Oleh: Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, S.Kep., M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Penyakit arteri perifer (Peripheral Artery Disease) yang sering dikenal dengan sebutan PAD merupakan kondisi medis yang ditandai oleh penyempitan atau penyumbatan arteri di luar jantung, terutama pada ekstremitas tubuh seperti kaki. Penyakit arteri perifer dapat menyebabkan gejala seperti nyeri kaki, kesemutan, dan bahkan komplikasi serius seperti gangren dan amputasi jika tidak ditangani dan diobati secara dini. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting dalam penanganan penyakit arteri perifer (American Heart Association, 2021).
Penyakit arteri perifer dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain gula darah yang tinggi, kolesterol, lemak dan merokok. Umumnya penderita tidak menyadari gejala awal dan baru akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan jika keadaan sudah parah seperti hilang rasa pada tangan atau kaki, luka atau ganggren. Angka kejadian penyakit arteri perifer lebih tinggi pada laki-laki, karena factor merokok dan pada wanita sering ditemukan dengan penyakit penyerta diabetes meilitus. Salah satu cara untuk mendeteksi penyakit arteri perifer secara dini adalah dengan menggunakan Ankle Brachial Index (ABI). ABI adalah tes yang sederhana dan non-invasif yang mengukur tekanan darah pada pergelangan kaki (arteri tibialis posterior) dan lengan (arteri brakialis). Dengan mengukur perbandingan tekanan darah di dua lokasi ini, kita dapat menilai sejauh mana aliran darah ke ekstremitas bawah terpengaruh.
Tim Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas dalam kegiatan Ipteks berbasis Dosen dan Masyarakat (IbDM) melakukan pemeriksaan ABI (Ankle Brachial Index) kepada 41 orang masyarakat di RT 02 RW 06 Kelurahan Pasar Ambacang pada hari Minggu, 1 Oktober 2023. Kegiatan ini dipimpin oleh ketua tim yaitu Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, S.Kep., M.Kep dari Departemen Keperawatan Medikal Bedah dan dibantu oleh Ns. Yuanita Ananda, S.Kep,. M.Kep dari Departemen Keperawatan Dasar serta Dr. Ns. Rika Sarfika, S.Kep., M.Kep dari Departemen Keperawatan Jiwa. Kegiatan ini juga mengikutsertakan mahasiswa Program Studi Sarjana, Profesi Ners dan Magister Keperawatan Universitas Andalas. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan skrining awal gangguan arteri perifer pada masyarakat di RT 02 RW 06 Kelurahan Pasar Ambacang. Hasil pemeriksaan ditemukan 6 orang dengan nilai ABI pada rentang 0,71-0,9 yaitu Mild Obstruction, dimana level ini merupakan borderline perfusion / batasan perfusi. Gejala primer PAD yang dirasakan berupa nyeri pada pantat / betis ketika berjalan (klaudikasio intermiten) mulai terasa. Selain itu juga ditemukan 7 orang dengan nilai ABI >1,3 yaitu terjadi Severe Calcified Vessel dimana terjadi kalsifikasi pembuluh darah yang parah, akibat penumpukan kalsium di dinding pembuluh darah sehingga pembuluh menjadi kaku, tidak elastis, dan mempengaruhi aliran darah normah. Akibatnya tekanan pada pembuluh darah di kaki meningkat.
Ketua tim pengabdian menjelaskan manfaat kegiatan ini “dengan adanya kegiatan skrining ini dapat mendeteksi lebih dini penyakit arteri perifer yang tidak disadari masyarakat, sehingga penderita dapat memeriksakan diri lebih lanjut, menjalani pengobatan dan perawatan agar tidak terjadi komplikasi penyakit” ujarnya. “Kami juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Ketua RT, Kader Kesehatan dan Tim PKK di RT O2 RW 06 Kelurahan Pasar Ambacang atas kerjasama dan partisipasi aktif sehingga kegiatan ini terlaksana dengan lancer” tutur Ketua Tim Pengabmas.
Pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) adalah alat yang efektif dalam deteksi dini Penyakit Arteri Perifer (PAD). Upaya yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Keperawatan dalam melakukan pemeriksaan ABI merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa pasien yang berisiko PAD dapat diidentifikasi dan dirawat segera. Dengan deteksi dini, kita dapat mencegah komplikasi yang serius dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan PAD.