Pelaksanaan Lokmin I mahasiswa Resedensi Prodi S2 Keperawatan
Universitas Andalas di RSUD Padang Pariaman
Penulis: Ns. Dewi Murni, M.Kep
Dosen Keperwatan Universitas Andalas.
Berdasarkan
hasil potret mahasiswa Risidensi. Beberapa laporan yang di temui selama proses
penjajakan residensi 1 yaitu
1.
Nilai BOR (Bed Occupancy Rate)
masih dibawah nilai ideal
2.
Pelaksanaan timbang terima belum
optimal
3.
Pelaksaan pendokumentasi asuhan
Keperawatan masih belum optimal
Ketiga
masalah ini akan dilakukan prioritas masalah (analisis SWOT) yang di ketahui
oleh Direktur, para manajer serta, perawat Pelaksana.
Bed Occupancy Rate dari tahun
ketahun cendrung mengalami Penurunan. Faktor-faktor yang mempenagruhi rendahnya
BOR meliputi kurangnya sumber daya manusia, sarana prasaran yang kurang
memadai. Faktor lain yang mempengaruhi Nilai BOR tidak efektif meliputi, jadwal
Visit dokter belum terpenuhi dan faktor proses pelayanan dan sikap petugas
dalam memberikan pelayanan.
Hasil
identifikasi Kepuasan pasien di RSUD Padang Pariaman dengan menggunakan
Aplikasi SMART PLS 3. Indikator yang paling besar dalam membentuk dimensi
kepuasan Pasien, perawat memberi tahu dengan Jelas hal-hal yang harus dipatuhi
selama Perawatan. Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada pasien ketika
mengalami kesulitan walaupun tanda diminta. Perawat mampu menangani masalah
perawatan pasien dengan tepat dan Profesional. Kepuasan pelanggan terjadi
apabila apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi.
Pasien yang loyal akan menggunakan kembali pelayanan Kesehatan yang sama bila
mereka membutuhkan lagi, bahkan pasien yang loyal adalah “sarana promosi” yang
murah dan mereka akan mengajak orang lain menggunakan fasilitas kesehatan yang
sama.
Dalam Proses
pelayanan Keperawatan, perawat memiliki suatu cara untuk menyampaikan informasi
tentang keadaan pasien pada saat pergantian shif yang bisa di sebut Timbang
Terima. Timbang terima adalah Proses penyampaian infomasi pada saat pergantian
shif. Ketidakakuratan informasi yang disajikan selama proses timbang terima
menyebabkan 70% kejadian sentinel di Rumah Sakit. Berdasarkan hasil yang
terkait handover di RSUD Padang Pariaman, sebagian besar perawat ruangan rawat
inap mempunyai sikap yang baik dalam pelaksanaan Timbang Terima (Handover)
Sebesar 83%. pelaksanaan timbang terima menggunakan Tehnik SBAR. Situation (S),
Background (B), Assesment (A), Recommendation (R). Pelaksanaan timbang terima
memerlukan peningkatan komunikasi yang efektif guna menggiatkan Sasaran
International Keselamatan Pasien (SIKP). Komunikasi akan efektif apabila dalam
pelaksanaannya memperhatikan ketepatan waktu, keakuratan dan kelengkapan
informasi, serta dapat diterima oleh sipenerima informasi sehingga dapat
mengurangi kesalahan intervensi.
Untuk
mencegah terjadi kesalahan maka, dibutuhkan dokumentasi yang tepat. Penulisan
Dokumentasi keperawatn sesuai standar. PPNI sebagai organisasi profesi perawat
telah menetapkan standar asuhan kepeerawatn yang optimal bagi pasien, individu,
keluarga dan komunitas. Standar Diagnosis yang di gunakan adalah SDIK, SIKI,dan
SLKI.
Berdasarkan
hasil diskusi ruang pilot projec pun juga di sepakati. Dalam hal ini ruangan
yang di jadikan Sebagai Role model adalah ruangan rawat inap Interne. Hasil
Prioritas akan di tindaklanjuti dengan Pelaksanaan Desiminasi Ilmu.