Penyakit jantung merupakan
salah satu penyebab kematian yang signifikan dan memiliki prognosis yang kurang
baik pada populasi perempuan. Perempuan memiliki faktor risiko spesifik terkait
penyakit jantung, seperti menopause dan penggunaan hormon, yang tidak ditemukan
pada populasi laki-laki. Faktor-faktor ini sering dikaitkan dengan hormon
wanita (estrogen) yang berperan sebagai pelindung endotel vaskular. Setelah masa
menopause, kadar estrogen menurun, mengakibatkan perlindungan terhadap endotel
pembuluh darah berkurang. Ini dapat mengakibatkan penurunan elastisitas
pembuluh darah, peningkatan tahanan vaskular, dan peningkatan risiko
pembentukan aterosklerosis.
Tim peneliti dari Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas telah mengidentifikasi hubungan antara faktor
risiko menopause dan penggunaan hormon dengan jenis insiden penyakit jantung
pada populasi wanita di Sumatera Barat. Faktor risiko menopause dan penggunaan hormon
yang diidentifikasi meliputi menopause, konsumsi hormon, sulih hormon, suntikan
KB, pil KB, susuk KB, riwayat diabetes gestasional, hipertensi gestasional, dan
pre-eklampsia. Jenis penyakit jantung yang diidentifikasi dalam penelitian ini
termasuk penyakit jantung iskemik, gagal jantung, gangguan irama jantung,
penyakit jantung infeksi, dan gangguan katup jantung. Selain itu, faktor
perilaku seperti merokok, paparan asap rokok, aktivitas fisik, dan stres juga
diidentifikasi dalam studi ini.
Penelitian ini melibatkan
212 wanita yang dirawat inap karena penyakit jantung. Metode penelitian yang
digunakan adalah survei deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit
jantung iskemik merupakan jenis penyakit jantung yang paling umum (53,8%),
diikuti oleh gangguan katup jantung (21,2%) dan gagal jantung (11,8%). Temuan
ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara faktor risiko tertentu
seperti menopause, konsumsi hormon, penggunaan suntikan kontrasepsi, riwayat
diabetes gestasional, hipertensi gestasional, dan pre-eklampsia dengan jenis
penyakit jantung pada perempuan (p < 0,001; p = 0,001; p = 0,002; p = 0,004;
p = 0,001; p = 0,019).
Analisis juga menemukan
bahwa faktor perilaku seperti merokok, paparan asap rokok, aktivitas fisik, dan
stres memiliki hubungan signifikan dengan jenis penyakit jantung pada
perempuan, dengan nilai p masing-masing adalah (p = 0,026, p < 0,001, p <
0,001, dan p = 0,001).
Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa faktor risiko menopause dan penggunaan hormon memiliki hubungan
signifikan dengan jenis penyakit jantung pada populasi perempuan. Artikel ini
memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang faktor risiko penyakit
jantung pada perempuan, terutama di wilayah Sumatera Barat. Metode penelitian
yang kuat dengan melibatkan sampel yang cukup besar menyoroti pentingnya
faktor-faktor spesifik seperti menopause dan penggunaan hormon dalam
hubungannya dengan penyakit jantung pada perempuan. Hasil penelitian ini dapat
menjadi dasar bagi upaya pencegahan dan intervensi yang lebih efektif dalam
menangani penyakit jantung pada populasi perempuan, baik dalam konteks klinis
maupun kebijakan kesehatan masyarakat.