Wahyudi Thamrin

Lubang Kalam, Riwayatmu

foto by skyriau


Mudik atau pulang kampung saat lebaran sudah menjadi tradisi anak rantau. Bagi masyarakat Minang pulang kapuang di hari raya adalah sudah kebahagian tak ternilai. Kenapa begitu? Karena kebanyakan hanya ada waktu untuk bisa pulang kampuang bertemu sanak saudara. Perjalanan Pulang Kampuang tentu memiliki kisah atau kenangan sepanjang jalan. Bagi dunsanak yang merantau ke provisni Riau misalnya ada beberapa kenangan yang melekat, terutama yang dibawah tahun 1990an. Lubang Kalam, Pandakian 17 Kilo dan Kelok 9 di Limapuluh Kota.

Saat ini yang masih dilewati hanya pendakian 17 kilo kecamatan Pangkalan dan kelok 9 di kecamatan Harau. Lubang Kalam sudah tidak dilewati lagi semenjak pemindahan jalur karena pembangunan PLTA Koto Panjang.

Terowongan bukit batu yang panjangnya sekitar 300 meter ini tidak akan hilang bagi perantau Sumbar era 90an kebawah. Dikenal dengan nama Lubang Kalam karena gelapnya di terowongan tersebut. Terowongan yang dibangun Belanda sebelum era kemerdekaan itu tidak pernah dilengkapi dengan penerangan lampu jalan. Sehingga orang Minang menyebutnya lubang kalam (gelap).

Menurut informasi yang didapat, terowongan ini dibangun Belanda sekitar tahun 1929 M. Dan menjadi urat nadi perhubungan Ranah Minang dengan tanah Melayu Riau masa itu. Kelok 9 dan Lubang Kalam jadi saksi bisu bekas peninggalan Belanda membangun jalur transportasi darat di Sumatera Tengah tempo Doeloe. Saat ini Lubang kalam jadi Objek wisata kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar

tulisan tahun pembuatan lubang kalam kerukir di pintu masuk terowongan 
Sebelum era 90an perantau Sumbar akan menikmati jalur ini. Akan menjadi cerita indah diwarung kopi kala berkumpul dikampung halaman. Apalagi situasi dan kondisi jalan belum sebagus saat ini. Dari Pekanbaru Ke Padang bisa memakan waktu 24 jam. Macet dijalan sudah jadi hiasan pulang kampuang dihari raya. Cerita naiak sampan menyeberang sungai yang disebut palayangan pelengkap ota. Ada tiga palayangan alias penyeberangan sampan masa lalu wajib di tempuh. Danau Bingkuang, Rantau Barangin Kanpupaten Kampar sekarang dan tanjuang balik Kecamatan pangkalan kabupaten Limapuluh Kota saat ini.

Makan di Anam Koto atau rumah Makan Rangkiang di Pangkalan serta bermalam menunggu pagi di Lubuak bangku Kecamatan Harau dengan ragam hidangan makan serta kuliner sarapan pagi sebelum berangkat menuju kampung halaman masing masing.

Semenjak pembangunan PLTA Koto Panjang, Jalan utama Sumbar Riau dialihkan ke Nagari Rimbo Data sekarang. Jalan lama pun terendam genangan waduk mega proyek masa itu. Sehingga Lubang kalam tidak lagi dilewati untuk menuju Sumbar maupun sebaliknya.