Apa Itu Diabetes



Oleh: Ns. Muthmainnah, M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas


Diabetes merupakan penyakit kronis yang paling sering ditemukan di abad ini. Diabetes menjadi penyebab kematian keempat di dunia. Data dari International Diabetes Federation (IDF) menyatakan akan terjadi peningkatan jumlah pasien diabetes melitus dari 10,3 juta pada tahun 2017 menjadi 16,7 juta pada tahun 2045. 

Diabetes melitus mengacu pada penyakit dengan gejala kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan tubuh tidak lagi memiliki hormon insulin atau insulin tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Gula darah pada saat puasa berada di atas 126 mg/dl dan dua jam sesudah makan melampaui 200 mg/dl.

Tanda dan gejala umum yang dialami oleh pasien diabetes yaitu: rasa haus berlebihan (polidipsi), nafsu makan berlebihan (polifagia), turun berat badan, kelelahan yang menetap dan sering pipis (polyuria). Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal menyerap lebih sedikit air kembali ke dalam darah, sehingga air lebih banyak diekskresikan melalui urin. 

Seseorang dengan diabetes merasa harus buang air kecil lebih sering dari biasanya di malam hari. Peningkatan kadar gula darah yang terjadi pada diabetes dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi secara efektif. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan yang persisten.

Masyarakat perlu mengenali faktor-faktor risiko timbulnya diabetes sehingga bisa mengantisipasi sebelum terlambat. Penting bagi setiap orang untuk mengenali faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya diabetes di kemudian hari. Dengan sedari dini mengetahui faktor risiko, maka kita hendaknya dapat menerapkan langkah-langkah preventif untuk menghindari supaya tidak terkena diabetes di kemudian hari.

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah salah satu faktor risiko terbesar yang berkontribusi pada terkena penyakit diabetes. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1, terutama orang tua. Gaya hidup yang tidak aktif (sedentary live) memiliki hubungan erat dengan peningkatan risiko terkena diabetes. Aktivitas fisik yang teratur dan cukup memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, termasuk pengaturan berat badan. 

Pola makan yang tinggi gula, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.Kehamilan dapat menjadi faktor risiko dalam pengembangan diabetes gestasional, yang merupakan bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan. Jika mengalami tanda dan gejala di atas, Masyarakat perlu memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.