RIAU, Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M bersama para Kasi Korem 031/WB menghadiri pembukaan acara tradisional lomba Pacu Jalur di lapangan Limuno kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuansing Rabu 29/08/18
Dalam Acara ini juga dihadiri Gubernur Riau H.Arsyadjuliandi Rachman yang langsung membuka secara resmi lomba Pacu Jalur dengan melakukan pemukulan Gong disaksikan oleh Danrem 031/WB, perwakilan Kementrian Pariwisata, Bupati Kuansing, serta ketua Panitia lomba Pacu Jalur tahun 2018.
Dalam sejarahnya lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur.
Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah ditetapkan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Nasional."Tutur Penrem 03/WB
( Eman melayu )
Dalam Acara ini juga dihadiri Gubernur Riau H.Arsyadjuliandi Rachman yang langsung membuka secara resmi lomba Pacu Jalur dengan melakukan pemukulan Gong disaksikan oleh Danrem 031/WB, perwakilan Kementrian Pariwisata, Bupati Kuansing, serta ketua Panitia lomba Pacu Jalur tahun 2018.
Dalam sejarahnya lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur.
Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah ditetapkan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Nasional."Tutur Penrem 03/WB
( Eman melayu )