Oleh: Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas
Cabai selain ditaman di ladang atau perkebunan juga bisa ditaman dihalaman rumah. Cabai bisa dijadikan salah satu tanaman pengisi lahan kosong disekitar rumah.
Menanam cabai di rumah memiliki banyak keuntungan. Selain dapat menghiasi halaman dengan tanaman yang rimbun atau ditanam di pot, kita juga dapat langsung memanennya untuk diolah menjadi bahan makanan. Namun, menanam cabai di rumah juga berarti kita harus waspada terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai. Hama dan penyakit dapat merugikan dan bahkan membuat tanaman kita mati atau tidak berproduksi. Karena itu, kita harus segera mengendalikan hama dan penyakit agar tanaman cabai tidak rusak atau mati.
Beberapa hama dan penyakit dapat menyerang tanaman cabai sewaktu ditanam di perkarangan rumah kita maupun di lapang. Apa saja hama dan penyakit cabai tersebut? Nah, pada paragraf di bawah ini akan diuraikan lebih jelas.
Hama yang sering menyerang tanaman cabai :
1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon): menyerang tanaman cabai baru-baru ini dengan memotong batang utama tanaman hingga roboh, bahkan putus. Untuk mencegah infeksi, insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 gram per liter atau insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc per liter dapat digunakan bersamaan.
2. Ulat grayak: hama ulat grayak menyerang daun, buah, dan bagian kecil tanaman cabai. Untuk pengendalian, menyemprotkan insektisida pada malam hari atau sore hari. Gunakan insektisida biologi TurexWP sebagai pengganti insektisida Raydok 28ec atau Direct 25ec.
3. Lalat buah: hama lalat buah menyerang tanaman cabai dengan membuat buah berlubang kecil dan kulitnya menguning. Jika dibelah, biji cabai berwarna cokelat kehitaman dan buah rontok. Untuk mencegah dan mengendalikannya, Anda dapat menggunakan perangkap sexferomon atau menyemprot insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5 hingga 1 mililiter. Anda juga dapat menggantinya dengan insektisida Promectin 18EC dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 mililiter atau insektisida Cyrotex 75SP dengan konsentrasi 0,3 hingga 0,6 mililiter.
4. Tungau atau mite: menyerang tanaman cabai hingga daun menjadi kemerahan, menggulung, menebal, dan akhirnya rontok. Untuk mengontrol dan mencegah, semprot akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 mililiter per liter air. Sebaliknya, semprot insektisida Promectin 18EC dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 mililiter per liter air.
5. Nematoda: adalah organisme pengganggu yang menyerang tanaman. Mereka menyerang area perakaran tanaman cabai. Jika tanaman terserang, transportasi bahan makanan terganggu dan pertumbuhan terhambat. Selain itu, kerusakan yang disebabkan oleh nematoda dapat memungkinkan bakteri untuk masuk dan menyebabkan bakteri layu. Melakukan penggiliran tanaman dan menanam varietas cabai yang tahan terhadap nematoda adalah metode pencegahan yang efektif. Jika daerah yang ditanami endemik, pemberian nematisida dapat dilakukan bersamaan dengan pemupukan.
Selain hama (hewan penganggu tanaman), penyakit yang sering menyerang tanaman cabai adalah sebagai berikut:
1. Penyakit antraknosa: juga dikenal sebagai penyakit patek, adalah gejala yang muncul pada kulit buah cabai. Gejala ini kemudian berkembang menjadi bercak hitam, yang kemudian menyebar, dan akhirnya membusuk. Untuk pengendalian, semprot fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 hingga 2 gram per liter air. Untuk menggantinya, semprot fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 hingga 2 gram per liter air.
2. Penyakit busuk Phytopthora: gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang mengalami bercak cokelat kehitaman dan akhirnya membusuk dengan cepat. Penyakit ini dapat menyerang daun, batang, dan buah tanaman cabai. Pengendalian dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 77 WP dengan dosis 1,5 hingga 3 kg per hektare dan fungisida Victory 80WP konsentarsi dengan dosis 2 hingga 4 gram per liter. Selain itu, fungisida sistemik Starmyl 25 WP dengan dosis 0,8 hingga 1 gram per liter juga digunakan.
3. Rebah semai: penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat mereka masih dalam persemaian. Jamur Phytium sp. adalah penyebab penyakit ini. Untuk mencegahnya, benih dapat diperlakukan dengan Saromyl 35SD dan disemprot dengan fungisida sistemik Starmyl 25WP pada saat dipersemaian dan pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 hingga 1 gram per liter.
4. Penyakit layu fusarium dan layu bakteri: pada fase generatif, penyakit layu fusarium dan layu bakteri biasanya terjadi pada tanaman cabai. Disarankan untuk menyiram Kocide 77WP dalam konsentrasi 5 gram per liter per lima tanaman untuk mencegahnya. Dalam sepuluh hingga empat belas hari, mulailah saat tanaman menjelang berbunga.
5. Penyakit bercak daun: penyebabnya adalah jamur Cercospora capsici. Gejalanya adalah bercak bercincin yang berwarna putih di tengahnya dan berwarna cokelat kehitaman di tepinya. Untuk mencegahnya, Anda dapat menyemprot fungisida Kocide 54WDG dengan konsentrasi 1,5 hingga 3 gram per liter atau fungisida Victory 80WP dengan konsentrasi 2 hingga 4 gram per liter selama tujuh hari.
6. Penyakit virus mozaik: saat ini tidak ada pestisida yang dapat menyembuhkan penyakit virus mozaik. Satu-satunya cara untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mengontrol hewan pembawa virus, yaitu kutudaun (aphids).
Demikianlah berbagi ilmu tentang hama dan penyakit tanaman cabai ya sahabat. Selamat menanam cabai, semoga cabai teman semua tumbuh subur,buahnya banyak,serta tidak terserang hama dan penyakit di atas ya. #SPS#DosenPertanianOrganik#CalonProfesorMudaAmin.