tapi mengingatkan akan adverse effect (dampak buruk) ekonomi kita.
“Dalam ekonomi ada istilah : economic forecast atau ramalan ekonomi, dan RR punya kelebihan itu yang tak dimiliki para ekonom lain,” kata Jerry.(*)
Salah satunya yang prihatin, mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Rizal Ramli. Dirinya mengaku khawatir jika perubahan kekuasaan di Indonesia dapat lebih cepat sebelum pemilu tahun 2019.
Mantan aktivis ITB ini menilai, situasi tanah air saat ini memiliki kesamaan dengan gejala krisis yang terjadi pada 20 tahun lalu.
“Menilik lebih jauh saat era orde baru, Ada tiga faktor perubahan kekuasaan, yakni; krisis kepercayaan, ekonomi, pangan, dan moneter pada saat bersamaan,” tegasnya.
Rizal menilai saat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika anjlok kini, mencapai Rp 14.190 dan beberapa gejala krisis ekonomi lainnya, akan timbulnya krisis kepercayaan dan krisis ekonomi sebagai awal dari krisis moneter.
Selain itu, dirinya juga menuturkan akan ada keresahan dari berbagai kelompok yang merasa tidak aman dan nyaman.
“Akan sulit dihindari apabila pemerintah terus menerus salah langkah dalam menentukan kebijakan,” tutur dia.
Kesalahan-kesalahan tersebut menurutnya, dapat berujung kepada sikap antipati dan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang berkuasa saat ini.
Kekwatiran yang sama juga muncul dari Kadiv Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
@LawanPoLitikJKW: Kekuatiran yg sama sdh kami sampaikan sebelumnya. Bisa jd pilpres tidak ada. Kicauan Ferdinand Tanggapi Rizal (Twitter)
Kendati demikian, salah satu capres 2019 ini berharap reformasi 20 tahun silam tidak perlu terjadi.
Asal saat pergantian kekuasaan di tahun 2019 berjalan sesuai aturan.
Sementara, Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menilai apa yang dikatakan Rizal sangat rasional dan masuk akal.
"Saya tahu dia adalah ekonom terbaik saat ini yang kajian dan analisisnya tak pernah melesat. Dia pun 20 tahun lalu sudah memprediksi keterpurukan ekonomi kita dan itu benar-benar terjadi,” kata peneliti dari Amerika ini.
Ditambahkan Jerry, Rizal bukan hanya smart, clever namun wise. Jarang ada ahli ekonomi seperti beliau.
“Pemerintah Jokowi harus listen better apa yang disampaikannya. Rizal tidak bermaksud melemahkan tapi mengingatkan akan adverse effect (dampak buruk) ekonomi kita.
“Dalam ekonomi ada istilah : economic forecast atau ramalan ekonomi, dan RR punya kelebihan itu yang tak dimiliki para ekonom lain,” kata Jerry.(*)