Wahyudi Thamrin

Nila Maninjau Sudah Diolah Jadi Ikan Salai

Agam,-Danau Maninjau selain terkenal dengan keindahannya juga dikenal sebagai penghasil ikan air tawar di Sumbar. Banyak warga salingka danau berprofesi sebagai peternak ikan dengan pola keramba di danau tersebut. Tak heran dipasar pasar di Ranah Minang ini sering kita dengar istilah berbagai jenis ikan air tawar dengan sebutan Maninjaunya. Sepeti ikan Nila Maninjau. 

Saat ini ikan nila Maninjau tidak hanya dijual dalam bentuk ikan segar saja. Ikan keringpun sudah ada pengolahannya. Seperti Ikan Nila salai (Asap) dari Lubuak Basuang ini. Bahkan pemasaranpun sudah sampai ke mancanegara seperti Malaysia. 

Baca Juga: Mengenang Rapat Ikada 19 September 1945

 Riri Febrianti (29) warga Parik Rantang Hilir, Jorong III Sangkir, Kecamatan Lubuk Basung promosikan ikan nila salai (asap) hingga ke Malaysia.

Selain pasar dalam Sumatera Barat, Riri juga mempromosikan olahan hasil karamba Danau Maninjau itu ke Kalimantan, Medan, Bekasi, Batam dan sejumlah daerah lainnya.

Memasarkan ikan nila salai belum lama ini saya lakukan, namun minat masyarakat luar daerah terhadap produk ini cukup tinggi, ujarnya saat dihubungi AMC, Kamis (17/9).

Riri mempromosikan nila asap melalui akun media sosial Facebook miliknya. Dirinya mengaku memposting produk tersebut di setiap grup Facebook yang diikutinya.

Tidak hanya grup FB Lubuk Basung saja, tapi juga di grup FB Tanah Abang, Tanjung Pinang, Payakumbuh dan masih banyak lagi, ucapnya.

Bahkan, masyarakat yang melirik nila asap tersebut juga berasal dari negara tetangga seperti Malaysia. Namun, terkendala biaya, pengiriman produk urung dilakukan.

Usaha ini terbilang masih kecil dan modalnya pun pas-pasan, terpaksa orderan dari Malaysia tidak jadi dikirim. Itu tadi, terkendala biaya, ungkapnya.

Riri memasarkan satu kilo nila seharga Rp50 ribu untuk reseller, dan Rp70 ribu untuk harga jual langsung ke konsumen.

Terkait omzet, Riri belum berani mentaksir, karena grafik pemesanan yang masih naik turun.

Selain nila asap, Riri juga memasarkan bada (ikan kecil) salai, baik yang masih berbentuk bahan mentah maupun badai salai yang sudah diolah menjadi masakan.

Ide memasarkan produk ini, kata Riri, lantaran untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi Covid-19 sembari memanfaatkan media sosial untuk menambah penghasilan.

Ketimbang cuma bergosip di media sosial, ada baiknya kita memasarkan ini, bisa juga buat menambah pemasukan, ungkapnya.

Baca Juga: Seorang Nenek Ditemukan Meninggal Dunia Dalam Warung Dengan Luka Dibadan

Produk nila asap dan bada salai yang dipasarkan merupakan olahannya sendiri. Dirinya berharap usaha yang digelutinya itu bisa terus berkembang dan mendatangkan manfaat bagi warga sekitar.

Seandainya punya modal yang lebih, saya bisa fokus mengembangkan usaha ini, masyarakat di sini juga bisa dilibatkan dalam proses produksi, sehingga bisa membantu mengurangi pengangguran, ulasnya. (humas)