Cara Mengatasi Gangguan Kulit Dermatitis



Oleh: Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, S.Kep., M.Kep

Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Dermatitis atau eczema merupakan peradangan atau inflamasi yang terjadi pada kulit akibat alergi atau sekelompok kondisi yang menyebabkan peradangan kulit, teriritasi dan sering gatal (American Academy of Dermatolgy Association). Tanda dan gejala dermatitis secara umum berupa gatal  (pruritus), kulit kering, ruam pada kulit yang membengkak, warna kulit dapat bervariasi tergantung warna kulit penderita, bias saja terdapat kulit yang melepuh, dapat berisi cairan dan kulit yang mengeras, kulit mengelupas (ketombe), penebalan kulit ataupun benjolan pada folikel rambut.

Berbagai faktor risiko terjadinya dermatitis antara lain usia, dimana dermatitis dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi dermatitis atopik (eksim) lebih sering terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa, dan biasanya dimulai pada masa bayi. Factor lain berupa alergi dan asma, orang yang memiliki riwayat eksim, alergi, demam, atau asma pribadi atau keluarga lebih mungkin mengalami dermatitis atopik. 

Pekerjaan juga dapat menjadi factor resiko dimana pekerjaan yang bersentuhan dengan logam, pelarut, atau bahan pembersih tertentu meningkatkan risiko dermatitis kontak. Kondisi kesehatan seperti gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV/AIDS meningkatkan risiko dermatitis seboroik. Komplikasi dermatitis dapat berupa luka terbuka, yang dapat terinfeksi akibat menggaruk ruam yang gatal. Infeksi kulit ini dapat menyebar dan sangat jarang mengancam jiwa. Selain itu dapat hiperpigmentasi atau hipopigmentasi pasca inflamasi dan membutuh berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk kembali ke warna kulit normal.

Penderita dermatitis dianjurkan untuk menghindari makanan yang kemungkinan menyebabkan radang atau flare (sering laporan kejadian akibat pergantian konsumsi telur, susu dan kacang), menghindari kebiasaan menggaruk, menjaga kebersihan dan menghindari tungau debu rumah untuk mengurangi keparahan penyakit. Penderita juga dapat menggunakan matras/ kasur kedap air efektif untuk mengurangi resiko paparan tungau. Serta dapat menggunakan krim pelembab tangan yang bebas pewangi untuk mengurangi resiko iritasi akibat sering mencuci tangan.

Penggunaan pakaian pelindung jika akan melakukan pekerjaan yang mengakibatkan iritasi atau bahan kimia kaustik dapat mencegah kekambuhan penyakit. Penderita juga dianjurkan untuk menghindari kulit kering dengan menerapkan kebiasaan ini saat mandi yaitu mandi lebih singkat. Batasi mandi hanya dalam waktu 5 sampai 10 menit. Gunakan air hangat, bukan air panas. Minyak mandi juga dapat membantu. Gunakan pembersih yang lembut tanpa sabun. 

Pilih pembersih non-sabun tanpa pewangi. Beberapa sabun dapat mengakibatkan kulit menjadi kering. Keringkan badan dengan lembut. Setelah mandi, tepuk-tepuk kulit dengan lembut menggunakan handuk lembut. Penderita dianjurkan melembabkan kulit. Saat kulit masih lembap, lapisi kelembapan dengan minyak, krim, atau lotion. Produk yang ideal adalah yang aman, efektif, terjangkau, dan tanpa pewangi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan mengoleskan pelembap pelindung pada kulit bayi yang berisiko tinggi mengalami dermatitis atopik dapat mengurangi kejadian dermatitis hingga 50%.