Oleh: Silvia Permata Sari
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas
Dalam melaksanakan program pertanian organik tentu harus memakai bahan bahan yang bebas dari zat kimia alias bahan yang organik. Salah satunya adalah pupuk organik cair.
Pupuk organik cair ini dikenal juga dengan istilah POC.Pupuk ini terbuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, sisa tanaman, atau limbah dapur yang difermentasi menjadi bentuk cairan. POC telah banyak digunakan petani di berbagai belahan dunia karena memiliki kelebihan dibandingkan pupuk anorganik (pupuk kimia).
Adapun beberapa kelebihan POC yaitu sebagai berikut: mudah diserap oleh tanaman karena dalam bentuk larutan, dapat memperbaiki struktur tanah karena mangandung mikroba yang baik untuk tanah, meningkatkan kesuburan tanah karena mengandung unsur hara makro dan mikro, serta mengurangi pencemaran lingkungan (limbah industri peternakan).
Salah satu jenis POC yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman adalah urine sapi. Beberapa keunggulan POC urine sapi yaitu mengandung Nitrogen, Phospor, Kalium (NPK) yang sebagian besar dalam bentuk urea serta hormon auksin (uksin a dan auksin-b) yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, mengandung bakteri dan mikroorganisme yang dapat menyuburkan tanah, lebih mudah diserap oleh tanaman karena memiliki ukuran partikel yang kecil, ramah lingkungan, serta biaya produksi POC urine sapi tergolong murah dan dapat diproduksi secara mandiri.
Di sisi lain, penggunaan POC urine sapi juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu kandungan nutrisi di dalam pupuk ini berbeda-beda tergantung pada jenis pakan dan kondisi kesehatan sapi tersebut. Selain itu, zat hara yang tersedia tidak selalu dalam jumlah yang banyak, serta pengaplikasiannya harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan bau serta masalah sanitasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa urine sapi mengandung Nitrogen, Phospor, dan Kalium yang lebih tinggi daripada kotoran padatnya, yaitu 1,00% Nitrogen, 0,50% Fosfor, dan 1,50% Kalium, 92% air. Namun dosis penggunaan POC urine sapi harus sesuai dengan tanaman agar tidak membahayakan dan mendapatkan hasil yang optimal. Selain itu, perlu juga diperhatikan kebersihan dan kualitas bahan baku yang digunakan karena akan memengaruhi kualitas POC yang dihasilkan.
Dosis yang digunakan dalam pengaplikasian POC urine sapi berbeda-beda setiap tanaman. Berdasarkan penelitian, dosis POC urine sapi sebesar 2,5 liter/m2 atau setara dengan 400 ml/tanaman untuk tanaman kubis, dan 0,5-1 liter/m2 atau setara dengan 80-160 ml/tanaman untuk tanaman cabai, serta 1,5 liter/m2 atau setara dengan 300 ml/tanaman untuk tanaman jagung.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknologi pembuatan POC urine sapi.
A. Alat dan bahan yang diperlukan yaitu: urine sapi segar, air bersih, ember atau wadah plastik, asam sulfat, wadah kedap udara atau botol plastik, air cucian beras, EM4, dan gula merah.
B. Cara Pembuatan POC urine sapi yaitu sebagai berikut:
1) . Campurkan 1 liter urine sapi segar dengan 3 liter air bersih ke dalam wadah.
2) . Tambahkan 5 ml asam sulfat per liter campuran urin sapi dan air (jumlah asam sulfat dapat disesuaikan dengan pH awal larutan).
3) . Aduk campuran secara merata dan tutup wadah dengan tutup kedap udara.
4) . Simpan wadah pada suhu kamar selama 7-10 hari.
5) . Setelah 7-10 hari, aduk campuran dan saring untuk memisahkan cairan dari endapan.
6) . Tuangkan cairan ke dalam botol atau wadah lain untuk penggunaan.
Selain cara di atas, ada cara atau prosedur lain yang dapat dilakukan untuk membuat POC urine sapi. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
1. Campurkan urine sapi cair dan air cucian beras.
2. Lalu ditambahkan 2 tutup EM4 dan cairan gula merah sebanyak 2 sendok makan.
3. Kemudian, aduk campuran secara merata dan tutup wadah dengan tutup kedap udara.
4. Simpan wadah pada suhu kamar selama 7-10 hari.
5. Setelah 7-10 hari, POC urine sapi telah dapat digunakan.
Pembuatan POC urine sapi ini perlu diperhatikan kebersihan dan kualitas bahan yang digunakan, serta menjaga keseimbangan nutrisi dan pH larutan agar mendapatkan hasil yang optimal. Penggunaan asam sulfat dalam pembuatan POC urine sapi ini bertujuan untuk membantu mengatur pH larutan dan mempercepat proses fermentasi. Dalam proses fermentasi ini pH idealnya adalah sekitar 5-6. Urine sapi memiliki pH yang cenderung basa, yaitu sekitar 7-9 sehingga dengan ditambahkannya asam sulfat, maka pH larutan dapat diatur menjadi lebih asam sehingga cocok untuk proses fermentasi.
