Wahyudi Thamrin

Kembangan Usaha, PT balairung Jalin Kerjasama Dengan pemprov Jambi

Jakarta,,- Perusahaan pengelola hotel Balairung Jakarta jalan kerjasama dengan Pemprov Jambi. Hal ini dalam rangka pengembangan usaha PT Balairung Citrajaya Sumbar. 

PT Balairung Citrajaya Sumbar merupakan salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) provinsi Sumatera Barat. 

Perusahaan ini mengelola hotel Balairung yang ada di Jl. Matraman Raya No.19, RT.1/RW.1, Palmeriam, Kec. Matraman, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 

PT Balairung Citrajaya jalin kerjasama dengan pemprov Jambi melalui Kantor Penghubung Pemerintah Propinsi Jambi  diJakarta. Kerjasama yang disepakati adalah pengelolaan cleaning service dan penyediaan sarapan bagi staf dan tamu kantor penghubung Jambi yang berlokasi di Cikini.

Penandatangan naskah kerjasama dilakukan di ruang pertemuan kantor Penghubung Jambi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Rabu (24/1/2023). 

Dari pihak Hotel Balairung diwakili langsung oleh Direktur Utama PT Balairung Citrajaya Buchari Bachter. Sementara dari pihak Kantor Penghubung Propinsi Jambi diwakili oleh Kepala Badan Drs Amrulsyah.

Penandatangan naskah kerjasama saling menguntungkan ini disaksikan juga oleh General Manager Hotel Balairung Anna Augriana, Ali Brojo (Executive Assistant Manager), Dito A Prasetyo (Assistant Director Of Sales), Wardhiana Sopian (Excecutive Housekeeper), Hastinur Anung (Food Beverage Manager) dan Eddy Suhendi  Head Chef Hotel Balairung, serta Indra Nelti, Spd dari Kantor Penghubung Propinsi Sumbar.

Ikut menyaksikan juga penandatangan naskah kerjasama ini sejumlah staf pimpinan Kantor Penghubung Propinsi Jambi yakni Hani A (Kasubbag TU), Amdriyanto (Kasubbid Pelayanan & HAL), Zulfikar Abdullah (Kasubbid Pengelolaan Mess & Aset) dan Herawati (Staf Teknis Pejabat Pembuat Komitmen).

Direktur Utama PT Balairung Citrajaya Buchari Bachter menyebutkan bahwa kerjasama ini merupakan wujud dari saling kesepahaman antara kedua belah pihak dalam transfer hasil kerja untuk kepentingan dan kebutuhan kantor penghubung Pemprop Jambi.

Dijelaskan Buchari, bahwa pihaknya mendapat kepercayaan dari Kantor Penghubung Propinsi Jambi untuk melakukan pekerjaan cleaning service dan menyiapkan kebutuhan sarapan pagi untuk tamu kantor penghubung Pemprop Jambi selama satu tahun, 2023.

“Total nilai kerjasama yang kami teken adalah sebesar Rp1,1 miliar,” ujar Buchari Bachter yang juga Ketua Umum Kadin Sumbar, usai acara penandatanganan naskah kerjasama.

Menurut Buchari, kerjasama dengan Kantor Penghubung Jambi merupakan upaya pihaknya menambah pendapatan Hotel Balairung dari aktifitas diluar hotel.

Selama ini, sebut Ai – panggilan akrab Buchari, pihaknya masih fokus dalam mengelola kegiatan di dalam hotel sendiri. Setelah dilakukan evaluasi, ternyata sumberdaya manusia hotel Balairung masih memiliki kemampuan untuk mengerjakan kegiatan tambahan di luar hotel.

“Itu makanya, tim kami rajin melakukan komunikasi dengan sejumlah Kantor Penghubung Propinsi di Jakarta, dan alhamdulillah kita kecantol dengan Kantor Penghubung Propinsi Jambi yang masih merupakan daerah tetangga Propinsi Sumbar,” tambah Buchari.

Ditambahkan Buchari, dengan ditekennya kontrak pengerjaan cleaning servis dan sarapan pagi di Kantor Penghubung Pemprop Jambi ini rencana pendapatan Hotel Balairung akan bertambah pada tahun 2023.

Namun, sayangnya, pendapatan tetap dari sewa Kantor Penghubung Pemprop Sumbar di lantai 4 Hotel Balairung pada tahun ini ditangguhkan oleh DPRD Sumbar dengan alasan Hotel milik Pemprop Sumbar dan kabupaten kota ini terus merugi.

“Jadi dengan masuknya tambahan income dari kantor Penghubung Pemprop Jambi ini, bisa menggantikan pendapatan tetap kami dari sewa Kantor Penghubung Propinsi Sumbar yang dibatalkan oleh DPRD Sumbar. Maka itu saya menyebut kontrak ini sebagai penyelamat Hotel Balairung pada tahun 2023,” sebut Buchari.

Buchari menyatakan bahwa posisi Hotel Balairung sebagai hotel etnik, tegas membawa logo Minangkabau, pada dasarnya didirikan untuk melayani aktifitas perjalanan dinas para pejabat, ASN dan DPRD se Sumatera Barat, serta tamu dari warga Sumbar yang sedang ada kegiatan di Jakarta.

