Padang,Salingkaluak.com,- Jika kita berkunjung ke kampus Universitas Andalas maka kita akan disuguhkan dengan suasana kampus yang begitu tentram, asri, sejuk, hijau dan damai. Ini tidak terlepas dari penataan kampus yang begitu apik dan tertata dengan baik. Dari mulai kita memasuki gerbang utama sampai dengan keseluruh penjuru kampus dapat kita jumpai begitu banyak pohon-pohon yang rindang disepanjang jalan. Begitupun juga tanaman hias yang ditata sedemikian rupa sehingga membuat siapapun yang berkunjung akan takjub dengan sensasi yang diberikan oleh kampus Power rangers ini.
Salah satu jenis pohon yang banyak ditanam di sekitar kampus Universitas Andalas adalah pohon Ketapang. Pohon ini banyak kita jumpai disepnajang lahan lahan terbuka dekat dengan gedung perkuliahan, parkiran, didepan perpustakaan pusat, disekeliling lapangan bola, dekat masjid utama, ataupun gedung-gedung fakultas dilingkungan Universitas Andalas. Tahukah kamu kenapa pohon Ketapang ini yang banyak ditanam? Ayo tebak, siapa yang pernah datang ke Unand harus bisa menjawabnya.
Pohon ketapang memiliki nama ilmiah Terminalia catappa. Dikenal sebagai tanaman peneduh atau tanaman penghias taman. pohon ini memiliki ciri khas, yaitu bentuk cabang dan tajuknya. Lalu, ukuran dan bentuk daun ketapang cukup besar dan tebal dibandingkan daun pohon lainnya. Pohon ketapang disebut juga tanaman pinggir pantai. Karena habitat terbaik ketapang untuk tumbuh adalah kawasan pesisir pantai. Tapi, ketapang juga mudah beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan dan kesuburan tanah.
Pohon ketapang termasuk tumbuhan asli Asia Tenggara maupun Polinesia hingga Australia bagian Utara. Tumbuhan ketapang dapat juga ditemui di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika Timur, Afrika Barat, Pakistan, India, dan Madagaskar. Di Indonesia, ketapang tersebar di berbagai daerah. Pohon Ketapang di Indonesia mempunyai berbagai nama di tiap daerah. Contohnya, ketapang di Sulawesi Utara dikenal dengan nama Talisei, di Maluku Utara dikenal Tiliho, dan di Papua Barat dikenal nama pohon Kalis. Ketapang secara umum memiliki penyebutan dan nama khusus yang biasa digunakan dalam dunia internasional, yaitu tropical almond, umbrella tree, sea almond, serta beach almond.
Tanaman jenis Terminalia menyebar di berbagai daerah di Indonesia. Tanaman ini biasanya tumbuh di dataran rendah hingga tinggi, di hutan primer atau sekunder, hutan campran, hutan rawa, hutan pantai, hutan jati, hingga di sepanjang sungai. Bila dibudidayakan, pohon ketapang biasanya untuk melindungi daerah pantai dan sebegai pohon peneduh. Pohon ketapang ini biasanya tumbuh pada daerah tropis atau daerah tropis yang memiliki iklim lembab. Melansir dari buku Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid 3 milik Heyne, K. (1987), tanaman ini cocok tumbuh disekitar pesisir dengan ketinggian wilayah sekitar 800 mdpl.
Selain dimanfaatkan untuk pohon peneduh, ketapang juga memiliki beberapa manfaat lainnya. Melansir dari litbang.pertanian.go.id, ada beberapa manfaat pohon ketapang sebagai berikut:
1. Bahan pewarna Daun dan kulit tersebut bisa digunakan sebagai pewarna hitam sehingga bisa digunakan untuk tinta.
2. Menetralkan pH air Manfaat lainnya juga banyak dimanfaatkan oleh penggemar ikan hias terutama ikan cupang. Daun ketapang ini bisa menetralkan pH air sehingga ideal untuk pemeliharaan ikan.
3. Material bangunan Batang pohon ketapang ini memiliki tekstur yang keras dan kokoh. Sehingga pohon ini cocok untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Meskipun kualitasnya tidak sebagus kayu jati dan kayu bangunan lain, namun harga dari kayu ketapang ini sangat terjangkau.
4. Manfaat kesehatan Biji dari pohon ketapang ini memiliki manfaat untuk kesehatan seperti menjaga gula darah, mencegah adanya oksidasi berbahaya, serta menurunkan tekanan darah. Selain itu, biji dari pohon ketapang ini juga bisa dikonsumsi sebagai pengganti dari biji almond dan kenari.
5. Pohon hias Tanaman ini memiliki tajuk yang rindang dan lebar. Sehingga banyak yang menggunakan pohon ini sebagai pohon hias di ruang terbuka hijau, taman, atau bahkan pinggir jalan. Dengan penanaman pohon ini, maka suasana asri dan teguh akan terasa.
Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand