Wahyudi Thamrin

Indahnya Masa Kenek Kenek

sumber foto net

Masa kenek kenek adalah masa nan indah jikalau dikenang kutika kita sudah masuk daftar para orang tua. Mungkin masing masing awak punya kenangan nan beragam dimasa kenek dulu. ada nan cingkahak, ada anak amak, ada juga mantiko kampuang.

Dalam segi bamain bakawan kawan, ragam pamainan kita jalani. Semua alami natural kecek rang kini. Banyak barang bakeh jadi mainan. Ndak bamodal mainan masa itu. Bukan tak ada nan bamodal di jual urang dipasa pasa. tapi pitih masa itu lumayan sarit. 

Takana main golong golong ban kureta, becak atau onda nan lah bakeh pakai lah mewah betul kala itu. Mau mandi barenang renang indak lah paralu benar awak ke tabek renang bantuk sekarang. cukup ke bendar atau batang air terdekat dari rumah amak. Mandi cebur cebur alangkah lamaknya masa itu. walau matah sirah pulang dan mendapat caracau amak nan takut anaknya mati hanyut diterima, namun esok tetap diulang baliak . 

Sakileh kenangan kutika kanak kanak saya dulu di kampuang pandangauan ini yang masih saya kenang sampai kini. 

Di lakang rumah ranggaek saya ada sawah yang sangat lawas. Sejauh mata memandang, sawah kesada-alah nya. Di.subalik sawah tu ada batang air tempat saya mandi  sama kawan kawan. 

Di tepi tang air terdapat parak pisang. Saya paling suka makan pisang lidi. Kalau saya lihat buahnya sudah mulai mengkal, saya dongkak batangnya, langsung rebah, sudah tu saya tutup buahnya pakai daun, saya peram dulu agak 3 hari. Setelah 3 hari, pisang tu sudah masak menguning semua, saya makan dua sikat sehari, sampai habis.

Setiap ke tang air, pisangnya selalu ada, entah siapa yang punya, pokoknya saya lapir saja. Sesekali saya makan buah dan incat kelawi alias tungkar, dibakar bersama-sama. Batang kelawi bin tungkar tu ada yang rendah ada yang tinggi. Kalau rendah, dirunjang saja pakai buluh. Kalau tinggi, dipungkang pakai kayu.

Kalau mandi di tang air, yang paling lasuhnya tu ketika maloncat dari atas batang sikalabuk, kadang kadang ada yang patah dahannya, berlambin masuk tang air. Karna airnya deras, saya bersihanyut saja ke baruh, karna saya masih beraja berenang. 

Terkadang kami mandi di tang air tu sambil main oyak oyak di batang kerambil condong.

Di kampung saya dulu ada batang kerambil ditembak patus, rebah ke tepi tang air, di situlah kami main oyak oyak an dan kadang kadang kami main siluncur di tepi tebing.

Bersiluncur pakai ketapik mangga pelepah daun kerambil atau upih daun pinang, kalau ini lain pula lesuhnya. Saking lesuhnya, serawa sikola sampai tebuk di balakangnya, karna melalas dek main siluncur.

Penat main siluncur, kadang kami main sipak tekong, siapa yang kalah berlasit, dia yang menjaga tekongnya. Kawan² yang menang, mandap semua, Ada yg mandap di balik tang pisang, di lakang dapur, di balik tang kerambil, ada juga di dalam tebat yang belum berair. 

Saya dulu pernah mandap mandap di lakang dapur tetangga, saya tidak tau di samping dapur ada kandang ayam, eeeeee malah terpijak cirit ayam sama saya, baun nya mengketundak, sakik hidung dibuatnya, sementara saya harus menapung tekong sambil berlari, saya berlari citing sangat waktu itu.

Rupanya kawan saya yang menjaga tekong ini agak ciluah juga alias ciruh akalnya, di buyutnya tekong tu pakai batu. Ketika saya tapung tekongnya, saya lansung terkeluk keluk, kaki saya sakit sangat, sampai melatur ampu kaki saya deknya. Karna kesal, saya parok kepalanya sampai melulung. Dia lari pulang, saya lari juga pulang, daripada disarang amaknya pula saya, bercarut carut pungkang pula amaknya, bertele jadinya..

Kalau sedang musim durian lain pula seronya. Rata rata batang durian yang sudah mulai masak ada yang menghuni-an. Lepas tengah malam, orang yang menghuni-an mulai terkantuk-kantuk, bahkan ada yang terkalap di pondok.

Inilah saat yang tepat bagi saya dan kawan kawan serupa ija agok, iwat. siis tata atau Si anto beraksi. Kami hamburkan umbang kerambil, bunyinya serupa durian berlombin loreh. Orang yang menghuni-an terjaga dan tersasak mengejar ke arah suara. Saya dan kawan kawan mengamehi durian nan di pondok. 

Kalau dikana-kana, cingkahak juga perangai saya masa kenek kenek dulu rupanya. Tapi, sekarang saya sudah jadi orang elok kok. Elok dipanga-an nan ke rancak yaaa???


Cerita lama yang tak tergantikan di jaman kini.
 foto dapat kiriman group wa entah siapa yang punya, jika ada yang membaca tulisan ini merasa pemilik foto izin kita pakai pelengkap tulisan ini.