Novel Singa Podium Dari Maninjau Segera Diluncurkan

Padang,SalingkaLuak.com,- Kisah heroik seorang perempuan asal Maninjau kabupaten Agam dituangkan dalam sebuah novel. Cerita tentang H.R Rasuna Said, Perempuan Minang Yang dikenal dengan julukan singa podium ditulis dengan kekuatan narasi sastrawi yang dimiliki seorang wartawan senior dan penulis aktif dari Sumatera Barat. 

Novel yang diberi judul Rasuna Said Singa Podium ditulis oleh Khairul Jasmi yang akrab dengan panggilan KJ dan diterbitkan republika penerbit. 

Rasuna Said Singa Podium bukanlah novel pertama ditulis oleh  KJ. Sudah banyak novel novel berisi biografi tokoh yang ditulis penerima Anugrah Adinegoro 2003 ini.

KJ berharap novel dengan judul Rasuna Said Singa Podium ini bisa mengikuti kesuksesan novel novel yang dia tulis sebelumnya. 

Menurut KJ, kisah Rasuna Said bukanlah kisah kaleng-kaleng. Kisahnya masih tersembunyi di halaman-halaman buku sejarah dan dikenang ketika memperingati hari wafat dan hari lahirnya.

Saat ini publik hanya mengenal nama Rasuna Said sebagai nama jalan nasional di setiap kota di Indonesia," kata KJ kepada wartawan, Minggu (3/3/2024), sembari menceritakan soal novelnya yang segera diluncurkan tersebut.

Jauh sebelum kebebasan berpendapat diperjuangkan, Rasuna Said sudah bergelut dengan persoalan kebebasan menyampaikan pendapat. Sampai ditangkap karena terlalu berani pada masanya, berorasi dengan nada melawan penindasan, tambah wartawan senior yang merupakan salah satu pengurus Forum Pemred itu.

Seperti dikutip dari novelnya, dua ribu massa yang sedang mendengarkan pidatonya pada sebuah kesempatan, terperanjat dan terdiam. Suasana jadi mencekam. Belum pernah terjadi sepanjang sejarah, polisi mengepung pentas tempat seorang nyonya muda berusia 22 tahun berpidato, lalu mengepung dan memborgolnya.

Lidahnya mesti digunting, kakinya mesti diikat, ia harus diusir dari kampungnya, karena pidatonya bisa meruntuhkan tembok kolonial.

Dua ribu massa, yang 90 persen adalah perempuan kota dan desa, kini sudah tak diam. Mereka berteriak, berombak, menggulung, suara mereka lengking, "Rangkayo Rasuna Said, kami bersamamu." Rasuna, perempuan singa podium itu, beberapa menit lalu telah menyiramkan bensin pergerakan. Sudah diiterupsi berkali-kali oleh polisi Belanda, kini tak bisa lagi. Tangkap! "Rangkayo... Rangkayo....," suara itu bagai kors dan Rangkayio Rasuna Said digiring menyibak massa. Ia dibawa pergi. Ini, Selasa 29 November 1932 Rangkayo Rasuna Said ditangkap pada siang yang garang.

Rasuna Said adalah tokoh perempuan yang menyadarkan kaumnya; majukan perempuan dengan pendidikan agar mereka merdeka.

Sebagaimana novel-novel KJ sebelumnya, kisah-kisah perjuangan pendidikan merupakan sebuah gerakan membangkitkan kesadaran atas kemajuan zaman.

Memang belum ada teori lain, perubahan sosial umumnya terjadi karena pendidikan. Semangat sejarah dan kesadaran tersebut membuat KJ kian produktif menyampaikan kisah-kisah berharga untuk generasi sekarang dalam versi novel.

Novel biografi ulama-ulama besar Minangkabau yang telah direlis wartawan utama ini yaitu; Inyiak Sang Pejuang, Syekh Sulaiman Arrasuli (Republika, 2020), Perempuan yang Mendahului Zaman, Syekhah Rahmah el Yunusiyyah, Pendiri Sekolah Perempuan Pertama di Indonesia, Diniyyah Puteri (Republika, 2020), Syekh Ibrahim Musa Parabek, Sang Ulama Penggerak (Republika, 2022), Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi, Guru Para Ulama Indonesia (Republika, 2023) dan Rasuna Said Singa Podium (Republika 2024).

Abdullah Khusairi dosen Literasi medai pada fakultas Dakwah dan ilmu komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang telah membaca novel ini sebelum diterbitkan mengatakan bahwa novel novel karya Khairul Jasmi layak dimasing masing rumah memilikinya untuk dibaca. 

Novel karya KJ merupakan bacaan yang layak bagi semua, menyadarkan pentingnya keadaan sekarang kita syukuri dibanding pada masa lalu, terus berjuang untuk lebih baik dari waktu ke waktu," ujar Abdullah Khusairi