Wahyudi Thamrin

Apa itu Bawang Hitam?

Salingkaluak.com,- Pada saat kita memasak, bawang putih menjadi salah satu bagian bumbu yang tidak pernah ditinggalkan untuk mendapatkan citarasa masakan yang lebih enak. Begitu pentingnya bawang putih sehingga menjadikan bawang putih sebagai salah satu komoditi yang permintaannya selalu meningkat dari tahun ke tahun bahkan untuk memenuhi permintaan tersebut harus melakukan ekspor dari Negara lain. Seperti yang kita ketahui selama ini, bawang putih biasanya langsung kita campurkan bersama dengan bumbu lain yang identic dengan warnanya yang putih sesuai namanya. Namun tahukah kalian bahwa, ada istilah untuk bawang putih yaitu bawang hitam.

Bawang hitam adalah hasil dari proses fermentasi bawang putih segar yang disimpan pada suhu 60–70 derajat Celsius selama 30–40 hari. Bawang putih nanti akan berubah warna menjadi hitam dengan memiliki ciri khas lain, yakni teksturnya yang lembut dan kenyal, juga rasanya yang manis dan asam. Sebab itulah, banyak orang yang sering mengonsumsi bawang ini secara mentah. Namun, ada pula yang menggunakannya sebagai bumbu masakan, seperti pasta, pizza, atau bahkan es krim. Perubahan warna, tekstur, dan rasanya didapatkan dari proses fermentasi ini. Proses fermentasi ini turut mengubah kandungan nutrisi bawang putih, sehingga bawang hitam memiliki manfaat yang berbeda dan lebih beragam.

Bawang hitam apabila dibandingkan dengan bawang putih, memang kandungan kalorinya memang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan kandungan gulanya yang juga lebih tinggi, yaitu sebesar 8 gram dalam 35 gram bawang hitam, yang membuat jenis bawang ini terasa lebih manis. Selain itu, bawang hitam juga memiliki kandungan vitamin yang lebih rendah. Dilansir dari black-garlic.org, proses produksi bawang hitam menghancurkan beberapa jenis vitamin yang sebelumnya tersimpan di dalam bawang putih. Meski demikian, kadar beberapa kandungan mineral justru mengalami peningkatan selama proses pembuatannya. Ini termasuk seng (zinc), kalium, magnesium, zat besi, mangan, fosfor, selenium, tembaga, natrium, kalsium, dan sulfur. Tak hanya itu, bawang hitam juga mengandung senyawa bioaktif yang bersifat antioksidan lebih tinggi. Adapun beberapa kandungan antioksidan yang ada di dalam bawang hitam diantaranya polifenol, flavonoid, alkaloid, dan S-Allylcysteine (SAC). Kandungan SAC dalam bawang hitam membantu tubuh mendapatkan manfaat allicin, yaitu senyawa antioksidan yang ada dalam bawang putih.

Dilansir dari HalloSehat.com, terdapat beberapa khasiat dari bawang hitam apabila kita konsumsi, diantaranya yaitu :

1.      Dapat Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Terdapatnya senyawa antioksidan dalam bawang hitam mampu membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sifat antioksidan ini bekerja dengan melawan radikal bebas dan mencegah stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan sel.

2.      Mampu menjaga kesehatan otak

Manfaat lain yang tak terduga dari bawang hitam yaitu kemapuan dalam  menjaga kesehatan otak. Antioksidannya dapat membantu mengurangi peradangan, yang merupakan efek zat aditif makanan (terutama monosodium glutamat) serta zat lainnya yang bersifat merusak sehingga berpotensi meningkatkan fungsi kognitif, termasuk daya ingat, serta melindungi otak dari berbagai penyakit yang terkait, seperti demensia, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson.

3.      Berperan dalam menjaga kesehatan jantung

Efek antioksidan dan antiinflamasi dari senyawa bioaktif dalam bawang hitam juga memberi khasiat untuk menjaga kesehatan jantung. Senyawa ini terbukti melindungi sel-sel pada sistem kardiovaskular serta mampu mampu menghambat produksi enzim dan protein yang memicu peradangan.

4.      Dapat mencegah penyakit kanker

Adanya senyawa bioaktifnya, bawang hitam juga diduga bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker. Aktivitas antioksidan dari senyawa bioaktif ini mampu melawan radikal bebas berlebih dalam tubuh yang berpotensi menyebabkan berkembangnya sel kanker.

5.      Mampu Mengontrol kadar gula darah

Kandungan senyawa polifenol, flavonoid, dan antosianin dalam bawang hitam bermanfaat untuk menjaga kadar gula dalam darah tetap stabil. Selain itu, sebuah penelitian menyebutkan bahwa sifat antioksidan dari senyawa-senyawa ini juga mampu mencegah berbagai komplikasi akibat penyakit diabetes.

Penulis: Obel SP.MP

Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand