Limapuluh Kota,- Nagari Maek Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Limapuluh Kota helat alek Gadang (Pesta Besar). Duo Rajo naik nobat dan 26 Niniak Mamak dilewakan gala (diumumkan gelar) di Nagari yang dikenal dengan sebutan Nagari Seribu Menhir dan Bukik Posuak (Bukit Tembus).
Kegiatan yang melibatkan seluruh unsur nagari dan masyarakat diadakan pada Sabtu 09/12/23. Perhelatan adat ini dimulai di menhir balai balai batu Jorong Koto Godang dan puncak di Balai Adat nagari Maek di Jorong Aua Duri.
Menhir balai balai batu merupakan bukti sejarah Niniak mamak nan barompek dan nagari Maek satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Balai Batu, dikenal sebagai balai pertemuan niniak mamak nan barompek di Nagari Maek dalam memusyawarahkan setiap urusan dalam nagari. Balai Batu dikenal dengan balai beratap langit, berlantai tanah dan berdinding angin dengan asal duduk dari batu.
Nagari yang berada di hulu aliran Batang Maek dan terkenal dengan tempat keberadaan situs peninggalan zaman Megalitikum tersebut menobatkan Rapinus sebagai Datuak Rajo Bandaro sebagai Rajo Adat dan Rusanto Datuak Rajo Dirajo sebagai Rajo Ibadat. serta 26 orang niniak mamak
Berikut nama nama Niniak Mamak Yang di lewakan Gala pada perhelatan tersebut:
1. Rapinus Gelar Dt Bandaro Suku Piliang Posisi dalam adat Niniak Mamak Nan Barompek Luak Limopuluah dan Rajo Adat di Nagari Maek.
2. Rusanto Dt Rajo Dirajo Suku Mandahiliang, Posisi Rajo Ibadat Di Kenagarian Maek
3. Syukrinal Yandi Gelar Dt Marajo Suku Kampai, Posisi dalam adat Pucuak (pucuk) Koto Ampang Godang dan Pucuak Suku Kampai
4. Hasnul Khatim gelar Dt Sati Suku Malayu, Posisi dalam adat Pucuak Koto Tinggi dan Pucuak Suku Malayu
5. Sardisen gelar Dt Siri Suku Domo, Posisi Dalam Adat Pucuak Koto Godang dan Pucuak Suku domo
6. Asrigem gelar Dt Bandaro Hijau Suku Domo, Posisi dalam Adat Kaompek Suku Koto Godang
7. Efrizal Hendri Gelar dt Patiah Suku Piliang, posisi dalam adat Kaompek Suku Koto Ompang Godang
8. Anton Wardi gelar Dt Bandaro Garang suku Piliang, Posisi dalam adat Kaompek suku Koto Godang
9. Adriyatno Gelar Dt Majo Bosa Suku Mandahiliang, Posisi dalam adat Kaompek Suku Koto Godang
10. Efrimaicon Gelar Dt Rajo Imbang, Suku Kampai posisi dalam adat Kaompek suku Koto Godang
11. dendi Maizel gelar Dt Bosa, suku Mandahiliang, posisi dalam adat Kaompek suku koto bungo tanjuang
12. Asisi gelar Dt Komo, suku Domo, posisi dalam adat kaompek suku koto ronah
13. Sandi Ramadhan gelar Dt Siagar suku Kampai, posisi dalam adat Kaompek suku koto Ompang Godang
14. Kamas gelar Dt malintang Sati, suku Domo, Posisi dalam adat Andiko Koto Ompang Godang
15. Hasmen Ardinal gelar Dt Sinaro, suku Piliang, posisi dalam adat Andiko Koto Tinggi
16. Hafri Rochman HN gelar Dt Sinaro Sati, suku Piliang, Posisi dalam adat andiko Koto aur Duri
17. Zuliawarman gelar Dt Pangka Sati, suku Kampai, Posisi dalam adat Andiko Koto Ompang Godang
18. Maskam Fauzi gelar Dt. Gindo Lelo, suku Mandahiliang, Posisi Dalam adat Andiko Koto Bungo Tanjuang
19. Jukasrizal gelar Dt Mangkuto, suku Kampai, posisi dalam adat Andiko Koto Bungo Tanjuang
20. Adrizul gelar Dt Pado Lobiah, suku Domo, Posisi dalam adat andiko Koto Ronah
21. Nasriven Efendi gelar Dt. Sutan Bagindo Rajo, suku Malayu, Posisi dalam adat andiko Koto Ronah
22. M.Iqbal gelar dt Majo Sinaro, suku Piliang, Posisi dalam adat Andiko Koto Godang
23. Harpeno Gelar Dt Hijau suku Domo, posisi dalam adat andiko Koto Ompang Godang
24. Iron Raharianto gelar Dt. Gonjong suku Kampai, Posisi dalam adat andiko Koto Ompang Godang
25. Nasripen gelar Dt. Nantunggang Suku Kampai, Posisi dalam adat andiko Koto Ompang Godang
26. Sion Gelar Dt. Nantunggang Batuah suku Kampai, posisi dalam adat andiko Koto Ompang Godang
Hadir pada perhelatan tersebut Gubernur Sumatera barat Buya Mahyeldi Ansharullah, Bupati Limapuluh Kota Syafaruddin Dt Bandaro Rajo, Rajo Negeri Sembilan Malaysia, Tampuak Tangkai Rajo Alam Pagaruyuang, Rajo Ibaday Sumpur Kudus, Rajo Adat Buo, Inyiak Majo Lelo dan Rajo Pulau Punjuang.
Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi Ansharullah menegaskan kembali peran penting seorang penghulu di tengah masyarakat Minangkabau
“Menyandang gelar adat (penghulu) tidaklah mudah, karena banyak hal yang mesti dijaga dan diperankan serta harus paham norma adat dan agama. Menjadi Datuak atau Penghulu berarti harus siap menyandang tanggung jawab besar mengurus anak kemenakan, kaum, hingga masyarakat,” ucap Gubernur Mahyeldi.
Mahyeldi Ansharullah berharap agar momentum Penobatan Rajo Nan Baduo (Adat dan Ibadat) serta Batagak Pangulu Nagari Maek tersebut dapaat dimaknai secara mendalam, untuk kembali memahami peran penting seorang panghulu yang diberi gelar Datuak.
Selain itu, Para “Datuak” tersebut hendaknya mampu mempertahankan kearifan lokal yang ada di Maek sehingga dengan invasi budaya luar yang terinfiltrasi adat budaya Minangkabau dapat diatasi.
“Sebab, Rajo dan Pangulu adalah pemimpin tertinggi kaumnya. Selain itu, kita juga harus menyadari dan memahami pentingnya peran Kerapatan Adat Nagari (KAN) sebagai lembaga musyawarah dan mufakat dalam penyelesaian masalah adat di nagari,” ujar Mahyeldi lagi.
Mahyeldi Ansharullah menyakini, bahwa kepercayaan menyandang gelar yang diberikan oleh kaum kepada seorang Rajo dan Pangulu, sehingga dengan sendirinya ditinggikan sarantiang dan didahulukan selangkah, bukan kepercayaan yang muncul dengan sendirinya, melainkan hadir karena kaum memang menaruh harapan.
“Di sisi lain, anak kemenakan dan kaum yang dipimpin juga harus senantiasa menaati dan mematuhi pemimpin pilihannya, serta segala peraturan adat, syarak, dan etika bermasyarakat yang ada,” tutur Gubernur lagi.
Gubernur Mahyeldi juga meyakini, pemaknaan yang kuat akan peran serta fungsi Datuak atau Penghulu, akan berujung lahirnya kepemimpinan dalam nagari yang arif dan bijaksana, serta menghadirkan para penduduk nagari yang saling mendukung dan saling mempercayai satu sama lain.
“Muara dari semua itu, saat Datuak atau Penghulu dapat memimpin dengan baik, maka kehidupan masyarakat nagari akan semakin baik. Sehingga, kemajuan nagari juga akan bergerak lebih cepat, terutama sekali dalam memanfaatkan segenap potensi yang dimiliki,” ujar Gubernur lagi.
Sementara itu, Bupati Safaruddin memberikan apresiasi kepada Niniak Mamak dan Wali Nagari atas suksesnya gelaran perayaan Baralek Gadang Nagari Maek. Kemudian ia menyampaikan selamat datang kepada raja-raja dari berbagai daerah yang telah datang ke Nagari Maek. Ia kembali mengingatkan bahwa niniak mamak perlu kembali merangkul anak kemenakan untuk senantiasa berangkulan dalam membangun Nagari Maek. Terlebih di zaman digital ini, ninik mamak berperan besar untuk mengarahkan kemajuan generasi di kaumnya.
“Upaya memajukan anak kemenakan tersebut dapat terwujud jika setiap Penghulu memiliki kesadaran untuk peningkatan kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan,” ungkap Bupati Safaruddin.
Wali Nagari Maek, Efrizal Hendri Datuak Patiah selaku penanggung jawab kegiatan mengucapkan ribuan terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat Nagari Maek dan segala pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun materil untuk suksesnya Maek Baralek Gadang "Duo Rajo Naiak Nobat, 26 Niniak Mamak balewa gala"
Dari 77 orang Niniak Mamak yang ada di Nagari Maek sudah 29 orang dilewakan gala. 26 orang pada Sabtu 09/12/23, dan 3 lainnya nya sudah duluan menggelar pesta di rumah gadang pasukuan masing masing. Pada kegiatan alek ini Walinagari bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan. KAN sebagai Panitia pelaksana. Bertindak sebagai Ketua Panitia Asrigem Dt. Bandaro Hijau, dibantu Maskam Fauzi Dt. Gindo Lelo (Ketua Bamus).
Pada kesempatan tersebut Bupati Limapuluh Kota juga menyerahkan piagam API Award 2023. Yang mana tahun ini nagari Maek keluar sebagai juara 3 tingkat nasional Kategori Situs Sejarah “Kawasan Seribu Menhir” kata Efrizal Hendri Dt patiah kepada media ini pada Minggu 10/12/23.