Wahyudi Thamrin

Identifikasi Faktor Risiko Penyakit Jantung pada Populasi Perempuan

Oleh: Ns.Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas


Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang signifikan dan memiliki prognosis yang kurang baik pada populasi perempuan. Perempuan memiliki faktor risiko spesifik terkait penyakit jantung, seperti menopause dan penggunaan hormon, yang tidak ditemukan pada populasi laki-laki. Faktor-faktor ini sering dikaitkan dengan hormon wanita (estrogen) yang berperan sebagai pelindung endotel vaskular. Setelah masa menopause, kadar estrogen menurun, mengakibatkan perlindungan terhadap endotel pembuluh darah berkurang. Ini dapat mengakibatkan penurunan elastisitas pembuluh darah, peningkatan tahanan vaskular, dan peningkatan risiko pembentukan aterosklerosis.


Tim peneliti dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas telah mengidentifikasi hubungan antara faktor risiko menopause dan penggunaan hormon dengan jenis insiden penyakit jantung pada populasi wanita di Sumatera Barat. Faktor risiko menopause dan penggunaan hormon yang diidentifikasi meliputi menopause, konsumsi hormon, sulih hormon, suntikan KB, pil KB, susuk KB, riwayat diabetes gestasional, hipertensi gestasional, dan pre-eklampsia. Jenis penyakit jantung yang diidentifikasi dalam penelitian ini termasuk penyakit jantung iskemik, gagal jantung, gangguan irama jantung, penyakit jantung infeksi, dan gangguan katup jantung. Selain itu, faktor perilaku seperti merokok, paparan asap rokok, aktivitas fisik, dan stres juga diidentifikasi dalam studi ini.


Penelitian ini melibatkan 212 wanita yang dirawat inap karena penyakit jantung. Metode penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung iskemik merupakan jenis penyakit jantung yang paling umum (53,8%), diikuti oleh gangguan katup jantung (21,2%) dan gagal jantung (11,8%). Temuan ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara faktor risiko tertentu seperti menopause, konsumsi hormon, penggunaan suntikan kontrasepsi, riwayat diabetes gestasional, hipertensi gestasional, dan pre-eklampsia dengan jenis penyakit jantung pada perempuan (p < 0,001; p = 0,001; p = 0,002; p = 0,004; p = 0,001; p = 0,019).


Analisis juga menemukan bahwa faktor perilaku seperti merokok, paparan asap rokok, aktivitas fisik, dan stres memiliki hubungan signifikan dengan jenis penyakit jantung pada perempuan, dengan nilai p masing-masing adalah (p = 0,026, p < 0,001, p < 0,001, dan p = 0,001).


Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor risiko menopause dan penggunaan hormon memiliki hubungan signifikan dengan jenis penyakit jantung pada populasi perempuan. Artikel ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang faktor risiko penyakit jantung pada perempuan, terutama di wilayah Sumatera Barat. Metode penelitian yang kuat dengan melibatkan sampel yang cukup besar menyoroti pentingnya faktor-faktor spesifik seperti menopause dan penggunaan hormon dalam hubungannya dengan penyakit jantung pada perempuan. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi upaya pencegahan dan intervensi yang lebih efektif dalam menangani penyakit jantung pada populasi perempuan, baik dalam konteks klinis maupun kebijakan kesehatan masyarakat.