Penulis: Arif Rohman Mansur
Padang,-Dunia pemberitaan akhir akhir ini hangat mengabarkan kasus kasus asusila. Tindak kekerasan seksual jadi perbincangan publik. Hal ini memantik semangat para dosen dari universitas tertua di Sumatera untuk memberikan edukasi bagi para remaja.
Bekerja sama dengan SLB Negeri 1 Padang, Tim dosen dari fakulkas keperawatan Unand gelar kegiatan edukasi dengan tema “Pencegahan Kekerasan Seksual Melalui Media Video Pada Remaja Tunagrahita “
Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Padang. Dosen-dosen tersebut ialah Ns. Arif Rohman Mansur, M.Kep., Ns. Ira Mulya Sari, M.Kep, Sp.Kep.An, Ns. Yelly Herien, S.Kep, M.Kep, Ns.Deswita, S.Kp,M.Kep.Sp.Kep.An Dr. Meri Neherta, S.Kep.,M.Biomed. Wedya Wahyu, S.Kp, M.Kep serta Ns. Mutia Farlina, M.Kep. Sp.Kep.An dan dibantu oleh 1 orang mahasiswa yaitu Annisa Rahma Yuni.
Pelecehan seksual pada anak merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh banyak negara di dunia. Anak-anak yang memiliki disabilitas intelektual atau keterbelakangan mental memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pelecehan seksual daripada anak-anak normal.
Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pelecehan seksual pada anak-anak dengan keterbelakangan intelektual berkisar antara 14 hingga 65 persen. Di Kota Padang, terdapat peningkatan kasus kekerasan terhadap anak dari 57 kasus pada tahun 2016 menjadi 78 kasus pada tahun 2017. Kekerasan seksual menjadi jenis kekerasan yang paling sering dilaporkan oleh anak-anak di Kota Padang.
SLB N 1 Padang adalah sekolah luar biasa di Kota Padang yang bertujuan untuk membekali anak-anak berkebutuhan khusus dengan berbagai pengetahuan, keterampilan sosial, dan kemampuan untuk berkembang dalam masyarakat. Remaja tunagrahita berisiko mengalami pelecehan seksual. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki penampilan fisik yang baik, tetapi perkembangan usia mental masih seperti anak usia 6-7 tahun, sehingga rentan dieksploitasi oleh individu yang tidak bertanggung jawab.
Pendidikan seksual merupakan cara untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan dan mengurangi dampak negatif. Di SLB N 1 Padang, upaya yang dilakukan dalam pendidikan seksual masih sebatas diskusi ringan dengan anak-anak. Memberikan pendidikan tentang pencegahan kekerasan atau pelecehan seksual kepada anak-anak dengan disabilitas intelektual dapat membantu mereka mengelola masalah kesehatan seksual dengan lebih efektif.
Dalam pendidikan anak disabilitas intelektual, diperlukan penggunaan media yang nyata dan menarik agar mereka dapat memahami dengan baik. Salah satu media efektif yang digunakan untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak tunagrahita adalah video animasi.
Video ini menggabungkan gambar, teks, audio, dan animasi untuk mempermudah pemahaman dalam proses pembelajaran. Penggunaan media audio visual ini memiliki manfaat dalam meningkatkan pemahaman, memfasilitasi pembelajaran, memperkuat pengetahuan, serta menciptakan kegembiraan dalam belajar.
Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas melakukan kegiatan pendidikan kesehatan dengan langkah-langkah berikut: Pre-test dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan.
Dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan kekerasan seksual pada remaja tunagrahita melalui dua sesi kegiatan menggunakan media video animasi yang terkait dengan pendidikan seksual.
Setelah kegiatan, dilakukan evaluasi dengan melakukan post-test untuk menilai tingkat pemahaman siswa terhadap informasi yang telah disampaikan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah peserta sudah memahami informasi yang telah disampaikan melalui kegiatan dan pendampingan yang dilakukan.
Pendidikan seksual dan informasi tentang kekerasan seksual dapat mencegah risiko perilaku kekerasan seksual. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pendidikan tentang pencegahan kekerasan seksual kepada anak tunagrahita, mengingat mereka berisiko lebih tinggi mengalami kekerasan seksual dibandingkan dengan anak normal.
Kegiatan pengabdian ini akan sangat bermanfaat bagi pihak sekolah dan siswa tunagrahita ringan di SLB N 1 Padang dalam meningkatkan pemahaman mereka tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak tunagrahita ringan.