Asam sulfat dalam pembuatan POC urine sapi ini selain untuk mengatur pH juga bermanfaat sebagai bahan pengawet yang dapat membunuh bakteri dan patogen dan menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dalam proses fermentasi. Penggunaan asam sulfat perlu diatur dengan hati-hati dan tidak boleh berlebihan. Jika digunakan dalam jumlah yang tepat akan meningkatkan kualitas dan keamanan pupuk organik cair yang dihasilkan.
Pembuatan POC urine sapi melalui proses fermentasi bertujuan mengubah urea yang terdapat pada urine sapi tersebut menjadi ammonia, sehingga unsur hara dalam POC urine sapi tersebut lebih mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, fermentasi juga berperan untuk membunuh bakteri patogen yang terdapat di dalam urine sapi, sehingga POC yang dihasilkan lebih aman dan stabil. Fermentasi juga dapat mengurangi bau yang tidak sedap dari urine dan membuat POC lebih mudah disimpan dan diaplikasikan. Dengan demikian, fermentasi adalah langkah yang penting dalam pembuatan POC dari urine sapi agar kandungan nutrisi di dalamnya optimal dan dapat memberikan manfaat terbaik bagi tanaman. POC urine sapi dapat digunakan setelah dilakukan fermentasi selama 7-14 hari. Namun, lamanya waktu fermentasi yang optimal dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan tempat fermentasi dilakukan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi waktu fermentasi antara lain suhu, kelembaban udara, jenis mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi, dan jumlah bahan organik dalam campuran fermentasi. Sebaiknya, sebelum menggunakan POC urine sapi yang sudah difermentasi, dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk memastikan kualitasnya. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan POC urine sapi, yaitu:
1.Kualitas urine sapi: Pastikan urine yang digunakan berasal dari sapi yang sehat dan tidak terkontaminasi dengan bahan kimia atau obat-obatan.
2.Persiapan wadah fermentasi: Wadah fermentasi harus bersih dan steril agar tidak terkontaminasi dengan bakteri atau jamur yang tidak diinginkan. Selain itu, pastikan wadah yang digunakan tidak berlubang dan kedap udara untuk mencegah proses fermentasi berhenti karena oksigen.
3.Penambahan bahan tambahan: Selain urine sapi, dalam pembuatan POC juga dapat ditambahkan bahan tambahan seperti molase atau gula merah sebagai sumber energi bagi bakteri dalam proses fermentasi.
4.Waktu fermentasi: Waktu fermentasi dapat berpengaruh pada kualitas POC yang dihasilkan. Waktu fermentasi yang ideal biasanya antara 7-14 hari, tergantung pada suhu dan kondisi lingkungan.
5.Penyimpanan POC: Setelah proses fermentasi selesai, POC dapat disimpan dalam wadah yang bersih dan kedap udara pada suhu ruangan. Pastikan juga untuk mengocok POC sebelum digunakan untuk memastikan konsistensinya merata.
POC urine sapi yang telah dibuat dapat digunakan atau dikatakan berhasil bila menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
1.Tidak berbau menyengat: POC yang baik dan berhasil tidak akan memiliki bau yang menyengat atau menyebabkan gangguan bagi lingkungan sekitar.
2.Berwarna kecoklatan: POC yang sudah matang dan siap untuk digunakan biasanya memiliki warna kecoklatan, ini menunjukkan bahwa proses fermentasi sudah berjalan dengan baik.
3.Kandungan nutrisi yang baik: POC yang berkualitas harus memiliki kandungan nutrisi yang lengkap seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Kandungan nutrisi ini dapat diuji dengan uji laboratorium.
4.Tidak ada bahan berbahaya: POC yang baik tidak mengandung bahan berbahaya seperti logam berat atau bahan kimia berbahaya lainnya.
5.Meningkatkan kesuburan tanah: POC yang berkualitas dapat meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas hasil panen.
Kandungan unsur hara POC sangat bervariasi tergantung bahan yang digunakan dan proses pembuatannya. Pada umumnya POC mengandung unsur hara makro seperti NPK (Nitrogen, Phospor, Kalium), serta unsur hara mikro seperti Besi, Seng, dan Mangan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Namun dibalik kelebihannya, POC juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah kandungan nutrisi yang rendah sehingga perlu dilakukan pemupukan secara rutin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, keterbatasan daya tahan dan stabilitas sehingga perlu disimpan dan diaplikasikan dengan benar agar tidak mengalami kerusakan dan penurunan kualitas, serta memerlukan waktu untuk membuat dan mengaplikasikan POC tersebut.