Wahyudi Thamrin

Membudidayakan Sayuran Bayam Brazil


Salingkaluak.com,- Bayam Brazil, huemm.. jenis tanaman apa lagi ini? Namanya tidak familiar dan sok keren kebarat-baratan? Wadidau.. mungkin banyak diantara kita yang tidak tahu tentang tanaman yang satu ini. Bahkan terdengar asing dan tidak pernah mendengar sama sekali. Berbeda dengan bayam yang pada umumnnya dikonsumsi selama ini. Namun jangan salah, bayam dari jenis yang satu ini tidak memiliki beragam manfaat seperti bayam yang lainnya. Bayam brazil disebut juga sebagai jenis tanaman pekarangan yang mulai banyak dibudidayakan oleh masyarakat perkotaan pada saat ini. Tanaman ini mulai diimpor dan diperkenalkan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia tepatnya. Permintaan sayuran jenis ini dapat ditemukan di media sosial, di Instagram misalnya dan di berbagai ecommerce. Biasanya permintaan yang tinggi terhadap bayam brazil berasal dari para pembeli yang kebanyakan pecinta taman rumah.

Alasan Bayam Brazil dapat menjadi tanaman pekarangan karena mudah dalam perbanyakan tanaman dan berdaptasi di lingkungan tropis. Alasan lainnya adalah bayam Brazil merupakan tanaman tahunan, sehingga dapat tumbuh dalam waktu yang lama di sekitar pekarangan. Bayam Brazil juga memiliki nilai estetika dari bentuk daunnya yang berbentuk hati. Alasan yang paling utama adalah bayam Brazil merupakan edible plant atau tanaman yang dapat dikonsumsi. Sehinga dapat menjadi sumber pangan bagi keluarga.

Bayam brazil atau bernama latin Althernanthera sisso merupakan spesies tanaman sayuran berdaun yang berasal dari Brazil dan Amerika Selatan. Sayuran ini juga dikenal dengan Bayam Sissoo, Selada Sambu dan Samba. Sayuran ini tergolong dalam family Amaranthaceae yang kini mulai dikenalkan di Negara Indonesia. Bayam brazil termasuk spesies tanaman yang cepat membesar dan mudah dijaga. Bayam brazil memiliki daun yang bisa dikonsumsi mentah ataupun dimasak terlebih dahulu. Bayam brazil juga memiliki nilai estetika dari bentuk daunnya yang berbentuk hati. Bayam Brazil merupakan edible plant atau tanaman yang dapat dikonsumsi. Bayam Brazil dapat diolah menjadi smoothies, salad, keripik, pewarna makanan, sayur bening, dan campuran olahan sayur lainnya.

Secara morfologi, Bayam brazil adalah tanaman sayuran yang  tumbuh rendah atau memiliki postur yang tidak tinggi, warna daun hijau, bentuknya cenderung bulat dan berkerut. Bayam Brazil ini dapat tumbuh setinggi 30 cm dengan lebar daun sekitar 2,0-3,5 cm. memiliki perakaran tunggang dengan panjang akar 20-40 cm. Batang bayam brazil mengandung air (herbaceous), tumbuh tinggi di atas tanah. Bunga bayam brazil berbentuk bulat yang keluar dari ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis, bayam Brasil mampu tumbuh di tanah dengan berbagai kondisi pH. Tanaman bayam Brasil merupakan tanaman yang dapat tumbuh dalam kondisi tanah yang subur, berpasir, maupun berbatu, dengan memiliki kelembaban udara yang tinggi. Bayam Brasil mampu mentoleransi habitat dengan suhu yang paling tinggi mencapai 31ÂșC dan kelembaban udara paling rendah 60%.

Bayam brazil dapat dipanen setelah berumur 30 hari setelah tanam. Pemanenan bayam brazil dapat dilakukan secara berkala dan terus menerus. Pemanenan dilakukan dengan memotong batang muda dari tanaman induk. Bayam brazil yang sudah dipanen sekali menunjukan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan sebelum dipanen, hal ini ditunjukan dengan pertumbuhan kembali lebih tinggi dari pada panen pertama. Bayam brazil dapat dipanen pada umur 15 sampai 30 hari setelah penanaman dan pertumbuhan kembali untuk mendapatkan kandungan flavonoid yang baik. Kondisi lingkungan  dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga mempengaruhi kandungan flavonoid secara langsung.

Dikutip dari buku Mengenal 33 Jenis Toga di Arboretum Tanaman Obat Keluarga (2023) oleh Najmah, S.KM., M.PH., Ph.D, dkk, dan situs Dispertan Kota Semarang, bayam brazil mengandung banyak protein, vitamin A, vitamin C, vitamin K dan vitamin B6. Kandungan ini bermanfaat bagi tubuh, antara lain sebagai berikut: Menjaga kesehatan mata, Membantu pertumbuhan dan menguatkan tulang, Membantu mencegah tumbuhnya sel kanker, Menjaga sistem pencernaan tetap sehat dan mencegah sembelit, Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaga stamina, Menormalkan tekanan darah, Mencegah penuaan dini dan Baik untuk menu diet.

Penulis: Obel SP.MP

Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand