Wahyudi Thamrin

Padang Panjang Gelar Peringatan Isra' Mi'raj 1444 Hijriyyah


Padang Panjang,_Dalam rangka Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam Tahun 1444 Hijriyyah / 2023 Masehi dilingkungan Pemerintah Kota Padang Panjang, Jum'at (17/02/2023).

Tabligh Akbar dalam rangka Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam dilaksanakan di Masjid Manaarul Ilmi Islamic Center Padang Panjang.

Menghadirkan penceramah Buya Dr. H. Aidil Alfin, M. Ag (Ketua MUI Kota Bukittinggi / Dosen UIN Sjech M. Djamil Djambek).

Walikota Padang Panjang diwakili Sekdako Sonny Budaya Putra menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan bukan sekedar euforia, tapi sarana untuk evaluasi menjadi lebih baik lagi.

Kakankemenag Kota Padang Panjang turut menghadiri kegiatan ini diwakili oleh Kasi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) H. BUSTAMI.

Hadir jamaah BKMT Kota Padang Panjang, ASN, beserta Kepala Madrasah, Pimpinan Pondok Pesantren, Kepala SD, SMP, SMA dan SMK se Kota Padang Panjang.

Dalam Tausiyahnya Buya Aidil Alfin menyampaikan bahwa setiap muslim wajib meyakini peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam.

Jelas peristiwa Isra' dalam Al-Qur'anul Karim pada Surat Al-Isra' ayat pertama dan peristiwa Mi'raj di Surat An-Najm, jelasnya.

Peristiwa Isrâ’ dan Mi’râj merupakan salah satu di antara mukjizat yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sebagai wujud penghormatan dan pelipur lara setelah paman dan istri beliau meninggal dunia. Peristiwa ini juga sebagai penghibur setelah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan perlakuan tidak bersahabat dari penduduk Thâif, paparnya.

Peristiwa Isrâ dan Mi’râj terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Namun para ulama berselisih tentang waktu kejadiannya. Yang tidak ada perseselisihan yaitu tentang kebenaran peristiwa ini, karena kejadian ini diabadikan dalam Al-Qur`ân dan Al-Hadits. Allah Azza wa Jalla menyebutkan peristiwa ini di dua tempat dalam Al- Qur`ân, yaitu al-Isrâ’/17  : 1 dan an-Najm/53 ayat 13-18, ulasnya.


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.[al-Isra’/17:1]

وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ  ١٣ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى  ١٤ عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ  ١٥اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ  ١٦ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى  ١٧ لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى

Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha, di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.[an-Najm/53 : 13-18]

Peristiwa ini terjadi di Makkah sebagaimana diriwayatkan dalam banyak hadits. Imam al-Bukhâri memiliki 20 riwayat dari enam sahabat Radhiyallahu anhum. Imam Muslim rahimahullah memiliki 18 riwayat dari tujuh sahabat Radhiyallahu anhum. Di antara hadits-hadits ini, tidak ada satupun yang menjelaskan secara lengkap semua kejadian Isrâ` dan Mi’râj ini dari awal sampai akhir, tetapi masing-masing menceritakan bagian per bagian, ujar Buya Aidil Alfin menjelaskan.

Pada tahun yang sama disebut didalam sejarah sebagai tahun duka cita, karena meninggal dunia dua orang yang dicintai Rasulullah (Istrinya Khadijah dan Pamannya Abu Thalib), sambungnya.

Diantara hikmah dari peristiwa Isra' Mi'raj adalah jangan pernah berputus asa dari Rahmat Allah, pungkasnya.

Ditambahkannya, meyakini Allah dan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam haruslah paripurna sepenuh hati. (Adi)