foto bus Gagak Hitam jadoel bersumber google |
Salingkaluak,-merantau sudah bahagian dari sisi kehidupan anak anak Minang. Bak pameo pantun lama dinegeri ini:
Karatau Madang Diulu
Babuah Babungo Balun
Marantau Bujang Dahulu
Dikampuang Paguno Balun
Dahulu merantau lebih ke mengadu nasib merubah peruntungan ekonomi. Makanya tidak heran orang Minang di ranah perantauan berada di pusat keramaian alias pasar. Berniaga rata rata profesi digeluti. Dari lapak kali lima sampai ke toko bertingkat. Dari jadi anak buah sampai sudah ada yang punya anak buah.
Saat ini anak anak Minang tidak lagi merantau mengadu nasib mencari lapangan kerja saja. Sudah banyak yang ketanah rantau untuk menuntut ilmu. Dan Lebaran lah momen momen indah untuk bisa hadir di tengah sanak saudara, teman teman sepegurauan dikampung halaman.
Berlebaran alias berhari raya di Ranah Minang biasa di isi dengan saling kunjung dengan sanak saudara. Serta berkumpul dengan kawan sebaya sampai reunian orang namakan. Tidak cukup kadang rasanya hari seminggu di kampung halaman buat melepas rindu mengenang masa masa lalu. Sebelum badan kembali diarak ke rantau orang.
Namun saat ini banyak yang harus mengubur harapan berlebaran dikampung halaman. PAndemi Covid-19 mengincah dunia. Tidak luput Nusantara ini bergoncang oleh corona virus Desease 2019 tersebut. Langkah memutus mata rantai penyebaran virus ini diambil pemerintah dengan stay at home dan dilarang melakukan perjalanan keluar kota. Terutama dari daerah daerah yang dikategorikan zona merah. Alamat anak rantau terkurung dinegri orang saat lebaran 2020 M/1441H ini.
Saat ini pemerintah Sumbar memutus arus masuk jalur darat. Yang bisa masuk hanya yang bersangkut paut akan kebutuhan penting ditengah masyarakat. Angkutan penumpang atau kendaraan sudah tidak lagi bisa masuk ranah minang. Beberapa hari lalu pemerintah ada longgarkan aturan lewat jalur udara. Syaratnya sangatlah berat terasa bagi sebahagian yang ingin pulang kampung buat berlebaran. Dari aturan surat menyurat tentang kesehatan sampai biaya transpotrasi melambung akibat pembatasan jumlah penumpang.
Dendang anak rantau rindu kampuang halamanpun melimpah ruah, ada yang di tuangkan di media sosial dalam bentuk status sampai komentar komentar di postingan teman teman dan ada yang menuangkan dalam lagu Minang. seperti video dibawah ini
Video diatas hanya salah satu dari sekian banyak lagu minang terbaru dengan tema Barayo Di Rantau urang.
Semoga wabah ini segera berlalu. Tidak ada lagi penghambat langkah anak dagang melepas rindu akan kampuang halaman. Serta semua kita bisa beraktifitas seperti biasa lagi.
Buat dunsanak di tanah rantau, Kami dikampung halaman juga rindu berkumpul dengan canda riang dengan suguhan kue kue khas kampung kita. Namun apadaya Tuhan saat ini sedang menguji kita. Jauh dimata dekat dihati. Berpisah jarak bukan bercerai silaturahim.
Salam barirayo Dari Kami Di Luak Limopuluah Untuak dunsanak di tanah rantau Samoga sehat dan dalam lindunganNya jua dinegeri orang dunsanak semua.