Oleh: Ns. Muthmainnah, M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Seseorang
disebut autis jika memiliki dua gejala dari gangguan kualitatif dalam interaksi
sosial yang timbal balik yaitu tidak bisa bermain dengan teman sebaya, tidak
dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, kurangnya hubungan sosial dan
emosional yang timbal balik, tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup
memadai (kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik
yang kurang tertuju). Penyandang autis minimal memiliki satu gejala kualitatif
dalam bidang komunikasi yaitu cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif,
kurang bisa meniru, sering mempergunakan Bahasa aneh dan diulang-ulang, bila
bisa berbicara, bicaranya tidak dipergunakan untuk berkomunikasi, bicara
terlambat atau sama sekali tidak berkembang (tidak ada usaha untuk mengimbangi
komunikasi dengan cara selain bicara). Anak yang autis minimal mempunyai satu
gejala dari pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan
kegiatan yaitu seringkali sangat terpukau pada bagian benda, ada Gerakan aneh
yang khas dan diulang-ulang, terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau
rutinitas yang tidak ada gunanya, mempertahankan satu minat atau lebih dengan
cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan.
Gejala
autis pada umumnya muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Adanya
keterlambatan atau gangguan yang terjadi dalam bidang interaksi sosial, bicara
dan berbahasa serta cara bermain yang kurang variatif. Anak yang autis bukan disebabkan
oleh sindroma rett (kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan otak) dan
gangguan disintegratif pada masa kanak-kanak.
Autis
dapat terdeteksi pada masa awal perkembangan anak. Segera bawa anak ke
fasilitas pelayanan Kesehatan jika: mengalami keterbatasan dalam kemampuan
berbicara atau berinteraksi, tidak memberi respon Bahagia atau senyum hingga 6
bulan, tidak meniru suara atau ekspresi wajah hingga usia 9 bulan, tidak
mengoceh hingga usia 12 bulan, tidak memberi gestur tubuh seperti melambai
sampai usia 14 bulan, tidak mengucap satu katapun hingga usia 16 bulan.
Sampai
saat ini belum ada obat yang dapat memperbaik struktur otak atau jaringan
syaraf yang mendasari autis. Gejala yang timbul pada anak autis sangat
bervariasi oleh karena itu terapi sangat bergantung pada keadaannya. Beberapa
terapi untuk anak autis yang dapat dilakukan yaitu terapi wicara, terapi
biomedis, terapi makanan dan terapi perilaku.