Payakumbuh ---Tiga guru Payakumbuh yang terkonfirmasi positif Covid-19, dikembalikan ke kampung halamannya. Minggu (23/8), ketiga guru tersebut tercatat dalam data Covid-19 Kota Payakumbuh. Tapi, terhitung Senin (24/8), guru dimaksud terdata dalam data Covid-19 kota/kabupaten daerah asalnya.
Kadis Kesehatan Bakhrizal di Balaikota Payakumbuh, menginformasikan, Senin (24/8), ketiga guru terkonfirmasi positif Covid-19, merupakan tenaga pengajar Payakumbuh. Ketiganya positif corona bersama 6 guru Payakumbuh lainnya, berdasarkan hasil SWAB yang dikeluarkan Lab. Fakultas Kedokteran Unand. Dampak kontak erat dengan penderita Covid-19 sebelumnya.
Ketiganya adalah, MK, 60 tahun, guru SMAN 3 Payakumbuh, domisili Taram, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota. Kemudian, MD, 25 tahun, guru SMA Muchtar Payakumbuh, domisili Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Selanjutnya, S, 59 tahun, guru SMKN 1 Payakumbuh, domisili Nagari Parambahan, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Menurut Kadiskes Bakhrizal, dengan mutasi data Covid-19 Payakumbuh itu, berarti dalam data Covid-19 kota ini, terjadi pengurangan jumlah positif Covid-19 di Payakumbuh. Dari 21 orang, sekarang tinggal 18 orang positif.
Jika ditotal sejak Maret 2020, kasus positif Covid-19 berjumlah 45 orang. Rinciannya,
suspect (ODP/PDP) 1 orang,
kasus konfirmasi (positif) 45 orang,
sembuh 21 orang, ( isolasi 17 orang,
rawat 4 orang), kontak erat (OTG)143 orang, discarded (neqatif) 3.946 orang, meninggal (0 orang). Sementara, kepala SMAN 4 Maxziwel, yang meninggal dunia, tercatat dalam data Covid19 kota Padang.
Gelombang kedua kasus positif Covid-19, menurut Bakhrizal, bisa saja lebih berbahaya ketimbang sebelumnya. Karena, kasus-kasus di Payakumbuh, akibat kontak dengan perantau Jabodetabek, dari Aceh, Medan, Pekanbaru serta dari daerah di Sumatera Barat.
Supaya tak terpapar lagi, seyogianya warga kota dosiplin menerapkan protokol kesehatan, selalu jaga jarak, pakai masker dan sering cuci tangan dengan sabun. (Relis)