“Saya berharap, dikarenakan saya berkebutuhan khusus atau low vision, akan lahir Syaikh Bin Baz- Syaikh Bin Baz yang lain di Indonesia, ulama-ulama, baik dari kalangan umum maupun dari para penyandang difabel.”
KOTA Payakumbuh punya segudang anak yang bisa dibanggakan. Termasuk di antaranya Akhlaqul Imam, yang saat ini menuntut ilmu di SMA Negeri 2 Kota Payakumbuh. Selain sudah sejak lama mencatatkan diri sebagai salah seorang siswa berprestasi, Imam --begitu ia akrab dipanggil-- juga punya cita-cita yang tergolong tinggi dan mulia.
Baca Juga: Himbauan BMKG Padang Panjang Terkait Gerhana Matahari Siang Ini
Karena seorang penyandang berkebutuhan khusus, Imam punya keinginan yang sangat kuat untuk mendirikan sebuah lembaga yang memungkinkan para difabel untuk berkarya, terutama di bidang ilmu agama. “Hanya melalui lembagalah, antara lain bakat-bakat terpendam akan bisa diarahkan dengan baik,” ungkapnya. Melalui lembaga juga, lanjut Imam, para anak berbakat akan bisa menemukan jati dirinya.
Pria kelahiran Bukittinggi pada 23 Desember 2001 ini merujuk contoh mufti Arab Saudi, yaitu Syaikh Bin Baz yang bernama lengkap Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah Ali Baz. Tokoh ini pernah menjabat sebagai mufti (penasehat agung) Kerajaan Arab Saudi, Rektor Universitas Islam Madinah, Hai'ah Kibaril Ulama (semacam MUI di Arab Saudi), Dewan Riset Ilmu dan Fatwa (al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta'), dan lainnya.
''Beliau itu buta," kata Imam, ''Tapi kenapa dalam kondisi yang tak sempurna secara fisik karena tidak bisa melihat itu, Syaikh Bin Baz bisa menjadi mufti di Arab Saudi, pernah menjadi rektor, dan lainnya?" ia menambahkan. Padahal, sambung Imam, sebelum usia 20 tahun ia masih bisa melihat. Namun setelah usia 20 tahun, penglihatannya diambil oleh Allah SWT. “Sampai meninggal, beliau tetap dalam kondisi buta," kata pria yang memiliki moto Hidup Adalah Perjuangan ini.
Tapi, di tengah keterbatasan kondisi fisiknya, Syaikh Bin Baz memiliki kelebihan yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain, yaitu hafalannya yang tergolong sangat kuat. Yang kemudian menjadi pertanyaan, kenapa Syaikh bisa memiliki penghafalan yang begitu kuat?
"Pasti kondisi demikian didukung oleh lingkungan di mana ia bertempat tinggal, termasuk juga didukung oleh lembaga-lembaga tempat beliau bernaung.''
Makanya, Imam memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mendirikan lembaga yang dimaksud. ‘’Semoga Allah SWT mengabulkan niat saya,” katanya. Sebab sebagai tunanetra tepatnya difabel penglihatan, Imam memiliki pengharapan akan lahir Syaikh Bin Baz- Syaikh Bin Baz yang lain di Indonesia, ulama-ulama, baik dari kalangan umum maupun dari para penyandang difabel.
Manusia Multitalenta
Pria yang beralamat di Padang Laweh Jorong Pakan Rabaa, Nagari Batu Payuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota memang bisa disebut manusia multi-talenta. Cermatilah curiiculum vitae-nya, berbagai penghargaan dan prestasi di berbagai bidang pernah disabetnya, baik tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.
Imam, misalnya, pernah menjadi peserta pernah menjadi peserta Global IT Challenge for Youth with Disabilities di India tahun 2018; meraih medali emas dalam ajang . E-Tools Challenge Global IT Challenge for Youth with Disabilities (Vietnam) Rehabilitation International Korea tahun 2017; meraih medali perunggu di ajang E-Design Challenge Global IT Challenge for Youth with Disabilities (Vietnam) Rehabilitation International Korea tahun 2017; dan pernah mengikuti kegiatan Teladan Kementerian Lembaga-LNPD Sidang Bersama DPR Ri dan DPD RI di Jakarta tahun 2019.
Selanjutnya, Imam juga pernah menjadi peserta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam HUT-RI 74 di Jakarta tahun 2019. Kemudian, meraih medali perunggu di ajang Olimpiade Geografi Nasional di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta; menjadi peserta Pelatihan Terpusat Olimpiade Sains Nasional (Lembang) OSN Training Center tahun 2019 Nasional, dan juara I Olimpiade Geografi OLIPS UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah tahun 2018.
Pada 2018, Imam mencatatkan diri sebagai finalis Lomba Karya Ilmiah Populer Daring Bagi Sekolah Inklusi yabng diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Jambi tahun 2018; terbaik ketiga dalam kegiatan Parlemen Remaja di di Jakarta yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jendral, Biro Pemberitaan Parlemen DPR RI tahun 2018, dan menjadi peserta Seminar Motivasi Nasional Enterpreneur Wirausaha Muda Nusantara Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tahun 2019.
Kembali di 2018 Imam menjadi semifinalis Olimpiade Pasar Modal GIBEI Unand dan Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, finalis Lomba Menulis Esai Olimpiade Humaniora di Jawa Barat yang diselenggarakan Smart Ekselensia Indonesia pada 2017; meraih medali perak Jambore TIK Bagi Penyandang Disabilitas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di 2017; dan merebut medali perak di Olimpiade Sains Nasional Bidang IPS yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Palembang pada 2016.
Pada 2016 itu juga, Imam menjadi finalis dalam ajang Social Science Olympiad Bidang IPS di SMA Darul Ulum II Jombang; meraih medali perak di ajang Olimpiade Sains Nasional PK-LK Bidang Matematika yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Yogyakarta; menjadi finalis Olimpiade Sosiologi Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Padang di Padang tahun 2017; dan merebut gelar juara I di ajang GTENSC Bidang IPS yang diselenggarakan HIMA Geografi Universitas Negeri Padang di Padang tahun 2016.
Gelar juara 2 direbut Imam ketika ia mengikuti ajang Batik Birru Cabang IPS yang diselenggarakan SMA N 1 Padang Panjang di Padang Panjang tahun 2016. Selanjutnya, Imam kembali mencatatkan diri sebagai pemegang gelar juara I di ajang E-Tools Jambore TIK Nasional Wilayah Sumatera yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Padang tahun 2016; meraih juara I di iven E-Creative Jambore TIK Wilayah Sumatera yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Padang tahun 2016.
Kembali gelar juara I (kali ini untuk tingkat provinsi) direbut Imam dalam ajang LUMINOSITY Bidang Olimpiade Geografi yang diadakan oleh SMA N 1 Bukittinggi di Bukittinggi tahun 2019. Selanjutnya, juara 5 tingkat provinsi di ajang TENLICIOUS Musabaqah Hifzil Quran yang diselenggarakan SMA N 10 Payakumbuh di Payakumbuh tahun 2019; dan juara 5 tingkat provinsi FLASHCO Bidang Olimpiade Geografi yang diadakan oleh SMA N 2 Payakumbuh di Payakumbuh tahun 2019.
Lagi-lagi pada 2018, Imam mencatatkan diri sebagai Juara I tingkat provinsi sebagai penerima Penghargaan Siswa Berprestasi Gebyar Pendidikan Sumatera Barat di Padang; meraih juara 3 tingkat provinsi di ajang Lomba Cerdas Cermat Kebencanaan yang diadakan oleh KOSBEMA Unand di Padang; meraih gelar juara enam tingkat provinsi dalam ajang Pemuda Inspiratif yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga di Padang tahun 2018.
Selanjutnya, Imam merebut gelar juara enam tingkat provinsi dalam lomba Olimpiade Geografi LUMINOSITY yang diselenggarakan SMA N 1 Bukittinggi di Bukittinggi tahun 2018; meraih gelar juara I Olimpiade Sosiologi yang diselenggarakan Universitas Negeri Andalas di Padang tahun 2018; finalis di ajang TENSAI Bidang Olimpiade Geografi yang diselenggarakan oleh SMA N 10 Padang di Padang tahun 2018; menerima medali emas di ajang Penghargaan Siswa Berprestasi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Sumatera Barat di Padang tahun 2017.
Kalau mau dirunut, masih panjang lagi daftar prestasi yang berhasil direbut Imam. Setidaknya sejak 2012 sampai 2019 lalu, putera dari pasangan Yasril dan Erlis Idris telah membukukan sebanyak 73 prestasi/kegiatan, baik untuk skala regional Sumatera Barat, tingkat nasional, bahkan sampai ke tingkat internasional. Prestasi/kegiatan itu mencakup bidang yang cukup beragam.
Imam merupakan anak tunggal dari pasangan Yasril dengan Erlis Idris. Yasril sehari-hari bekerja sebagai wiraswastawan, sementara Erlis Idris merupakan PNS (pegawai negeri sipil) dengan bidang pengabdian sebagai guru. Imam memiliki tinggi/berat badan, yaitu 165 cm/106 kg dan plusminus kacamata silindris 4.75 dan 5.25.
Ditanya perempuan yang disukai, Imam menerangkan bahwa tipe lawan jenis yang ia sukai adalah yang setia. Ia juga menyatakan tidak suka lawan jenis yang doyan hal-hal yang berlebihan dan melampaui batas, melainkan yang sederhana, dan mau menerima segala kekurangan dan kelebihannya. “Tapi yang paling penting adalah setia dan mau menerima segala realitas yang ada,” ujarnya, sambil menambahkan, “… dan yang mau memulai segala sesuatunya dari nol.”
Akhlaqul Imam, siswa SMAN 2 Multitalenta