Sejarah panjang mecatat bahwa teh merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peranan besar dalam pengembangan perekonomian masyarakat dan Negara. Dengan begitu pentingnya hingga ada perayaan hari teh internasional yang awalnya dirayakan setiap 15 Desember oleh negara-negara penghasil teh dunia yakni, India, Sri Lanka, Nepal, Vietnam, Indonesia, Bangladesh, Kenya, Malawi, Uganda, dan Tanzania sejak tahun 2005. Namun mulai 2020, Hari Teh Internasional dirayakan setiap 21 Mei secara global. Penetapan Hari teh Internasional untuk memaknai sejarah panjang dan budaya yang memberikan dampak signifikan bagi perekonomian di seluruh dunia.
Tanaman teh (Camellia sinensis) merupakan genus Camellia famili Theaceae. Diyakini teh berasal dari India timur laut, Myanmar utara dan China barat daya. Namun tidak diketahui pasti di mana teh pertama kali tumbuh. Teh sudah sejak lama dikonsumsi. Ada bukti yang menunjukkan bahwa teh telah dikonsumsi di China selama 5000 tahun yang lalu. PBB menyebut teh merupakan minuman kedua terbanyak yang diminum penduduk dunia setelah air putih.
Tanaman teh cocok ditanam di daerah pegunungan. Syarat tumbuh untuk tanaman teh yang paling menentukan pertumbuhan tanaman teh yaitu kecocokan iklim dan tanah. Faktor iklim yang harus diperhatikan seperti suhu udara yang berkisar 13 - 15°C, kelembaban relatif pada siang hari > 70%, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm dengan bulan penanaman memiliki curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih dari 2 bulan. Dari segi penyinaran sinar matahari sangat mempengaruhi pertanaman teh. Semakin banyak sinar matahari semakin tinggi suhu, bila suhu mencapai 30°C pertumbuhan tanaman teh akan terhambat. Pada ketinggian 400 – 800 mdpl, kebun-kebun teh memerlukan pohon pelindung tetap atau sementara. Suhu tanah yang tinggi dapat merusak perakaran tanaman, terutama akar di bagian atas
Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu camellia sinensis var.assamica yang berasal dari Assam dan Camellia sinensis var.sinensis yang berasal dari cina. Camellia sinensis var. assamica daunnya agak besar dengan ujung runcing, sedangkan C. sinensis var. sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Berdasarkan proses pengolahannya, produk teh ada 3 jenis yaitu teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh hijau dibuat dengan cara menginaktifasi enzim oksidase/fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, yaitu dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dalam daun teh dapat dicegah. Teh hitam dibuat dengan cara memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis terhadap kandungan katekin teh. Teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan daun dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi.
Teh mengandung komponen volatil ( mudah menguap ) sebanyak 404 macam. Komponen volatil tersebut berperan dalam memberikan cita rasa yang khas pada teh. Kandungan dalam teh sangat bermanfaat untuk kesehatan seperti, kafein, polifenol catechin dan minyak essensial. Komponen utama dalam teh adalah catechin yang merupakan senyawa turunan tanin terkondensasi, dikenal juga sebagai senyawa polifenol karena memiliki banyak gugus fungsi hidroksil. Selain itu teh juga mengandung alkaloid kafein yang bersama sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang terkandung dalam teh diantaranya adalah vitamin C, vitamin B, vitamin A, yang diduga dapat menurun aktivitasnya akibat proses pengolahan tetapi sebagian masih dapat dimanfaatkan oleh penikmatnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh terutama fluorida yang dapat memperkuat struktur tulang dan gigi.
Penulis: Obel SP.MP
Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unand