Assalamualaikum Wr. Wb.
'Ketika kamu melakukan sesuatu dari dorongan jiwamu, kamu akan
merasakan aliran sungai bergerak di dalam dirimu, sebuah sukacita'.
—Jalaluddin Rumi
BERJUANGLAH PENUH SUKACITA
Para Relawan Fage yang kita hormati dan cintai,
Tahun pandemi ini mestinya mengingatkan kita tentang begitu banyak hal
yang harus diubah, dan sedemikian hal yang ternyata sudah lama kita
lupakan.
Ya, kita terlalu lama mengubur rasa kebanggaan sebagai anak kandung Ranah Minang. Rumah gadang kita tak lagi ditinggali. Kebudayaan kita nyaris terkubur oleh deru debu zaman yang kian rusak.
Sementara kita tahu, betapa itulah yang membuat Pagaruyung digdaya di hadapan Majapahit. Hayam Wuruk menaruh hormat setinggi langit pada Adityawarman-sepupunya tercinta.
Landasan terkuat itu juga yang menjadikan ninik mamak kita, alim ulama kita, cendekiawan kita, disegani dan merepotkan kolonial Belanda. Bung Karno sampai sungkan membaca Proklamasi kemerdekan Republik Indonesia, tanpa kehadiran Bung Hatta di sisinya.
Sudah sedemikian lama kita menjauh dari rumah kebanggaan itu. Anak-cucu kita lebih menggilai K-Pop tinimbang silek randai. Tradisi kaba kita ditinggalkan generasi muda yang lebih memilih YouTube sebagai penyenang pandangan matanya. Walaupun kita sadar kehadiran YouTube tak tertahan. Tuntutan zaman. Setidaknya, kita bisa nonton silek randai dari layar YouTube.
Bukit Barisan yang tegar di depan mata kita, tinggal kenangan. Tak
tersentuh sama sekali. Ngarai Sihanok sisa ceritanya. Maninjau dan
Singkarak kesepian dalam buku sejarah. Kini urang awak hanya dikenal
karena rendang di rumah makannya sahaja.
Padahal tanpa orang Minang, apalah jadinya bayi Republik 75 tahun
lalu? Tapi ternyata sebagian kita memilih menjadi Malin Kundang di
hadapan bundo kandungnya sendiri.
Rekan-Rekan Relawan yang kita banggakan,
Denai mengajak dunsanak semua. Mari kita bangkit bersDenai mengajak
dunsanak semua. Mari kita bangkit bersama. Ayo bangun lagi nagari dengan
sendi-sendinya yang terdalam. Berbasiskan warisan para bijak yang
begitu mengagumkan.
Memberikan pijakan berharga pada kita: cara melangkah bangkit ke depan.
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita hidup di atas tanah
air yang sama. Negara yang merdeka. Kita harus bahagia dengan cara
paling sederhana. Sumbar harus tumbuh berkembang, sejak dari dalam dada
kita nan lapang.
Para Relawan Fage yang kita kagumi,
Bukan main perjuangan ini, sangat dahsyat. Tanpa sanak saudaro, kami
bukan siapa-siapa. Tak berarti. Dengan kehadiran sanak saudaro,
semangat, energi, dan rasa antusiasme kami untuk bangkit semakin
bertambah, tak terbendung. Membuncah. Menggerakkan. Menguatkan.
Mengalirkan. Akhirnya, mewujudkan suatu kekuatan positif-kolektif demi
perjuangan kita: mengembalikan ranah Minang bermartabat. Mengharumkan.
Kami sadar, kito berjuang dengan gembira. Penuh sukacita. Karena
setiap pikiran dan tindakan yang kito torehkan keluar dari lubuk hati
terdalam. Ada spirit cinta dalam aliran darah yang menemani setiap
langkah ke mana pun kito bergerak. Teruslah berjuang dengan lapang
(flow) dan ikhlas. Semesta pasti mendukung. Tuhan, Sang Mahacinta,
bersama kita.
Izinkanlah.
Dalam momentum bahagia ini, kami ingin menumpahkan perasaan batin yang terdalam. Rasa terimokasih yang tak terhingga. Sungguh, perjuangan sanak saudaro merupakan konstribusi sekaligus amal kemanusiaan nyata dan mulia.
Melampaui ruang dan waktu. Membekas di hati warga. Bahkan menjadi jejak karya dan hidup yang sangat bermakna dan abadi. Catat. Inilah amal saleh luar biasa sanak saudaro. Tak ternilai harganya. Tak akan punah ditelan sangkala. Dikenang sepanjang masa. Bakti nyata kito bagi ranah Minang tercinta.
Seluruh dunsanak Relawan FaGe yang kita cintai,
Sebagai penutup. Marilah kita merenung sejenak. Menundukkan kepala.
Meluruskan niat. Mengucapkan istigfar di dalam hati masing-masing.
Merasakan hadirnya zat yang Mahacinta. Menadahkan kedua tangan.
Bermunajat pada Allah SWT. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan
kekuatan. Pun terhindar dari Covid-19. Jangan lupa.
Mari kita patuhi protokol Covid-19 di tengah perjuangan untuk menang di Pilgub 2020.
Tak pelak, jalan sebuah perjuangan acap kali berliku. Tapi itu justru semakin menguatkan batin kita.
Mengukuhkan tekad perjuangan kita. Tengoklah. Setelah kita “digagalkan” lewat jalur perseorangan, kita tetap berjuang untuk tetap masuk gelanggang Pilkada Setelah melalui pertimbangan dan perenungan yang mendalam, kita putuskan untuk tetap maju lewat partai politik. Karena ini satu-satunya jalan untuk tetap berdiri tegak di arena Pilkada.
Demi membangun Sumbar Sejahtera dan Bermartabat.
Alhamdulillah. Pada Ahad, 06 September 2020, momentum penting itu hadir.
Kita resmi mendaftar ke KPU. Diusung tiga partai pengusung. Dua partai
pendukung. Pastinya ini berkat doa dan dukungan dunsanak relawan. Tanpa
iringan itu, kami yakin tak akan bisa melewati ini semua dengan mudah
dan lancar. Bermakna.
Rapatkan barisan. Perjuangan belum selesai. Kita mesti melangkah bersama. Berjuang serempak. Tetap bergandengan tangan. Tanpa dunsanak, kami pasti pincang. Relawan bagi kami adalah tiang atau fondasi dalam sebuah perjuangan ini. Ibarat suatu bangunan. Tanpa fundamen kokoh, kita tak bisa menata batubata hingga membentuk bangunan ciamik.
Mari kita bersama-sama bangun Sumbar Maju. Ini bukan untuk kami. Tapi ini untuk warga Sumbar yang kita cintai. Demi Sumbar Bangkit. Melalui Sumbar, Indonesia Maju. Bangkit wilayahnya, bahagia warganya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Selalu bahagia,
Peluk erat dari FaGe
#SumbarBangkit!
#BangkitBasamo!
Ttd
Irjen. Pol. Drs. Fakhrizal, M.Hum