KPU Limapuluh Kota telah menerima pendaftaran bakal paslon Pilkada Limapuluh Kota. Ada 4 pasang bakal paslon yang akhirnya akan berlaga dalam pesta demokrasi di Kabupaten Limapuluh Kota. Ada pasangan Ferizal Ridwan-Nurkhalis, Darman Sahladi-Maskar, Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus, dan terakhir pasangan Safaruddin Datuak Bandaro Rajo-Rizki Kurniawan Nakasri (SAFARI).
Walau masih dalam tahap proses menuju penetapan calon, tak apa jugalah saya mencoba melakukan kalkulasi kecil-kecilan terkait kans bakal paslon mana yang akan memenangkan Pilkada Limapuluh Kota.
To the point saja, saya berasumsi bahwa bakal paslon SAFARI berpotensi besar untuk memenangkan kontestasi sekali lima tahun ini. Ada beberapa faktor yang memperkuat asumsi tersebut.
Pertama, dari segi basis wilayah. Tak bisa dipungkiri Pilkada kita masih terpengaruh signifikan terkait isu primordial. Kalau disandarkan kepada Dapil di Pileg lalu, Datuak Safar yang berasal dari Dapil V meliputi Kecamatan Bukik Barisan, Kecamatan Suliki, dan Kecamatan Gununang Omeh, akan mendapatkan potensi elektoral lebih kurang 39 ribu suara.
Ditambah dengan bakal cawabup Rizki Kurniawan Nakasri (RKN) sebagai satu-satunya kandidat dari Harau. Dapil I yang meliputi Kecamatan Harau dan Payakumbuh dengan jumlah pemilih sekitar 60 ribu, tentu bisa menjadi berkah elektoral tersendiri bagi RKN.
Jika digabungkan kedua Dapil tersebut, maka potensi totalnya mendekati 100 ribu suara. Tentu, tak ada yang benar-benar bulat seperti bola tenis. Paling tidak, bulat-bulat telurlah.
Potensi elektoral pasangan SAFARI juga diperkuat oleh adanya PAW anggota DPRD Sumbar yakni Datuak Safar digantikan oleh drh. Nela Andika Zamri. Nela merupakan politisi Partai Golkar yang berasal dari Akabiluru. Sementara, tak ada satupun kandidat Pilkada Limapuluh Kota yang berasal dari sana. Kondisi ini menjadi potensi yang bisa dimaksimalkan tim pemenangan untuk memberikan keuntungan elektoral kepada SAFARI.
Kedua, faktor pemilih milenial. Mayoritas pemilih di Limapuluh Kota merupakan pemilih berusia muda yang populer disebut generasi milenial. Sementara, RKN merupakan satu-satunya kandidat yang berasal dari kalangan milenial. Jika potensi ini bisa dimaksimalkan, pilkada bisa selesai.
Faktor ketiga, mesin politik. Pasangan SAFARI diusung oleh koalisi Partai Golkar, PPP, dan PKS. Ketiganya merupakan partai kader yang memiliki soliditas lebih dibandingkan partai politik lainnya. Tersebarnya para kader di akar rumput ditambah dengan sokongan 12 Anggota DPRD dari ketiga partai tersebut, bisa membuat kendaraan politik SAFARI dapat melaju lebih kencang.
Akhir kata, selamat baralek demokrasi. Tentu boleh beda pendapat terkait asumsi ini. Yang penting, Pilkada Badunsanak.
Oleh : Arie Alfikri, Wartawan Luak Limopuluah