Potensi Sabut Kelapa


Kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Tak tanggung-tanggung, kelapa menjadi komoditas unggulan ekspor Indonesia.  Berdasarkan data Kementerian Pertanian pada 2022 dari rata-rata nilai ekspor kelapa selama periode 2017-2021, kontribusi ekspor kelapa terbesar berasal dari produk turunan berupa minyak kelapa setengah jadi dengan kontribusi 384 juta dolar AS atau 30,21 persen dari total ekspor komoditas kelapa Indonesia. Pada tahun 2021 tercatat pada data BPS bahwa, produksi kelapa nasional mencapai 2,85 juta. Jumlah tersebut meningkat 1,47% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2,81 juta ton.

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang menjadi daerah sentra penghasil kelapa yang memiliki potensi pengembangan cukup besar. Berdasarkan data BPS Sumatera Barat, luas perkebunan kelapa pada tahun 2022 di Provinsi Sumatera Barat mencapai 85.484 Ha dengan jumlah produksi sebesar 99.169 ton. Perkebunan kelapa ini tersebar di berbagai kota dan kabupaten yang ada di Sumatera Barat.  Kabupaten Padang Pariaman menjadi daerah sentra produksi kelapa terbesar  yang ada di Sumatera Barat dibandingkan dengan Kabupaten dan kota lainnya dengan produksi mencapai 38 794 ton pada luas lahan 39. 676 Ha.

Tanaman yang dikenal sebagai tanaman multimanfaat ini tentunya mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Hampir semua bagian dari kelapa mulai dari akar, batang, daun, buah, air dan sebagainya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Sebut saja mulai dari akar yang dapat digunakan sebagai obat, daging buah kelapa dapat diolah menjadi kopra, Virgin Coconut Oil (VCO), minyak kelapa, kelapa parut, santan dan tepung kelapa. Batang untuk papan dan kerajinan, lidi yang digunakan untuk sapu, duannya untuk kreasi kerajinan, Air kelapa  yang memiliki arti penting untuk kesehatan dan dapat diolah menjadi nata de coco.

Disamping itu, limbah dari kelapa yang biasa dikenal dengan sabut kelapa juga tidak kalah banyaknya manfaat yang diberikan. sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya.  Satu butir kelapa kira-kira menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30% serat yang kaya unsur. Sabut kelapa dapat diolah menjad berbagai macam bentuk kerajinan tangan, matras, tali, jok mobil, genteng, karpet, coco fiber, cocopeat.

Selain itu, terkhusus untuk pertanian, sabut kelapa dapat digunakan sebagai media tanam. Komposisi kimia sabut kelapa antara lain selulosa, lignin, pyroligeous acid, gas, arang, ter, tannin dan potassium. Sabut kelapa mengandung unsur kalium sebesar 10,25%, sehingga dapat menjadi alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan pupuk KCl.  Unsur hara seperti Ca, Mg, K, Na dan P  sesuai digunakan sebagai pupuk organik.  Sabut kelapa ini mampu mengikat dan menyimpan air, memiliki aerasi dan drainase yang baik serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.  Sabut kelapa memiliki tingkat pH yang netral. Namun, pada sabut kelapa juga terdapat senyawa tanin yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan tanaman namun masih bisa diatasi dengan cara direndam sebelum digunakan.

Mempertimbangan luas lahan dan produksi kelapa yang ada maka potensi dari sabut kelapa sudah selayaknya perlu dipertimbangkan. Meskipun merupakan produk sampingan namun memiliki nilai manfaat yang besar. Untuk itu perlu adanya dikembangkan pabrik-pabrik pengolahan selain daging kelapa sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani yang tidak tergantung kepada daging buah kelapa saja namun dari berbagai produk turunan lainnya.

Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand