Ciloteh Tanpa Suara-Di waktu upacara 17 Agustus 2019 HUT Kemerdekaan RI ke-74 Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota di lapangan Singa Harau di Ketinggian Sarilamak. Di jajaran perwira peserta uapaca ada yang bertanya kepada saya , “nama lapangannya Singa Harau tetapi tugu di dalamnya Kambing , apa hubungannya pak Saiful ?” Tanya salah satu mereka.
Saya jawab sambil berkelakar” itu adalah Tugu Kambing Hutan atlit yang pandai main kalereang untuk umpan Singo Harau. Dimana tugu itu berkaitan dengan sebuah peristiwa PORPROV ke-12 bulan 12 tahun 2012 di Kabupaten Lima Puluh Kota, yang memilih maskotnya adalah Kambing Hutan.” Jawab saya.
“Bagaimana pula ceritanya, bahwa Kambiang Hutan pandai main kalereang ?, Tanya mereka “ dan tolonglah pak Saiful uraikan “ ujarnya.
Kemudian saya bercerita” Mascot Kambing Hutan tersebut saya yang mengusulkannya kepada bapak Bupati dr.Alis Marajo Dt. Sori Marajo yang pada tahun 2012 dengan argumen bahwa Kambing Hutan mempunyai karakter semangat yang tinggi, gigih, punya tekad dan daya juang kuat. Kambing hutan dengan kekuatan kuku kakinya tak kenal lelah mendaki bukit dan menuruni lembah, dengan tanduknya yang runcing tajam kuat melewati rintangan segala onak dan duri yang akan menghalanginya , dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan dimana saja berada. Makanannya beragam sehingga dia suka hal yang heterogen.
Hal ini juga sesuai dengan catatan dari beberapa tambo yang menyebutkan Minangkabau terdiri dari 3 Luak dengan kebesaran dan maskot hewannya, yakni : Rajo di Luak Tanah Datar sebagai Luak nan Tuo dengan lambang warnanya KUNING dan maskot binatangnya KUCING yang pandai memanjat sambil berlari membunuh tidak berdarah kekuatan berada di telinga dengan pendengaran yang nyaring dan kuku yang kuat untuk menangkap mangsa dengan kias “ aienyo janiah, ikannyo jinak, buminyo dingin “ (airnya jernih,ikannya jinak, buminya dingin).
Hulubalang di Luak Agam sebagai Luak Nan Tangah dengan lambang warnanya MERAH dan hewan maskotnya HARIMAU kuat berlari sambil menangkap mangsanya dengan sendirian , kekuatan berada pada suara auman dan taringnya, dengan kias “ aienyo karuah, ikannyo lia buminyo angek “ (airnya keruh, ikannya liar, buminya hangat ).
Pangulu di Luak Limo Puluah Koto Sebagai Luak Nan Bungsu disebutkan pananti alek jamu oleh Luak Nan Tigo dengan lambang warnanya HITAM dan hewan maskotnya KAMBING HUTAN kekuatan berada dikuku kakinya dan tidak ada lurah yang dalam tak di turuni, tidak ada bukit yang tinggi tak didaki oleh kambing yang suka kebersamaan dan hidup berkelompok dengan kias “ aianyo janiah, ikannyo jinak,buminyo tawa,sayaknyo landai, dalam nan indak taajuak, dangka nan indak tasubarangi, buoyo gadang maunikan” ( airnya jernih, ikannya jinak, buminya tawar, sayaknya landai, dalam yang tidak terjangkau, dangkal yang tidak tersubarangi, buaya besar menjaganya ).” Terang saya
“ tadi disebutkan Kambing Hutan atlit pandai main kelereang “ Tanya mereka lagi
“ hehehehehe Kambiang Hutan atlit main kelereng, seperti yang saya jelaskan tadi dia mainnya di lereng-lereng bukit, makannya di lereng bukit. Jangan dibayangkan kelereang sama dengan permainan anak anak bermain kelereng bulat dengan keahlian memasukan kedalam lobang kecil. Padahal yang dimaksudkan dengan Kambing pandai main kelereng adalah berjalan dilereng-lereng menelusuri tebing-tebing terjal dikaki bukit untuk mencari rerumputan untuk makanannya, .... hehe.... hee... “ dan kami semua tertawa”
Saiful Guci- 18 Agustus 2019