gambar ilustrasi |
Bandung,- Terkait insiden rombongan moge Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) di Kota Bukittinggi, Public Relation Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC), Epriyanto mengatakan, pihaknya menaati dan menghormati proses hukum terkait penetapan dua anggotanya sebagai tersangka dalam insiden pengeroyokan TNI di Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat 30 Oktober 2020.
Kami sebagai organisasi akan menaati dan menghormati proses hukum dengan adanya 2 anggota yang ditetapkan sebagai tersangka, kata Epriyanto saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 31 Oktober 2020.
Epriyanto menjelaskan, insiden pengeroyokan tersebut terjadi di Bukittinggi, ketika HOG SBC sedang melakukan perjalanan touring dari Bandung menuju Aceh.
Baca Juga: Dua Pengendara MOGE Ditetapkan Sebagai Tersangka
Namun, dia enggan menceritakan kronologi kejadian secara rinci lantaran masih menunggu proses hukum.
Pasalnya, dia mengatakan banyak sekali versi kronologi insiden tersebut yang tersebar di media.
Saya masih menunggu kronologi details (rinci), kita perlu menghormati itu. Saya khawatir begitu memberikan statement kronologi dan itu tidak benar, bisa jadi konflik baru, karena biar bagaimanapun kita sama-sama menghormati korban berikut institusinya dan kita juga menghormati rekan-rekan kita yang posisinya ada di Polres Bukitinggi, kata dia.
Sebelum ditetapkan adanya tersangka, dia mengatakan HOG SBC dan Kodim 0304/Agam selaku korban sudah melakukan mediasi.
Dalam mediasi tersebut kedua pihak sepakat berdamai. Meski begitu, pihak korban tetap membawa kasus ini ke jalur hukum.
Perdamaian itu tetap, tapi beberapa pihak sebagai korban tetap ingin membawa ini ke ranah hukum, kita taati juga, katanya.
Lebih lanjut dia menuturkan, pihaknya akan memberikan pendampingan hukum terhadap kedua tersangka dengan mengirimkan tim kuasa hukum.
Kami organisasi akan memberikan pendampingan terhadap anggota, besok kita akan kirim tim pengacara kesana untuk pendampingan, katanya.
Sementara itu ketua HDCI Bandung juga angkat bicara terkait kasus pengendara di moge di Bukittinggi Sumatera Barat tersebut.
Seperti direlis media online : PRFMNEWS.ID
Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung, Glenarto mengkonfirmasi bahwa pihaknya tidak terlibat dalam insiden yang terjadi di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Diketahui, insiden pengeroyokan dua prajurit TNI di Bukitinggi pada Jumat 31 Oktober 2020 melibatkan anggota salah satu klub motor gede (moge) yang berasal dari Bandung.
Glenarto mengatakan, pihaknya tidak terlibat insiden itu karena saat waktu kejadian, pihaknya sedang melakukan touring ke Bali.
HDCI Bandung konvoi ke Bali bersama HDCI Jakarta Pusat sebanyak 35 motor.
Kita ingin klarifikasi khusus dan ingin meluruskan bahwa kejadian di Bukittinggi itu bukan klub kami HDCI Bandung, kata Glenarto saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 31 Oktober 2020.
Dia berharap masyarakat bisa memahami dengan tidak menuduh HDCI Bandung terlibat insiden tersebut.
Pasalnya ia mengakui adanya insiden tersebut berdampak terhadap HDCI Bandung. Karena dia melanjutkan, moge sudah identik dengan HDCI.
HDCI adalah komunitas Harley yang terorganisir, ada pusat ada cabang. Sehingga asumsi masyarakat, begitu motor Harley berkegiatan, sudah identik dengan HDCI. Padahal komunitas Harley itu banyak, katanya.
Telah tayang di PRFMNEWS.ID dengan judul:
Dua Anggotanya Jadi Tersangka Insiden Pengeroyokan TNI di Bukittinggi, HOG SBC Hormati Proses Hukum