Apa itu AUTIS



Oleh: Ns. Muthmainnah, M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

 Autis adalah gangguan perkembangan saraf pada anak. Gangguan ini menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi serta perilaku anak terganggu. Autisme bukanlah penyakit, melainkan kondisi dimana otak bekerja dengan cara pandang yang berbeda dari orang lain pikirkan dan rasakan. Keterampilan anak autis berkembang tidak merata. Ketika penyandang autis memiliki kesulitan komunikasi, bisa saja dirinya sangat pandai dalam matematika. WHO menjelaskan bahwa autis terjadi pada 1 dari 160 anak di dunia.

Seseorang disebut autis jika memiliki dua gejala dari gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik yaitu tidak bisa bermain dengan teman sebaya, tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik, tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai (kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang tertuju). Penyandang autis minimal memiliki satu gejala kualitatif dalam bidang komunikasi yaitu cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, kurang bisa meniru, sering mempergunakan Bahasa aneh dan diulang-ulang, bila bisa berbicara, bicaranya tidak dipergunakan untuk berkomunikasi, bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang (tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara selain bicara). Anak yang autis minimal mempunyai satu gejala dari pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan yaitu seringkali sangat terpukau pada bagian benda, ada Gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang, terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya, mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan.

Gejala autis pada umumnya muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Adanya keterlambatan atau gangguan yang terjadi dalam bidang interaksi sosial, bicara dan berbahasa serta cara bermain yang kurang variatif. Anak yang autis bukan disebabkan oleh sindroma rett (kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan otak) dan gangguan disintegratif pada masa kanak-kanak.

Autis dapat terdeteksi pada masa awal perkembangan anak. Segera bawa anak ke fasilitas pelayanan Kesehatan jika: mengalami keterbatasan dalam kemampuan berbicara atau berinteraksi, tidak memberi respon Bahagia atau senyum hingga 6 bulan, tidak meniru suara atau ekspresi wajah hingga usia 9 bulan, tidak mengoceh hingga usia 12 bulan, tidak memberi gestur tubuh seperti melambai sampai usia 14 bulan, tidak mengucap satu katapun hingga usia 16 bulan.

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat memperbaik struktur otak atau jaringan syaraf yang mendasari autis. Gejala yang timbul pada anak autis sangat bervariasi oleh karena itu terapi sangat bergantung pada keadaannya. Beberapa terapi untuk anak autis yang dapat dilakukan yaitu terapi wicara, terapi biomedis, terapi makanan dan terapi perilaku.