Secara teori, menurut Buchari, Hotel Balairung tidak akan pernah merugi jika stake holdernya benar benar menggunakan fasilitas menginapnya di Hotel Balairung.

Saat ini, kata Ai, sejumlah OPD, DPRD dan kabupaten kota sudah menggunakan hotel Balairung sebagai tempat menginap selama ada kegiatan di Jakarta.

Hotel Balairung sendiri juga sudah memberikan pelayanan antarjemput dari Bandara ke Hotel secara gratis, tetapi dengan nominal jumlah tamu lima orang. Tamu dari kalangan ASN juga ditawarkan fasilitas antarjemput dari hotel ke tempat mereka berkegiatan atau berurusan.

Namun diakui oleh Buchari, belum semua stake holder menginap di Hotel Balairung pada saat ada kegiatan di Jakarta. Sebagian besar masih suka tidur di hotel berbintang lain di Jakarta.

“Kita sebagai pengelola hotel memang tidak bisa memaksa para tamu asal Sumbar itu untuk menginap, tetapi kita hanya menegaskan bahwa Hotel Balairung dibangun adalah untuk melayani para tamu, terutama ASN dan DPRD yang sedang ada kegiatan di Jakarta.” paparnya.

Kolaborasi yang sedang dibangun oleh Hotel Balairung dengan Kantor Penghubung Propinsi Jambi, sejogianya menurut Buchari Bachter bisa menginspirasi pimpinan OPD dan DPRD di Sumbar untuk melakukan hal yang sama terhadap Hotel Balairung, setidaknya menaikkan jumlah ASN dan DPRD yang menginap di Hotel Balairung mulai tahun 2023 dan kedepannya.

“Saya berharap pada tahun 2023 ini kolaborasi Hotel Balairung dengan semua stake holdernya bisa mengangkat performance tingkat hunian dan pendapatan hotel lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” ujar Buchari.

Manajemen Hotel Balairung secara stape by stape juga terus memperbaiki fasilitas dan pelayanan hotel, sehingga harapan menjadikan Hotel Balairung sebagai hotel berentitas urang awak benar benar akan terwujud.

Selama dua tahun terakhir, Hotel Balairung terus mengalami peningkatan pendapatan dari penjualan kamar dan makan minum, meski diakui pencapaian tingkat hunian belum sebesar hotel berbintang lain di Jakarta.

Total pendapatan Hotel pada tahun 2021 sebesar Rp11,4 miliar lebih. Realisasi pendapatan ini berasal dari penjualan kamar Rp6,2 miliar lebih, penjualan makanan dan minuman Rp4,8 miliar lebih dan pendapatan dari operasional departemen lainnya sebesar Rp304 juta.

Tetapi pada tahun 2022 realisasi pendapatan Hotel Balairung secara keseluruhan mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp14,1 miliar dengan kontribusi terbesar dari sektor F&B yakni Rp6,98 miliar lebih. Sementara pendapatan dari penjualan kamar menurun menjadi Rp6,1 miliar lebih. Namun pendapatan dari operasional departemen lainnya mengalami peningkatan sangat tinggi menjadi Rp991 miliar lebih (unaudited).

Buchari berharap, pihaknya akan berupaya memperbesar realisasi pendapatan hotel melalui kerjasama dengan pihak ketiga diluar hotel, seperti sudah dilakukan dengan Kantor Penghubung Pemprop Jambi tadi.

Dan, dia juga berharap para stake holder juga bisa melihat permasalahan yang dihadapi manajemen Hotel dari sisi tanggungjawab masing masing. Sebab, apapun juga, Hotel Balairung bukanlah hotel biasa yang produknya bisa dijual dengan cara cara biasa hotel setara di Jakarta. Sebab di dalam roh Hotel Balairung terdapat nilai nilai agama dan budaya Minangkabau yang tetap harus dipertahankan sepanjang masa, suatu problema sosial keagamaan dan budaya yang sebenarnya sangat sulit dipertahankan dalam persaingan hotel etnik seperti Balairung.

Namun, sebagai penjaga gawang nilai nilai itu, manajemen Hotel yang pada umumnya berisi kalangan muda masih sempat menorehkan prestasi gemilang pada 2022 lalu dengan meraih penghargaan sebagai Hotel Etnik terbaik di Indonesia yang penyerahan penghargaannya dilakukan sendiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno kepada Dirut PT Balairung Citrajaya Buchari Bachter.

Keberadaan Sandiaga Uno di Hotel Balairung juga tidak bisa ditepikan begitu saja. Pada saat musim Covid-19 lalu, pada saat hotel bintang ambruk karena ketiadaan tamu, Hotel Balairung masih mampu bertahan dengan menerima jatah pemerintah melayani hunian bagi para pasien Covid-19. Dus, karena itu pula, tidak satu pun pegawai di Hotel yang bergonjong Minangkabau dipuncaknya ini yang diberhentikan dari pekerjaannya.

Jika kemudian kemudian Hotel ini divonis terus rugi akibat kesalahan investasi lama, rasanya tidak adil juga anak anak muda kreatif ini menerima hukumannya. Sebab bukan mereka yang bersalah.

Justru yang dibutuhkan saat ini adalah gerakan tidur satu malam di Hotel Balairung secara bergantian, supaya pendapatan hotel ini naik ke atas langit.