Sektor pariwisata merupakan sebagai salah satu sumber devisa negara dan pendapatan daerah. Kedatangan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara kesuatu daerah maupun negara di daerah tujuan wisata memberikan kontribusi postitif untuk kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi bagi kawasan tersebut. Sektor pariwisata sangat berpengaruh terhadap sektor perekonomian yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.Sektor pariwisata masuk sebagai penyumbang dalam tiga besar devisa untuk Indonesia.
Pariwisata di Indonesia mengandalkan beberapa daerah sebagai daerah tujuan utama wisata yang sangat bergantung kepada pada jumlah kunjungan wisatawan yang datang. Pada saat sekarang ini sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu industry yang paling terpukul dan terpuruk oleh pandemic virus covid 19 di mana virus tersebut di kenal dengan dengan nama lainnya yaitu Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 ( SARS-COV-2) yang di sebabkan oleh gangguan ringan pada sistim pernapasan , infeksi paru-paru yang berat yang menyebabkan kematian yang di tularkan dari manusia ke manusia.
Baca Juga: Riau Relis Kuasai Penuh PAP PLTA, Tokoh Masyarakat Luak Limopuluah Angkat Bicara
Hal tersebutlah yang membuat beberapa negara di dunia termasuk Indonesia melakukan langkah dalam rangka mencegah penyebaran wabah dari virus tersebut dengan di berlakukannya pembatasan social berskala besar (PSBB) di beberapa kawasan termasuk daerah tujuan wisata sehingga berdampak luas terhadap perkembangan sektor pariwisata. Padahal sektor pariwisata merupakan sebagai salah satu kunci devisa dan ekonomi di Indonesia yang di dapat melalui kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Terpukulnya sektor pariwisata di Indonesia di perkirakan sekitar Rp 7 Triliun per bulan dimana sebagian kawasan wisata di Indonesia telah mengalami penutupan sehingga juga berdampak terhadap tingkat hunian hotel,restaurant yang dapat di lihat dari okupansi di bawah 20 bahkan ada yang sampai nol persen, diproyeksikan membutuhkan waktu lama untuk bangkit dari keterpurukan dan memulihkan situasi tersebut, meskipun pandemic ini di perkirakan akan terus meningkat dan akan melambat pada kuartal ketiga tahun depan.
Jika kita melihat tatanan pariwisata untuk recovery di era new normal perlu panduan tatanan baru atau prosedur new normal dari pemerintah dan pihak terkait dalam upaya memulihkan sektor tersebut dengan melibatkan semua pemangku kepentingan termasuk pelaku usaha pariwisata.
Melalui beberapa strategi recovery yang dapat di lakukan yaitu dalam bentuk
(1) pencegahan dan perencanaan ( prevention and Planning) berupa melakukan analisis dengan pertimbangan berdasarkan pada saat situasi pandemic covid 19 berupa analisis yang dapat di lakukan seperti analisis resiko, perkiraan di masa depan dan analisis lingkungan di kawasan wisata.sementara dalam perencanaan memuat kondisi normal dan rencana untuk keadaan darurat (emergency),
(2) Strategi implementasi (Implemantion strategy) melalui pemuatan strategi dan evaluasi dan kontrol serta sumber daya serta sinergi lintas pemangku kepentingan dimana dalam implementasi tersebut cenderung fokus bagaimana menangani ketika krisis terjadi dengan memprioritaskan komunikasi baik dengan lembaga, pelaku usaha pariwisata,wisatawan maupun masyarakat setempat (local community),
(3) resolusi dan evaluasi ( Resolution and evaluation) yaitu pemulihan tujuan melalui tingkatan investasi dan pengembangan terhadap sumber daya untuk meningkatkan citra kawasan wisata, sedangkan evaluasi meliputi evaluasi efektifitas strategi untuk masa yang akan datang.
Berdasarkan strategi tersebut dapat di jelaskan juga bahwa di dalam recovery pariwisata di era new normal terdapat beberapa indikator poin penting lainnya yaitu berupa daerah tujuan wisata ( destinations should also consider yang terdiri dari
(a) What new drive markets can make the most impact in the short-term yang,
(b) Looking at seasonality changes as school dates shift and families plan for missed travel over spring break,
(c) Preparing for action in what will quickly become a cluttered marketplace yang berarti di dalam pemulihan daerah tujuan maupun kawasan wisata menetapkan dan memperhatikan tujuan utama sehingga menjadi terarah, terukur dan secara bersama-sama dengan memperhatikan standar pelayanan bagi wisatawan yang menjadi pangsa pasar utama sesuai dengan karakteristik di kawasan tersebut.
Strategi recovery pariwisata lainnya dapat di lakukan dengan Hone group travel strategies meliputi
(a) kehadiran melalui pameran dagang (A presence at trade shows),
(b) penjangkauan khusus untuk jangkauan operator (dedicated outreach to operators and sales call),
(c) pengembangan melalui standar SOP yang akan berinteraksi dengan tur kelompok Development of a standard operating procedure ( SOP) for staff that will untimely interact with group tours
(d) A method for tracking group tour specific visitors dan Hal penting lainnya yaitu libatkan wisatawan (Engage consumers) serta mempersiapkan rencana kesehatan dan keselamatan.(Prepare health & safety messages and plans) bagi setiap wisatawan yang akan datang berkunjung.
Standar kesehatan dan keselamatan wisatawan yang datang berkunjung ke Indonesia merupakan prioritas utama sehingga wisatawan menimbulkan rasa aman dan nyaman tanpa ada unsur kecemasan jika mereka melakukan perjalanan wisata di daerah tersebut.
Baca Juga: Pergi Memancing Ke Laut, Warga Pasie Paneh Dilaporkan Hilang
Recovery pariwisata tersebut di prediksi akan bergairah kembali dari keterpurukan oleh organisasi pariwisata dunia ( UNWTO) sekitar tahun 2022. Sementara itu , World travel dan tourism council (WTTC) menyatakan recovery bisa di lakukan lebih awal dan lebih cepat melalui strategi tanggap darurat ,pemulihan kawasan wisata dan normalisasi sehingga keterpurukan sektor pariwisata kembali dapat di angkat dan bergeliat di era new normal dan kembali dapat mendatangkan wisatawan seperti sedia kala Semoga***.
Oleh :
I Wayan Thariqy Kawakibi Pristiwasa
Dosen Politeknik Pariwisata Batam
( Mahasiswa Program Doktor Pariwisata Universitas Udayana-Bali)