Payakumbuh - Situasi Pandemi saat ini sangat berdampak ke berbagai sektor. Mulai dari sektor bisnis, kesehatan, ataupun pariwisata. Pendidikan juga memiliki berbagai polemik sendiri terkait situasi saat ini, terkhususnya mahasiswa yang mencari tempat untuk kuliah kerja nyata (KKN) atau yang biasa disebut magang.
Magang, menjadi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa untuk menyadang gelar sarjana. Magang juga menjadi ladang pengalaman untuk mereka. Namun, situasi pandemi saat ini membuat peluang untuk dapat magang secara efektif sangatlah minim.
Baca Juga: Pemko Payakumbuh Dukung Pilkada 2020 Aman, Damai, Dan Sehat
Banyak alasan bagi beberapa perusahaan untuk tidak menerima anak magang, salah satunya adalah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat hampir semua perusahaan memberlakukan work from home (WFH). Dengan begitu mahasiswa magang seperti tidak terlalu dibutuhkan.
Dalam pemilihan tempat magang banyak kami yang ragu untuk mendaftar di kantor pemerintahan, karena takut tidak adanya tugas yang dapat kami lakukan. Takutnya jadi tukang foto kopi, ini menjadi istilah yang berkembang dikalangan mahasiswa tingkat akhir. Beredar kabar kalau magang di kantor pemerintah tidak ada kerjaan dan hanya jadi suruh-suruhan saja, tutur Syerly, mahasiswa tingkat akhir Universitas Andalas yang magang di Bidang Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Payakumbuh, Jumat (2/10).
Namun, persepsi itu ditampik oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Wali Kota Riza Falepi sangat komitmen dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga istilah-istilah negatif yang melemahkan semangat juang tidak boleh disugestikan kepada mahasiswa. Kepala Dinas Kominfo Jhon Kenedi, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (2/10), menekankan mahasiswa magang harus bisa belajar menyesuaikan diri. Harus berpandai-pandai mengisi waktu mereka saat melaksanakan magang, apalagi banyak hal bisa mereka lakukan disaat ini, apakah akan memperdalam ilmu di bidang kehumasan atau memperdalam ilmu administrasi.
Kita selalu ada pembagian tugas dalam peliputan reporter, jadi mahasiswa dapat ikut mendampingi reporter kita memberitakan kegiatan atau menemui narasumber berita. Karena kebijakan pembatasan aktifitas beramai-ramai saat pandemi, maka tugasnya kita bagi agar jangan berkumpul-kumpul sekali meliput. Kalau dibilang tukang foto kopi itu kurang tepat, karena bagaimanapun itu pekerjaan, bagian dari belajar mengurus berkas-berkas administrasi, sama pentingnya, kata Jhon Kenedi didampingi Kabid Humas Hermanto.
Pemerintah Kota Payakumbuh memberikan kesempatan bagi para mahasiswa yang sedang berada di kampung halaman untuk bergabung bersama tim humas dalam program magang. Pada tanggal 3 Agustus 2020, program magang bagi mahasiswa Universitas Padjadjaran sudah dimulai. Saat ini juga sudah bergabung 4 mahasiswa lain asal Universitas Andalas, Universitas Bina Nusantara, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta sejak bulan September.
Sarah, Mahasiswa Universitas Padjajaran bercerita bagaimana pengalamannya setelah dua bulan melaksanakan program magang di lingkungan pemerintahan Kota Payakumbuh. Sarah mengakui adanya perbedaan proses bekerja pada saat masih berada di kampus dengan turun langsung di lapangan, menurutnya itu menjadi pelajaran yang berharga.
Walaupun sudah belajar bagaimana meliput berita dan membuat rilis pada saat di kampus, saya sendiri belum pernah melakukan kegiatan ke lapangan ini secara langsung tanpa direncanakan terlebih dahulu. Turun kelapangan dengan tuntutan mendapat berita yang harus di update hari itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk bekerja dengan taktis dan sigap, kakak-kakak reporter pun tak segan berbagi kiat bagaimana mengambil timing dan mengatur konsep pemberitaan yang kita buat, tutur Sarah.
Mahasiswa Universitas Kegiatan magang yang telah memasuki hari ke lima ini diisi dengan beberapa aktivitas seperti liputan dan dokumentasi kegiatan, pembuatan release, dan kliping pemberitaan pers. Mereka tetap mengikuti skema Word From Office (WFO) sesuai dengan jam kerja Pegawai Negri Sipil (PNS) lainnya dengan menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Yolan, salah satu mahasiswa magang dari Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ) mengatakatan sangat banyak mendapatkan ilmu disaat terjun kelapangan bersama reporter humas, karena bisa praktik bagaimana kinerja atau kegiatan dalam divisi humas tersebut.
Kami mahasiswa magang belajar banyak disini dan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat seperti meliput berita, wawancara, serta bagaimana membuat rilis yang tidak direncanakan terlebih dahulu. Yang sangat berbeda dari tugas kampus karena dikampus biasanya membuat berita itu membutuhkan waktu yang lama, ujar Yolan.
Mahasiswa magang di Diskominfo Payakumbuh berasal dari Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Binas Nusantara (BINUS), Universitas Andalas (UNAND), serta Universitas Pajajaran (UNPAD). (Humas)