Oleh: Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, S.Kep., M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kondisi yang timbul akibat terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah koroner (pembuluh yang berfungsi untuk memberi suplai darah ke otot jantung). Akibatnya, suplai darah menuju otot jantung akan berkurang atau yang paling parah bisa berhenti. Jika penyumbatan yang terjadi tidak diatasi sesegera mungkin, maka akan semakin banyak otot jantung yang mengalami kerusakan dan menyebabkan jantung tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Tindakan PCI yang sering dikenal dengan pemasangan cincin jantung menjadi tindakan utama untuk memperbaiki sirkulasi darah ke koroner. PCI merupakan tindakan melebarkan penyempitan arteri koroner dengan menggunakan balon yang diarahkan melalui kateter. Tindakan ini bertujuan untuk membebaskan pembuluh darah yang mengalami penyempitan atau sumbatan trombus. Riset telah menunjukkan bahwa angka re-stenosis setelah angioplasti koroner sederhana tanpa stent adalah 30% sampai 40%, tetapi angka re-stenosis berkurang sampai 20% bila menggunakan stent. Tindakan PCI dapat menurunkan risiko terjadi serangan ulang (recurrent event) (Oxford University Hospital, 2016).
Kebanyakan pasien yang telah melakukan pemasangan cincin pada jantung (PCI) cenderung tidak beraktivitas fisik seperti biasanya, sehingga perlu dilakukan rehabilitasi untuk memulihkan pasien agar dapat kembali menjalankan hidup secara optimal dan produktif. Pasien sangat dianjurkan untuk melakukan olah raga/ latihan fisik secara teratur yang bermanfaat untuk mengurangi efek samping fisiologis dan psikologis tirah baring di rumah sakit, memonitor kondisi fisiologis penderita serta mempercepat proses pemulihan dan kemampuan untuk kembali pada level aktivitas sebelum serangan jantung.
Jenis olah raga yang dianjurkan bagi pasien setelah pemasangan cincin jantung antara lain:
a. Jalan Kaki
Jalan kaki menjadi salah satu olah raga yang sangat dianjurkan untuk pasien PJK yang telah menjalani tindakan PCI. Berdasarkan anjuran PERKI jalan kaki dapat dilakukan dengan frekuensi 4-7x seminggu dan dengan waktu minimal 20-30 menit, lebih optimal 45-60 menit (PERKI, 2019). Berjalan kaki dapat mencegah kejadian komplikasi pada pasien PJK paska PCI.
b. Senam
Berdasarkan protokol standar rehabilitasi jantung, senam dikombinasikan dengan latihan resistensi. Senam dapat dilakukan dengan frekuensi latihan terstruktur 3-5 hari/ minggu, dengan intensitas latihan 60-85% denyut jantung maksimal (prediksi denyut jantung maksimal = 220 – usia) dan waktu yang direkomendasikan 20-60 menit. Latihan resistensi dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari/ minggu, dengan intensitas latihan sedang (hindari menahan napas dan regangan berlebihan) dan durasi waktu latihan diulangi 10-15 kali, 3 set dengan 8-10 latihan berbeda untuk anggota tubuh atas dan bawah.
c. Renang
Renang dapat dilakukan dengan frekuensi 4-7x seminggu dan dengan waktu minimal 20-30 menit, lebih optimal 45-60 menit sesuai anjuran PERKI (2019).
d. Bersepeda
Bersepeda dapat dilakukan pada minggu kedua setelah tindakan. Dilakukan dengan frekuensi 4-7x seminggu dan waktu minimal 20-30 menit, lebih optimal 45-60 menit (PERKI, 2019)