Padang,-Fakultas Pertanian unand ikut ambil bagian dalam acara PENAS ke XVI yang diadakan di kota Padang. Pada kegiatan tersebut Faperta Unand bagikan benih gratis kepada para peserta dan pengunjung kegiatan Pekan Nasional Petani dan Nelayan ke XVI. Pembagian bibit/benih ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga masyarakat.
Ketahanan pangan nasional merupakan isu strategis mengingat kecukupan produksi, distribusi dan konsumsi pangan memiliki keterkaitan yang erat dengan masalah sosial, ekonomi dan politik. Sehingga ketahanan pangan merupakan program utama dalam pembangunan pertanian saat ini dan masa mendatang.
Ketahanan pangan menurut FAO (Food and Agriculture Organization of the
United Nations) harus memenuhi beberapa komponen yaitu : kecukupan
ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan bahan pangan tanpa fluktuasi,
aksesibilitas terhadap bahan pangan dan kualitas/keamanan bahan pangan yang
digunakan. Hal ini sejalan dengan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68
tahun 2002 yang menyatakan bahwa ketahanan pangan merupakan kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, yang terjamin dari ketersediaan pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Ketahanan pangan diangkat
sebagai isu utama pada perhelatan Pekan Nasional Petani dan Nelayan Indonesia
(PENAS) ke-XVI yang disenggarakan Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Berbagai
lembaga riset, perusahaan, pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota seluruh
Indonesia ikut meramaikan dan berpartisipasi menampilkan produk dan program
unggulan masing-masing.
Salah satu program unggulan
Fakultas Pertanian pada acara PENAS ini adalah mendukung Urban Farming (pertanian perkotaan) yang merupakan sebuah konsep
adopsi budidaya tanaman konvensional ke wilayah perkotaan dengan memaksimalkan
keberadaan lahan kosong, misalnya di perkarangan, penggunaan polibag,
vertikultur dan pemanfaatan rooftop. Urban
farming harus digalakan mengingat lahan pertanian yang semakin berkurang
akibat pembangunan di perkotaan. Keberhasilan pertanian perkotaan akan
memberikan dampak besar terhadap ketahanan pangan rumah tangga baik dari segi
kuantitas maupun kualitas.
Umumnya budidaya tanaman
perkotaan dilakukan pada skala kecil-menengah sehingga penggunaan pestisida
kimia dapat dibatasi bahkan ditiadakan sama sekali. Produk yang dihasilkan akan
terbebas dari residu pestisida dan tidak mencemari lingkungan, sehingga konsep
ini sangat sejalan dengan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Sosialisasi urban farming pada
kegiatan PENAS dimulai dengan pembagian benih sayur dan biofarmaka gratis
seperti, bayam, kangkung, cabai dan Rosela kepada pengunjung. Informasi terkait
cara penanaman dan manfaat tanaman juga dijelaskan secara langsung agar
pengunjung memahami tentang benih yang akan ditanam.
Dede Suhendra yang merupakan
dosen dan peneliti tanaman rosella Faperta Unand menyatakan bahwa “Tanaman
rosella memiliki banyak manfaat untuk kesehatan misalnya dapat digunakan untuk
masker wajah, mengatasi infeksi dan peradangan, mencegah kanker, menjaga
kesehatan saluran pencernaan, mencegah penyakit gangguan hati, menurunkan
tekanan darah dan menjaga berat badan ideal”.
“Kami ingin masyarakat memahami
pentingnya menjaga kesehatan dengan memanfaatkan tanaman yang ditanam di
pekarangan rumah tangga”, imbuhnya.
Sejalan dengan itu, kebutuhan
gizi yang diperoleh dari konsumsi sayuran berkualitas juga menjadi program
utama untuk mendukung pencegahan stunting balita di Indonesia umumnya dan
Sumatera Barat Khususnya.
Afrima Sari menyatakan bahwa
“,Stunting akan mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan balita di kemudian hari.
Oleh karena itu permasalahan stunting di Sumatera Barat harus menjadi isu
bersama yang tidak dapat diselesaikan secara sporadis namun harus terukur, terstruktur dan kolaboratif antar
berbagai pihak baik lembaga kesehatan, pertanian, pendidikan dan sosial
kemasyarakat”.
Khusus dibidang pertanian,
diharapkan kedepan dosen dan peneliti mampu mimikirkan, menghasilkan serta
mendiseminasikan varietas yang tidak hanya unggul secara kuantitas tapi juga
kualitas (sudah terbiofortifikasi). Biofortifikasi merupakan suatu proses
peningkatan kualitas nutrisi/gizi pada varietas tanaman melalui program
pemuliaan tanaman. Tercapainya penurunan angka stanting,peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat, peningkatan angka harapan hidup , pemanfaatan bonus
demografi, serta keberhasilan kemandirian/ketahanan pangan maka cita-cita
kedaulatan dan lumbung pangan dunia tahun 2045 insyaallah akan terwujud. Amin
Oleh
: Ryan Budi Setiawan (Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas)