Oleh: Ns. Muthmainnah, M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Nilai normal hemoglobin sangat bervariasi secara fisiologis. Hemoglobin
umumnya memiliki perbedaaan antara laki-laki dan perempuan. Hemoglobin pria
dikatakan anemia jika kurang dari 13 gram/100 ml dan pada wanita, hemoglobin
kurang dari 12,0 gram/100ml untuk dapat dikatakan anemia.
Terjadinya anemia disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya produksi sel darah merah yang abnormal, pemecahan sel darah merah yang berlebihan. Penyebab yang berkaitan dengan kurang gizi, dihubungkan pada asupan makanan, kualitas makanan, sanitasi dan perilaku kesehatan, kondisi lingkungan sekitar, akses pada pelayanan kesehatan dan kemiskinan, serta keadaan geografis daerah tersebut. Di Indonesia diperkirakan sebagian besar anemia terjadi karena kekurangan zat besi sebagai akibat dari kurangnya asupan makanan yang bergizi.
Penderita anemia sering mengalami rangkaian gejala yang menggambarkan
perasaan lelah dan penurunan energi, dikenal dengan istilah 5 L (Lesu, Letih,
Lemah, Lelah, dan Lunglai). Selain itu, gejala berupa merasakan sakit kepala
dan pusing serta mata berkunang-kunang, kantuk yang mudah datang, dan kesulitan
dalam mempertahankan konsentrasi. Dari segi tampilan fisik, penderita anemia
dapat terlihat "pucat" pada kulit wajah, kelopak mata, bibir, kulit
tubuh, kuku, dan telapak tangan, yang merupakan tanda klinis yang mudah diamati
secara langsung. Dampak anemia yaitu penurunan imunitas, konsentrasi belajar, bagi
ibu hamil memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan
berat bayi lahir rendah (BBLR)
Anemia dapat diwujudkan melalui perhatian terhadap pola asupan makanan.
Tubuh membutuhkan zat besi yang esensial, dan sumber-sumbernya dapat ditemukan
dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari, termasuk ikan segar, hati, daging,
kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. World Health Organization
(WHO) telah menggarisbawahi tiga program utama dalam rangka menurunkan
prevalensi anemia. Upaya untuk meningkatkan asupan zat besi, asam folat, zink, vitamin
A dan vitamin C melalui pemberian
makanan yang kaya akan zat-zat tersebut serta pemberian tablet tambah darah .
Selain itu, pemberantasan malaria serta pengurangan infeksi parasit juga turut
dianggap penting untuk mengendalikan anemia.