Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand
Bunga telang atau biasa dikenal dengan nama “butterfly pea”, “shankhapuspi”, “Aparajita” merupakan salah satu tanaman yang memiliki daya pikat karena memiliki bunga dengan warna yang mencolok yaitu berwarna ungu. Bunga yang secara ilmiah dikenal sebagai Clitoria ternatea ini merupakan tanaman asli daerah tropis di Asia, saat ini penyebarannya meliputi Afrika, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan dan kawasan Pasifik. Di Indonesia, bunga telang banyak ditemukan di daerah Ternate, Maluku Utara.
Bunga telang termasuk salah satu anggota dari famili Fabaceae atau leguminosa yang memiliki tipe pertumbuhan dengan merambat. Bunga telang mempunyai kelopak berwarna ungu, batang bulat, daunnya berupa daun beragam degan jumlah anak daun tiga-lima buah. Memiliki bunga yang beragam terbentuk di ketiak daun dengan tangkai silinder yang mempunyai panjang ± 1,5 cm, pada kelopak bunga yang dimilikinya berbentuk corong dengan mahkota yang berbentuk kupu-kupu. Basanya bunga telang banyak dijumpai pada daerah-daerah terbuka seperti kebun, pinggir sungai, hutan terbuka, dan lain-lain. Pertumbuhan tanaman telang sangat cepat dan dapat berbunga setelah 30-40 hari setelah tanam.
Saat ini bunga telang banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias. Adapun pembudidayaan bunga telang sangat mudah sebab dapat tumbuh baik di daerah tropik. bunga telang dapat tahan terhadap kekeringan selama 5 sampai 6 bulan di daerah tropis. bunga telang juga dapat beradaptasi dengan baik di daerah tanah berpasir, lempung, alluvial dalam, dan liat, serta tahan terhadap salinitas dan mampu berkompetisi dengan baik terhadap gulma. Pada kondisi kering, bunga telang dapat terus menerus menghasilkan biji selama masa pertumbuhan dengan jumlah produksi biji sebesar 2,77 ton/ha pada umur panen 42 hari.
Bunga telang sudah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyembuhan berbagai penyakit sehingga tidak salah jika bunga ini dijadikan sebagai salah satu tanaman obat keluarga. Bagian bunga telang yang umum dimanfaatkan adalah bunga dan daun. Bunga telang di Indonesia biasanya digunakan sebagai pewarna makanan. Pemanfaatan bunga telang dalam bidang pangan telah dilakukan di beberapa negara. Warna biru dari bunga telang telah dimanfaatkan sebagai pewarna biru pada ketan di Malaysia. Bunga telang juga dimakan sebagai sayuran di Kerala (India) dan di Filipina. Bunga telang ini juga sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan penelitian dipenelitian terdahulu, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Hartono et al (2012), dimana bunga telang ini digunakan sebagai pewarna alami pada es lilin, Fizriani et al (2020) menggunakan bunga telang sebagai pewarna alami cendol, Anggriani (2019) menggunakan bunga telang sebagai pewarna alami untuk industri pangan, Dewi et al(2019) menggunakan bunga telang sebagai pewarna yogurt susu kambing.
Pemanfaatan bunga telang bagi kesehatan manusia yaitu sebagai antioksidan, antidiabetes, anti-obesitas, anti-inflamasi, antimikroorganisme, dan beberapa manfaat fungsional lainnya. Daun bunga ini biasanya yang ditumbuk bermanfaat untuk mempercepat pematanagan bisul, serta sebagai obat batuk apabila diformulasikan dengan penambahan bawang merah dan adas pulosari. Kandungan senyawa metabolit sekunder flavonoid bisa dikembangkan di industri pangan sebagai meningkatkan mutu terhadap 9 warna dan memberikan dampak terhadap kesehatan. Selain itu senyawa metabolit sekunder flavonoid juga berperan untuk sumber antioksidan. Antioksidan tersebut mampu menghambat penuaan dini pada kulit diakibatkan oleh radikal bebas.
Ekstrak seluruh bagian tanaman memiliki manfaat seperti obat cacing, anti inflamasi, antipiretik, antibakteri, analgesik, sedatif, antikonvulsan, antikanker, hipoglikemik,dan lain-lain. Selain itu, tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan Ayuverda konvensional selama ratusan tahun sebagai penambah daya ingat, neutropik, stimulansia, antidepresan, anxiolitik , antikonvulsan dan obat penenang.